Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerpen: Si Mbak Pulang Pertengahan Ramadan

23 Mei 2020   22:36 Diperbarui: 23 Mei 2020   22:35 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh iya ya bu," jawab Si Mbak sambil manggut-manggut pasrah saja. Memang adat si mbak selalu begitu. Entah dia setuju atau tidak, yang dia lakukan selalu saja menjawab iya selalu mantuk-mantuk (mengangguk-anggukan) kepalanya. Selanjutnya terserah nanti saja.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan antara aku dan si mbak mengenai permasalahan mudik pada lebaran nanti. Terus terang aku merasa tenang. Meskipun nanti lebaran kami sekeluarga terkurung di rumah, tapi aku tak akan kewalahan. Karena si mbak nggak bisa mudik oleh aturan pemerintah, maka justru aku yang diuntungkan. Baru sekali dalam sejarah selama ini, lebaran kali ini si mbak masih ada bersama kami.

Namun betapa kagetnya aku ketika seminggu menjalani puasa Ramadan, tiba-tiba Si Mbak mengatakan bahwa pertengahan Ramadan ini, dirinya minta mudik lebih dini.

"Kalau bisa sih sebelum tanggal 15 Ramadan ini saya sudah bisa jalan pulang njih bu!" pinta Si Mbak menghiba.

"Loh, bukannya semua pemudik yang memaksa pulang ke daerah nantinya akan dikarantina 14 hari dulu mbak? Mbak nggak takut nanti dikurung di sana setengah bulanan," ujarku mengingatkan tentang kebijakan beberapa pemerintah daerah yang akan mengkarantina semua orang yang memaksa pulang kampung, dengan harapan si mbak akan membatalkan niatnya tersebut.

"Nah justru itu bu. Makanya saya memohon bisa pulang sebelum pertengahan Ramadan ini. Jadi jika terpaksa dikarantina dulu selama 14 hari, saya sudah bisa pulang ke rumah pas menjelang hari Idul Fitri," jelas si mbak menjelaskan maksudnya.

"Jadi Si Tole tidak sedih bu. Lebaran nanti dia masih bisa merayakannya bersama saya. Kasihan dia bu. sejak umur satu tahun hingga empat tahun ini, hanya bisa bersama ibunya saat lebaran saja bu. Selebihnya hari-harinya hanya bersama emak saya saja," sambung si mbak yang membuatku haru.

"Trus nanti Si Mbak balik ke sini lagi kapan? Jangan lama-lama ya mbak?" tanyaku sekaligus meminta.
"Ya secepatnya jika kondisi sudah memungkinkan njih bu. Paling seminggu setelah lebaran saya sudah kembali ke sini bu. Seperti selama ini kan saa selalu epa janji bu," jawab si mbak meyakinkan kepercayaanku.

"Ya sudah mbak. Saya tak bisa menghalangi keinginanmu. Yang penting jaga kesehatan ya. Serem lho mbak corona ini," ujarku menyetujui permintaannya.

...

Akhirnya pada puasa hari ke-13 Si Mbak benar-benar berangkat pulang ke kampung halamannya di Bumiayu. "Waduh bukannya 13 itu angka sial?" batinku waktu itu kurang setuju. Tapi apa boleh buat, setelah berupaya keras mencari-cari tiket travel untuk pulang. Ternyata hanya di jadwal itu yang didapat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun