Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Percayalah Kelimpahan Dari-Nya, Selalu Datang Tanpa Disangka-sangka

8 Juli 2020   10:51 Diperbarui: 8 Juli 2020   11:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pagi tadi bangun tidur ada whatsapp dari teman baik. Teman sangat baik meski belum pernah bertemu sekalipun. Perkenalannya sangat sederhana. 

Berawal dari saya tertarik dengan bukunya yang direview oleh teman saya yang lain. Maka cerita dapat ditebak. Akhirnya saya membeli bukunya.Rupanya kami klik. Apalagi kemudian kami bergabung sama-sama dalam program belajar meditasi bareng. 

Bedanya saya baru beginner, sedang ia sudah menjalaninya puluhan tahun. Lalu kami sering chat. Dari yang serius, saling sharing hal-hal yang bermanfaat dan menginspirasi, hingga cekakak-cekikik nggak jelas. Sampai-sampai anting indah pun pernah dkirimkannya padaku sebagai kenang-kenangan sepulang dirinya dari tugasnya ke daerah yang eksotis.

"Aku mau telpon", ujarnya via WA pagi tadi.

"Lha, monggo," jawab saya girang.

Karena saya paling senang kalau dia sudah berkata seperti itu. Sebab setiap kalimatnya adalah ilmu, dan setiap katanya adalah harapan dan doa baik. Dan adalah sebuah berkat jika dia punya waktu buat telpon saya.

"Halloo..." Suara di seberang sana terdengar riang.

"Eh, sorry..aku baru bangun. Baru sempat baca wa-mu," ujar saya.

"Gini..gini... Kamu tuh pernah kerja di media ya..?" Deg! Agak kaget saya dengan pertanyaannya tersebut.

"Iya. Kenapa, mbak?" jawabnya penasaran.

"Aku tuh mau ngasih project tulisan buat kamu ..."

"Ya Allah, segala puji bagiMu Tuhan seluruh alam... Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..." renung syukur saya dalam hati.

Padahal aku tahu, temannya banyak sekali. Padahal linknya cukup luas. Tapi kenapa saya yang dicolek? Ah, Gusti Allah kalau paring rejeki memang selalu indah caranya.

"Kamu tuh tulisannya segaarr..." lanjutnya memuji.

"Ya Allah Gusti...tangi turu enek sing ngalem... Djaan warrbiyassah..." batinku merasa bombong (Jawa: tersanjung).

Setelah ngobrol sebentar, baru aku ngeh bahwa sebenarnya dia itu sedang deadline dan kewalahan dengan proyelnya yang cukup banyak. Ya, dia adalah seorang penulis, mantan pekerja di sebuah media beken di tanah air dengan oplah yang besar. Buku-buku karyanya meliputi banyak bidang. Selain itu juga menulis biografi orang-orang dan politikus terkenal di negeri ini yang cukup terpandang dan disegani.

" Ya ampun mbaak...lagi deadline kok malah sempat kontak saya dan luangkan waktu buat ngobrol-ngobrol?" kata saya yang sebetulnya senang menerima telpon darinya. Namun nggak tega berlama-lama, karena makin lama berbicara dengan saya, artinya beban waktu untuk menyelesaikan tulisannya makin molor.

Tidak cuma menawari proyek menulis, selain itu dia juga pesan bebek (lagi), selain itu temannya juga ikut pesan, selain itu juga pesan untuk kebutuhan rutin secara bulanan.

"Dhuuh Gusti Allah, aku mohon ampunanMu..." puji syukurku tak menduga kelimpahan ini.

Padahal kuingat pertama kali dia pesan masakan bebekku, terus terang saya merasa grogi. "Gimana ya ini... ditolak atau diterimakah?' batinku bimbang. Secara dia jaga banget asupan makanannya. Takut kalau dia mendadak batuk karena yang saya jual adalah produk goreng-gorengan.
Tapi bismillah sajalah. Saya terima dan alhamdulillah... tanpa saya beritahu, dia mengatakan kelebihan masakanku.

"Aku tahu ini minyaknya bersih. Aku tahu ini banyak rempah. Aku tahu ini aman. "Dhuh... aku kudu piye...?" batinku senang.

Begitulah... di saat wabah covid-19 yang bikin saluran pernafasan menjadi mendadak sempit, yang bikin anxiety, Tuhan tak akan pernah keliru dan tak pernah alpa untuk tetap memberikan berkat dan rejeki bagi umatNya dari arah yang tidak disangka-sangka.

Jika sudah tiba waktunya, melalui tangan orang yang belum pernah kita temui pun tetaplah akan sampai juga. Tentang bagaimana caranya, tak perlu kita memikirkannya. Just give your best and let God do the rest.

Terima.kasih, Tuhan.. Terima kasih Mbak Sahabat... Terima kasih semesta.. Sending my love for u. Namaste. Tabik.

Paket Kiriman Kuliner
Paket Kiriman Kuliner "Nyah Catering" Siap Dikirim - Sumber Foto: Dokpri/IST 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun