Perkembangan serangan pandemi corona covid-19 bukannya makin mereda namun di beberapa daerah dikabarkan kembali menggila.
Apalagi muncul fenomena baru bahwa virus corona tersebut tak hanya bisa disebarkan melalui droplet atau percikan semata, kini malah bisa disebarkan melalui udara atau aerosol.
Padahal, setelah beberapa waktu lamanya masyarakat melakukan karantina mandiri, isolasi, lockdown, PSBB atau apapun namanya, berharap pandemi covid-19 ini bisa sedikit ditanggulangi atau bahkan diatasi.
Apalagi pengorbanan masyarakat boleh dikatakan tidaklah kecil. Perekonomian porak-poranda, pendidikan anak sekolah kalang-kabut, pikiran dan hati sumpek, dan kehidupan sosial tak lagi dilakukan sebagaimana mestinya.
Burn Out
Namun setelah sekian lama menjalankan karantina dengan berbagai macam pernak-pernik permasalahannya, harapan baik muncul dengan adanya pengumuman penerapan protokol  new normal untuk kembali menjalankan aktivitas yang ada.
Dus, masyarakatpun kembali mulai menjalankan berbagai aktivitas yang semula dihentikan karena corona. Mulai kembali bekerja, berusaha, dan aktivitas lainnya yang dianggap perlu untuk dilakukan.
Bahkan banyak diantara masyarakat yang beranggapan atau berpikiran bahwa seakan-akan pandemi covid-19 sudah berhasil dihentikan.
Garangnya peringatan kewaspadaan ancaman corona karya warga - Sumber Foto: dokpri/IST
Karenanya, ketika penyebaran corona kembali menggila, banyak diantaranya yang sudah mati rasa. Sudah mati peduli dan malas memperhatikan lagi berbagai informasi serta himbauan terkait perkembangan penyebaran virus corona.Istilahnya banyak masyarakat yang mengalami "burn out" terhadap permasalahan yang bersinggungan dengan corona.
Malah banyak temuan-temuan baru yang dianggap mengada-ada semisal kalung anti corona yang dirilis Kementerian Pertanian, juga semakin membuat masyarakat makin abai untuk menggagasnya.
Tempat-tempat keramaian seperti ajang "car free day" dipadati masyarakat yang tak lagi memperhatikan protokol jarak aman. Demonstrasi yang padat, rapat dan berdesak-desakan pun juga tak takut untuk dilakukan. Data peningkatan jumlah pasien positif Corona yang mengalahkan jumlah korban di China pun tak lagi diperdulikan.
Untungnya pemakaian masker di ruang-ruang publik sudah menjadi kebutuhan yang wajar bagi sebagian besar masyarakat. Walaupun terkadang hanya menjadi aksesoris mode atau fashion yang dikenakan tanpa memperhatikan hal-hal detil pemakaian yang benar dan aman. Seringkali terlihat masker hanya dijadikan gantungan di leher yang sebenarnya sangat beresiko besar untuk menjadi media penyebaran virus corona tersebut.
Hilang Garang
Perkembangan penyebaran virus corona yang kembali menggila sepertinya sudah tidak begitu menjadi perhatian masyarakat umum. Ketakutan yang mendera seperti pada masa-masa awal penyebarannya tak lagi menjangkiti nyali kebanyakan orang. Peringatan-peringatan bernada garang yang ada di berbagai daerah pelan-pelan mulai menghilang atau bahkan dibuang.
Tak ada lagi hantu pocong yang berjaga di gerbang depan kawasan perkampungan. Sudah jarang pula terpampang postet-poster garang bernada ancaman yang mengingatkan para pendatang untuk taat aturan protokol pencegahan penyebaran covid-19.Mungkin yang tersisa hanyalah aktivitas anak-anak usia sekolah yang masih harus menjalankan sekolah dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ), meskipun setelah usai mengerjakan tugas guru, tak jarang mereka langsung bermain dan berkeliaran bebas di luar rumah.
Mungkin satu-satunya harapan besar untuk menghentikan pandemi covid-19 yang belum juga terlihat tanda-tanda akan berakhir ini adalah melalui penemuan vaksin yang hingga kini masih dalam progres.
Semoga vaksin covid-19 segera berhasil diformulakan, dirilis dan bisa segera digunakan untuk mengimunisasi masyarakat. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H