Apakah tidak ngawur? Lha wong motor saja yang notabene bisa memenuhi persyaratan kecepatan minimal, masih tidak boleh masuk jalan tol, ini Anies malah mengusulkan sepeda masuk tol?
Jika orang biasa jadi bingung, usulan itu juga membuat para pembenci (hater) Anies Baswedan seperti dapat panggung. Nyinyiran-nyinyiran bahwa Anies hanya cari sensasi, cari perhatian, dan tak becus bekerja segera dilontarkan dimana-mana.
Bahkan secara satir para hater Anies menyatakan ide Anies tersebut dilontarkan untuk mengurangi populasi penduduk Indonesia. Secara sarkas bisa dikatakan Anies menginginkan para goweser celaka karena menjadi korban sia-sia di jalan tol.
Bahkan salah seorang kolumnis Eko Kuntadhi secara vulgar mempublilasikan tulisannya yang bertajuk "Pembunuhan Berencana Para Goweser" di dalam media Sirulo Multimedia (26/8). Tulisan ini segera viral dan disukai para pembenci Anies.
Namun benarkah Anies sengawur itu hingga membuat usulan blunder yang membuat dirinya jadi bulan-bulanan ejekan hater? Benarkah Anies Baswedan telah hilang akal hingga berencana mengorbankan para pesepeda untuk dibantai kendaraan-kendaraan roda empat yang melaju kencang di jalan tol?
Ternyata jika dikaji lebih mendalam usulan yang dilontarkan Anies tersebut tidaklah mengada-ada. Jika didalami lebih jeli ada beberapa catatan penting sebagai prasyarat sepeda bisa masuk jalan tol tersebut.
Konsultan politik Eep Saifullah Fatah seperti yang dirilis tilik.id, mencoba mengkonfirmasi usulan Anies Baswedan yang dikeluhkan di atas, ia menemukan beberapa fakta yang ternyata berbeda dengan kekhawatiran para hater di atas.
Pertama, ternyata jalan toll yang diminta dijadikan tempat berkegiatan bersepeda adalah jalan layang toll di atas Jalan DI Panjaitan -- Ahmad Yani (dulu disebut sebagai by-pass).
Kedua, waktunya adalah setiap hari Minggu pukul 06-09 pagi. Dan selama tiga jam itu, jalan layang toll itu ditutup total untuk kendaraan roda empat. Jadi, tak terjadi percampuran antara kendaaraan berkecepatan tinggi dengan para pesepeda.
Ketiga, jalan layang toll itu dibuat untuk mengatasi kemacetan jalan DI Panjaitan -- Ahmad Yani. Berbasis riset, hari Minggu pagi (jam 06-09) tak ada kemacetan di ruas jalan di bawah jalan layang toll itu.
Keempat, alasan pengusulan tersebut adalah Gubernur ingin memberikan kesempatan kepada anak Jakarta, warga Jakarta bersepeda di atas, menyaksikan kotanya dari ketinggian di bawah terang sinar matahari yang baru terbit dari arah timur.