Dampak influenser atau konten kreator di era disrupsi sekarang ini memang bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi bisa dengan cepat memberikan dampak-dampak positif diantaranya menggerakkan inisiatif kebaikan, menggalang bantuan kemanusiaan, menyebarkan informasi penting secara cepat, membagikan pengetahuan secara mudah dan murah, memberikan hiburan, membagikan kebahagiaan dan masih banyak hal positif lainnya. Namun sebaliknya, influenser juga mampu memberikan dampak negatif yang daya hancurnya luar biasa. Bisa merusak citra sebuah personal, produk, kelompok, komunitas, golongan, perusahaan, daerah bahkan negara. Karena itulah meskipun penggunaan sosial media itu sangat mudah, namun diperlukan kehati-hatian yang ekstra dalam menggunakannya.Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi, seorang influenser bernama Jovi Adhiguna memamerkan aktivitasnya saat menyantap bakso dengan kerupuk babi di resto Bakso A Fung yang noateben bersertifikat halal dari MUI di Bandara Domestik I Gusti Ngurah Rai.Â
Tanpa menyadari akibat dari tindakan ayng dilakukannya, Jovi memamerkan aktivitas menyantap bakso dengan kerupuk babi tersebut di sosmedland. Dus kecaman warga sosmedland pun segera viral kemana-mana. Bukan masalah makan kerupuk babinya yang menjadi masalah utamanya. Pasalnya makan kerupuk babi itu memang merupakan hak asasi Jovi sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya. Yang menjadi pemicu masalah adalah karena Bakso A Fung merupakan restoran yang memiliki sertifikasi halal dari MUI. Tindakan Jovi dianggap menodai sertifikasi tersebut karena menggunakan peralatan makan Bakso A Fung. Penggunaan peralatan makan untuk makanan berbahan babi tersebut dianggap menjadikan sertifikasi halal yang diperoleh dipertanyakan. Pasalnya untuk membersihkan diperlukan persyaratan khusus yang mungkin sulit dilakukan oleh manajemen bakso A Fung.
Bakso A Fung merespon cepat polemik akibat tindakan yang dilakukan oleh Jovi. Selain respon konvensional berupa klarifikasi dan mitigasi dari permasalahan yang terjadi, manajemen bakso A Fung juga segera meminta maaf kepada konsumen serta khalayak di sosmedland. Tak hanya itu, untuk memastikan bahwa bakso A Fung berkomitmen atas sertifikasi halal yang dimilikinya, mereka tak hanya menyingkirkan semua peralatan makan yang ada di resto yang dipakai Jovi, melainkan menghancurkan semuanya agar tak bisa digunakan kembali dan menggantinya dengan peralatan baru.
Semoga pelajaran dari kasus kerupuk babi di Bakso A Fung ini mampu menjadi peringatan bagi konten kreator yang terus berupaya mencari sensasi dengan berbagai cara yang terkadang melanggar etika. Sosial mediamu adalah harimaumu. Dia bisa menerkam dan mencabik-cabik orang lain sekaligus membinasakan dirimu sendiri. Karena itu, bijak-bijaklah dalam bersosial media dan berkreasi. Tabik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI