Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Habis Klirufikasi Terbitlah Klarifikasi

2 Agustus 2020   20:22 Diperbarui: 2 Agustus 2020   20:22 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siklus konten negatif - Sumber Foto: Istimewa

"Bersamaan dengan ini, saya sampaikan bahwa sama sekali tidak ada niatan saya menyampaikan kebohongan apalagi sampai merugikan nama baik Pemda Provinsi DKI Jakarta. Jelas bahwa informasi tersebut sesungguhnya bukan bersumber dari saya," posting Ike Muti pada akun sosmednya Minggu (2/8/2020).

"Namun bagaimanapun saya meminta maaf kepada semua pihak dan khususnya Pemda Provinsi DKI Jakarta atas postingan saya yang telah menimbulkan kegaduhan. Saya juga telah menghapus postingan saya sebelumnya. Atas perhatian dan kerjasama semua pihak saya ucapkan terima kasih. Ike Muti," ujarnya meminta maaf.

Capture postingan permohonan maaf Ike Muti - Sumber Foto: instagram.com/ikemuti16
Capture postingan permohonan maaf Ike Muti - Sumber Foto: instagram.com/ikemuti16
Ike juga menjelaskan bahwa dirinya baru mengetahui dari Marantika bahwa informasi yang didapat darinya adalah tidak benar. Namun apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur. 

Tindakan pencemaran nama baik sudah dilakukan oleh Ike. Selanjutnya bola di tangan Pemprov DKI Jakarta. Apakah kasus ini akan berakhir dengan damai, atau terus dilanjutkan seperti halnya kasus Ratna Sarumpaet dulu.

Gara-Gara Monetisasi

Entah harus terasa pahit ataupun manis, yang jelas kasus-kasus viralnya influencer-influencer sosial media di atas tetaplah bisa dikatakan menguntungkan. Meskipun yang terjadi adalah kasus negatif, namun hal itu tetep menguntungkan dari sisi popularitas di sosial media. 

Berkat viral dan melejitnya popularitas karena kasus yang terjadi, maka hal itu bisa menjadi investasi yang menguntungkan bagi masa depan di sosial media.

Demi mendapatkan viral dan mendapatkan modal popularitas, maka banyak netizen yang rela melakukan hal-hal negatif, kontroversial atau apa pun yang penting mampu menjadi viral dan melambungkan namanya di kalangan warganet.

Semua itu gara-gara adanya sistem monetisasi yang diterapkan berbagai platform sosial media yang ada. Popularitas dianggap bisa menjadi gerbang untuk melanjutkan aktivitas lainnya yang menghasilkan uang di sosial media.

Ilustrasi siklus konten negatif - Sumber Foto: Istimewa
Ilustrasi siklus konten negatif - Sumber Foto: Istimewa
Mulai dari hal-hal yang beresiko seperti yang dilakukan Ferdian Paleka, Edo Putra dengan prank bingkisan sampahnya, Indira Kalistha dan suaminya yang lecehkan ancaman virus corona, Sarah Keihl yang lelang keperawanannya, Anji (duniamanji) dan Jerinx SID dengan teori konspirasi coronanya, sampai pada Ike Muti dan mungkin banyak konten kreator konyol lainnya. 

Bahkan Dedi Corbuzer dengan podcastnya yang digosipkan oleh warganet sebagai media mencari kuantitas penonton (view) melalui klarifikasi kasus-kasus kontroversial dan banyak lainnya.

Boleh jadi sosial media memang bisa menjadi media penyebaran pengetahuan (knowledge sharing) yang cepat dan mencerdaskan, namun sebaliknya jaga mampu menyebarkan kebodohan dengan cepat pula. Bahkan para jurnalis yang katanya merupakan pilar keempat demokrasi yang bisa menjadi mata dan telinga masyarakat, karena tuntutan kuantitas view, follower dan subscriber yang besar maka tak jarang terperosok juga pada berita-berita yang clickbait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun