"Yang proses berkoperasi buktikan kekuatan kerjasama anggota entitas ekonomi yang disebut koperasi ini membawa perubahan positif tanpa harus menghantam dan menyikut bentuk kegiatan ekonomi lain," tandas Halida. "Dengan tekad usaha bersama melalui cara-cara terhormat untuk terpenuhi kepentingan bersama, maka keberhasilan yang diperoleh juga bisa dipertanggung jawabkan kepada seluruh anggotanya," imbuhnya.
"Inti gerakan koperasi, membangun optimisme pada kekuatan sendiri. Koperasi mendorong kesetaraan, mengajak maju bersama," tegas Halida. Ia mengajak masyarakat untuk mengingat bagaimana Bung Hatta sebagai salah seorang perintis koperasi yang juga pejuang kemerdekaan dan pendiri bangsa Indonesia ini memikirkan perekonomian Indonesia. Bahkan sejak Bung Hatta masih berusia di bawah usia 28 tahun, beliau sudah memikirkan perihal wujud perekonomian yang menurutnya akan sanggup bertahan atau sesuai, cocok, untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Bung Hatta yang pada waktu itu masih mahasiswa prihatin melihat keadaan rakyat Indonesia yang diperah oleh penjajahan Belanda. Karena itulah Bung Hatta yang menyimak adanya tipologi kemiskinan struktural rakyat Indonesia dikarenakan penjajahan tersebut bertekad untuk mengakhirinya hingga ke akar-akarnya. Yaitu melalui pola pikir bangsa ini semestinya percaya kepada kekuatan sendiri dan bina kemandirian.
"Maka untuk membangun sistim perekonomian yang bisa menolong kehidupan ekonomi rakyat, serumnya diambil dari DNA bangsa Indonesia itu sendiri," ungkap Halida.
"Kebiasaan masyarakat yang pada dasarnya "guyup" atau ingin selalu bersatu, diangkat ke dalam rancangan bentuk perekonomian politik nasional. Ringkasnya, wujud tanggung jawab, integritas yang dicanangkan, ditanamkan sebagai landasan perekonomian bagi bangsa. Supaya seluruh sila dari Pancasila yang merupakan tujuan hidup bangsa, pada khususnya sila kelima, hidup dan dilaksanakan," paparnya.
Sebagai penutup Halida Hatta kembali mengungkapkan aapresiasinya kepada para pelukis dan seniman yang telah menggagas pameran tersebut. "Kelompok seniman, pelukis, secara DNA nya adalah pengamat yang cermat terhadap ciptaan Tuhan: alam semesta beserta isinya. Sapuan kuas merefleksikan komunikasi ke dalam antara nalar dan batin; menelusuri perkembangan, tantangan, kegelisahan maupun rasa damai. Di balik estetika lukisan, ada misi pendidikan publik," pungkas Halida.
Berdasarkan pemaparan, pemahaman, penyegaran, dan pembaruan pengetahuan kita tentang apa koperasi yang sebenarnya menurut Bung Hatta seperti yang diuraikan Halida Hatta di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa Koperasi sejatinya harus tetap aktual di tengah tantangan zaman yang ada sekarang. Koperasi simpan pinjam pun tetap merupakan solusi terbaik yang bisa diupayakan oleh masyarakat, ditengah gempuran pinjol yang dampaknya sangat membinasakan dan menghancurkan sekarang ini. Tabik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI