Kedua, ada kenyataan bahwa orangtua lebih panik dan stres terhadap tekanan yang ada ketimbang anak-anaknya itu sendiri.
Tak bisa dipungkiri dengan pelaksanaan PAT atau UKK secara online tersebut, yang nampak tertekan dan kalang kabut justru orangtuanya. Anak-anak yang sejatinya memiliki beban untuk mengerjakan soal-soal ujian tersebut malah terkesan santai dan tenang-tenang saja.
Para orangtua cenderung nampak panik, kelabakan, dan was-was sendiri atas pelaksanaan ujian yang berlangsung. Kepanikan terlebih pada mereka yang memiliki anak usia sekolah dasar.
Kepanikan tersebut nampak mulai dari ketika harus membangunkan anak, mempersiapkan alat-alat untuk pelaksanaan ujian, membantu mengoperasikan gawai, laptop ataupun komputer, termasuk koordinasi dengan guru wali kelas atau pembimbing.
Untuk anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, tingkat kepanikan tersebut agak berkurang.
Kemandirian anak-anak dalam berkoordinasi maupun mengoperasikan gawai sudah cukup tertangani oleh mereka sendiri.
Untuk anak-anak pada golongan usia ini, kehkawatiran orangtua lebih pada apakah anak-anak mereka mampu mengerjakan soal ujiannya dan bagaimana nilai yang diraih dari ujian online ini.
Ketiga, kepanikan orangtua juga terjadi pada saat setelah PAT Online selesai dilaksanakan, terutama pada orang tua anak-anak usia SD. Terlihat dari whatsapp group (WAG) yang diikuti guru wali kelas dan orang tua murid, banyak orang tua yang ragu apakah jawaban PAT sang anak sudah terkirim dengan benar ataukah tidak ke server sekolah.
Meski semuanya telah disetting secara daring (online), para orangtua banyak yang kurang yakin sehingga menjadi ceriwis dan banyak bertanya secara konvensional kepada guru wali kelas apakah jawaban ujian sang anak sudah benar-benar terkirim ataukah belum.
Masalah akan segera terselesaikan dengan mudah jika guru wali kelas yang bertanggung jawab terhadap kelas tersebut tidak gaptek dan mampu menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti.
Tak jarang guru wali kelas yang mengampu pun agak gaptek dan sulit untuk menjelaskan dengan jernih.
Akibatnya kepanikan-kepanikan orangtua tersebut bisa menjadi polemik yang berkepanjangan di group WhatsApp yang ada.