Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenormalan Baru: Kawin Boleh, Nikah Boleh, Hamil Jangan!

29 Mei 2020   00:01 Diperbarui: 29 Mei 2020   00:26 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Kampanye Digital di Socmed Gerakan #KembalikanPopulasi - Sumber: twitter.com/bukanpns 


Salah satu hal positif yang paling menonjol sebagai dampak dari pandemi Covid-19 adalah kedekatan dan kehangatan dalam keluarga yang semakin mesra dan harmonis.

Adanya peraturan #stayathome, #workfromhome, schoolfromhome dan lain-lainnya telah membuat kemesraan hubungan keluarga yang sebelumnya terkendala kesibukan masing-masing di luar rumah, sekarang menjadi berbeda. Karena semua anggota keluarga dipaksa tinggal di rumah membuat hubungan yang sebelumnya renggang menjadi erat dan hangat kembali.Apalagi hubungan suami istri.

Tentu saja bagai pasangan suami istri banyaknya waktu bersama akan membuat interaksi antar keduanya semakin erat dan mesra. Peluang terjadinya hubungan suami istri yang lebih berkualitas pun semakin intensif dan eksklusif. Apalagi bagi pasangan-pasangan muda yang baru mempunyai sedikit anak atau malah belum memiliki keturunan.

Ditambah lagi adanya opini atau wacana ilmiah bahwa hubungan seksual terutama yang mencapai orgasme akan mampu meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas yang dimiliki terhadap ancaman infeksi virus corona selain asupan suplemen vitamin, olahraga dan berjemur.

Sebenarnya tak ada hal-hal buruk yang perlu dikhawatirkan terkait semakin intensifnya hubungan seksual antara suami istri tersebut. Apalagi karena kewajiban #dirumahaja tersebut, mayoritas hubungan seksual yang terjadi merupakan hubungan antara pasangan yang sah.

Bukan perselingkuhan, prostitusi dan hubungan seks ilegal lainnya. Satu-satunya dampak yang dipastikan bisa terjadi karena meningkatkan hubungan seksual suami istri di masa pandemi ini hanyalah melonjaknya angka kehamilan yang tak bisa dihindari.

Asumsi ini juga diperkuat dengan adanyaa kenyataan bahwa banyak pabrik kontrasepsi seperti kondom misalnya, yang terpaksa harus berhenti produksi karena adanya lockdown aau karantina yang ditetapkan.

Seperti dilansir abc.net.au (28/5),Badan koordinasi keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa pengguna layanan kontrasepsi keluarga berencana (KB) yang mereka berikan sudah berkurang hingga 10% sejak awal pandemi.

"Data kami menunjukkan ada penurunan 10 persen pengguna kontrasepsi sejak Maret hingga April. Itu berarti 2 hinga 3 juta orang," jelas Kepala BKKBN Hasto Wardoyo seperti dikutip abc,net.au (28/5).

Maka jika diotak-atik secara nalar berdasarkan data di atas, maka jika ada sekitar 15% saja dari mereka yang berhenti menggunakan kontrasepsi KB tersebut mengalami kehamilan, maka dihitung-hitung akan ada sekitar 300 ribu hingga 450 ribu kehamilan yang semestinya tidak direncanakan.

Adapun rata-rata penyebab penurunan penggunaan kontrasepsi KB tersebut adalah karena mereka takut keluar rumah untuk membelinya, takut ke klinik karena dianggap rawan terinfeksi virus corona, sera karena ketiadaan stock alat kontrasepsi di toko obat, apotik dan lainnya serta banyaknya klinik atau fasilitas kesehatan yang tutup karena fokus kepada penanganan Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun