Yaitu gelombang halus yang berjalan berkesinambungan ( continuous wave ). Dari paragraf terdahulu dengan paragraf berikut saling terkait, berlanjut dan menyusun sebuah harmoni yang indah. Begitulah seharusnya sebuah paragraf terbangun dengan paragraf lainnya.
Pelajaran menyusun paragraf ini penting. Penting karena sehebat apapun seseorang dalam menuangkan sebuah gagasan, keruntutan menyusun adalah kekuatannya. Demikian sebaliknya, sehebat apapun seseorang menyusun dan merangkai kata, dia akan kalah oleh energi dan kekuatan kata serta gaya dalam bertutur.
Tentang energi dan kekuatan kata sangat ditentukan oleh seberapa besar seseorang memiliki insight dalam gagasannya. Insight adalah cara melihat. Dia melibatkan perasaan, kepedulian, kejujuran dan kekuatan melihat sebuah visi.Â
Kekuatan energi ini harus sehebat sengatan wasabi pada sushi atau sasimi. Dia berfungsi sebagai penyedap rasa. Dengan aromanya yang harum sekaligus tajam, namun tidak menyengat seperti pedasnya cabai. Wasabi akan membuat sebuah tulisan yang meski penuh kritik tapi dapat diterima bahkan menjadi seperti penyedap rasa yang membuat pembaca menjadi ketagihan.
Nah..brothers and sisters, cobalah mengeksplorasi gagasan anda dengan menyusun harmoni antara kekuatan otak kiri dan kanan. Galilah pena kita menjadi goresan yang menusuk tapi tidak mengakibatkan rasa sakit tetapi membuat pembaca kita menikmati kritikan kita dan akan mencari lagi karenanya.
By Rohmatunnazilah
Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H