Sampai-sampai ada seorang yang saya lupa siapa pernah bilang, rule sosial media zaman sekarang adalah: orang goblog berlaku salah demi sebuah konten untuk ketenaran.Â
Lalu melakukan klarifikasi dengan nada minta maaf atas kelakuan yang dilakukan. Dan biasanya agar lebih manjur klarifikasi dan permohonan maaf tersebut dilengkapi dengan giveaway yang membuat korban dan orang-orang yang sebel bisa menerimanya dengan baik.
Jika Jaya Suprana memiliki spesialisasi sebagai kelirumologi, maka kebodohan yang dilakukan para kreator konten-konten sosial media yang negatif tersebut seneng melakukan apa yang mungkin bisa disebut sebagai "klirufikasi". Yaitu sebuah kesalahan-kesalahan atau kebodohan yang sulit ditebak apakah itu disengaja atau tidak, yang jelas bisa menuai kontroversial dan kegaduhan yang luar biasa, sampai akhirnya hal itu diselesaikan dengan apa yang disebut "klarifikasi".
Bagaimana pun juga memang harus diakui bahwa membuat konten kreatif yang positif itu tidaklah mudah. Karena itu jalan pintas membuat "klirufikasi" adalah cara termudah yang bisa dilakukan untuk mengejar monetisasi yang menggiurkan. Toh kalau ada hal-hal yang mengkhawatirkan cukup bisa diselesaikan dengan klarifikasi seperlunya.
Semoga saja masyarakat sosial media Indonesia bisa segera tumbuh dewasa sehingga tak mudah terjerumuskan oleh trik-trik "klirufikasi" yang membodohkan secara berjamaah. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H