Bahkan isu politik dinasti dan isu gender yang dihembuskan lawannya, ternyata tidak menggoyahkan kekuatan pasangan NU PASTI tersebut. Rekayasa akan munculnya kejadian "luar biasa" atau gempa politik seperti yang diharapkan pihak tertentu, ternyata juga mampu dilewati oleh pasangan NU PASTI dengan baik.
"Walaupun ada upaya pihak-pihak tertentu 'mengkriminilasi' pasangan ini melalui isu baligho Usman Sayogi dan isu Dadang M Naser melakukan kampanye terselubung untuk mendegradasi suara NU PASTI," tambah Tarmidzi.
Ketika upaya pembunuhan karakter terhadap Dadang M Naser dan Usman Sayogi tidak akan berdampak secara elektoral. Anehnya, isu baligho Usman Sayogi yang sudah SP3 diangkat lagi.
Sementara itu justru mencuatnya isu penipuan tanah terhadap Umuh Muhtar yang akhir-akhir ini kembali viral yang diduga melibatkan Dadang Supriatna dan isu cipika cipiki Sahrul Gunawan dan Nikita Mirzani, tentunya jusru akan menjadi penghalang terbesar bagi BEDAS untuk menyalib perolehan suara NU PASTI.
Tarmidzi meyakini, secara peluang kemungkinan besar NU PASTI akan keluar sebagai pemenang apabila isu dugaan penipuan yang melibatkan Dadang Supriatna kembali mencuat dan tidak dikelola dengan baik. Sebuah isu serius yang akan menjadi pukulan telak bagi pasangan BEDAS.
Potensi yang dimiliki swing voters benar-benar akan menjadi rebutan ketiga paslon. Sebuah 'pertempuran' akhir yang sangat menentukan sebagai penentu kemenangan.
"Apabila suara swing voters terdistribusi secara merata akan menguntungkan pasangan NU PASTI dengan selisih kemenangan sangat tipis dari BEDAS, yaitu sekitar 5%," pungkas Tarmidzi memprediksi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H