Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lelang Keperawanan, Motor Presiden, dan Trik Abunawas Lelang Peci Bekas Soekarno

23 Mei 2020   07:11 Diperbarui: 23 Mei 2020   07:30 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarah Keihl Selebgram yang melelang keperawanannya mulai Rp 2 miliar sebagai donasi Covid-19 - Sumber Foto: tribunnews.com   

Inilah postingan IG Sarah Keihl yang menyatakan keputusannya untuk melelang keperawanan demi donasi Covid-19 - Sumber Foto: IG@sarahkeihl
Inilah postingan IG Sarah Keihl yang menyatakan keputusannya untuk melelang keperawanan demi donasi Covid-19 - Sumber Foto: IG@sarahkeihl
Pembicaraan tentang dunia lelang melelang tiba-tiba menjadi topik menarik bagi publik di saat menjelang lebaran ditengah pandemi covid-19 saat ini. Bermula dari heboh lelang keperawanan oleh selebgram Sarah Keihl yang konon dananya akan disumbangkan untuk penanganan Covid-19, selanjutnya disusul oleh kasus lelang motor listrik Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gesits dalam acara acara konser virtual "Berbagi Kasih Bersama Bimbo" pada Minggu, 17 Mei 2020.

Ternyata kedua masalah lelang di atas segera menjadi polemik dan kegemparan di masyarakat. Untuk kasus lelang keperawanan Sarah Keihl, gampang diduga lelang ini pasti menjadi sensasional dan langsung menarik perhatian banyak kalangan masyarakat. 

Bukan dukungan melainkan kecaman dan hujatan karena sebagai masyarakat berbudaya ketimuran yang menjunjung tinggi moralitas, sebuah keperawanan hal sensitif dan sakral yang tentu saja sangat ditabukan dan dipantangkan untuk dibuat permainan apalagi diperjual belikan.Apalagi alasan Sarah adalah untuk bantuan dan kepedulian yang masih bisa dilakukan dengan cara-cara alternatif lainnya yang dianggap beradap dan mulia. "Niat baik harus dilakukan dengan cara baik," begitu ajar orang-orang.  

Terlebih kemudian terkuak indikasi bahwa tawaran lelang keperawanan yang dilakukan Sarah Keihl tersebut ddimaksudkan sebagai sekedar trik untuk meningkatkan engagement akun sosial media yang dimilikinya. Kecurigaan ini diperkuat dengan munculnya bocoran chat antara Sarah Keihl dan manajemennya yang mengindikasikan akan dilakukannya strategi tersebut. Meskipun pada akhirnya fakta ini akhirnya dibantah oleh Sarah. Namun kecurigaan tersebut tetaplah tidak hilang begitu saja.

Singkat cerita akhirnya Sarah minta maaf dan mengaku telah berbuat salah. Lalu ada apa dengan kisah lelang untuk sepeda motor yang bertanda tangan Presiden Joko Widodo?

Presiden Jokowi saat mencoba motor listrik Gesits yang dilelang - Sumber Foto: timesmalang.com
Presiden Jokowi saat mencoba motor listrik Gesits yang dilelang - Sumber Foto: timesmalang.com
Sebenarnya lelang motor listrik Gesits bertanda tangan Presiden Jokowi tersebut berlangsung lancar, seru dan sukses terjual dengan harga Rp 2,550 miliar. Kehebohan baru terjadi setelah acara itu sendiri telah selesai. Ternyata sang pemenang lelang mungkir dari kewajiban membayar. 

Setelah ditelisik ternyata sang pemenang yaitu M. Nuh bukanlah seorang pengusaha batubara tajir, melainkan seorang buruh harian lepas yang tidak memiliki uang sebesar jumlah tersebut.Sontak publik pun menyebut Presiden Joko Widodo, dan pejabat-pejabat tinggi pemerintahan lainnya yang terlibat dalam acara tersebut telah terkena prank. Sebuah kasus prank yang disebut-sebut sebagai prank terbesar dalam sejarah Indonesia bahkan dunia internasional yang melibatkan banyak pejabat penting sebuah negara.

Untungnya ada peserta lelang lainnya yang mau untuk menjadi penyelamat muka panitia acara lelang tersebut. Dialah Warren Tanoe Soedibyo yang akhirnya mau menggantikan posisi M. Nuh sebagai pemenang lelang yang sesungguhnya dan membayar Rp 2,550 miliar sepeda motor listrik bertanda tangan presiden tesrebut. Sementara itu M. Nuh yang dianggap lugu dan tidak mengerti mengenai hakikat sesungguhnya acara lelang yang diikuti dan dimenangkannya tersebut akhirnya dimaafkan dan dibebaskan dari sanksi hukum yang semestinya diterimanya.

Menanggapi kontrovesial yang terjadi pada kedua kasus lelang di atas, mungkin tak ada salahnya kita belajar dari kisah kenangan sejarah mengenai lelang yang juga berkaitan dengan Presiden Indonesia waktu itu yaitu Ir. Soekarno.

Cerita lelang ini juga terjadi pada waktu yang persis menjelang lebaran Idul Fitri seperti sekarang ini. Hal ini dikisahkan oleh Roeslan Abdulgani yang menjadi orang kepercayaan Bung Karno pada waktu itu dalam buku bertajuk Suka Duka Fatmawati Sukarno yang diutlis oleh Kadjat Adra'i.

Menjelang datangnya hari raya lebaran Idul Fitri, Waktu itu Bung Karno tidak mempunyai cukup uang untuk membayar zakat fitrah yang notabene merupakan kewajiban beliau sebagai pribadi. Karena itu, Bung Karno pun segera memanggil Roeslan untuk berdiskusi dan mencari solusi atas masalah yang dihadapinya tersebut.

Presiden pertama RI, Ir Soekarno yang terkenal dengan ciri khas pecinya - Sumber Foto: boombastis.com 
Presiden pertama RI, Ir Soekarno yang terkenal dengan ciri khas pecinya - Sumber Foto: boombastis.com 
Ternyata Roeslan memiliki ide cemerlang yaitu melelang salah satu peci yang biasa dipakai Bung Karno. Tentu saja hal itu merupakan ide brilian, karena peci Bung Karno dianggap masyarakat sebagai barang sakral dan memiliki keistinewaan tersendiri karena telah dipakai oleh Bung Karno sang presiden pada waktu itu.  "Saya punya usul Bung," kata Roeslan. "Saya minta pecinya satu yang pernah dipakai Bung Karno untuk dilelang." Begitu gambaran percakapan yang dituliskan dalam buku tersebut.

"Laku berapa Cak?" tanya Sukarno yang kurang percaya ide tersebut akan membuahkan hasil yang bagus. "Sudahlah, serahkan saja soal itu ke saya. Yang penting kan beres," ujar Roeslan meyakinkan.

Dikisahkan kemudian Roeslan pun menyerahkan peci Bung Karno tersebut kepada keponakannya. Seorang pengusaha peci bermerek Kuda Mas yang kebetulan memang selalu dipakai Bung Karno. Kemudian keponakan Roeslan yang bernama Anang Toyib sang pengusaha peci tersebut segera menggelar lelang Peci Bung Karno. Seperti yang sudah diduga, banyak pengusaha dari Gresik dan Surabaya yang berminat dan antusias untuk mengikuti lelang peci Sukarno tersebut.

Nah yang mengejutkan adalah, ternyata pada perhelatan lelang tersebut, Anang melelang tiga peci. Padahal peci Bung Karno yang dibawa Roeslan hanya satu buah. Ternyata hal itu adalah ide sendiri dari Anang untuk mendapatkan hasil yang lebih besar daripada hanya melelang satu peci semata.

Jika di era sekarang, bisa jadi kecerdikan ala Abunawas untuk menjual peci lawas Bung karno ini akan disebut sebagai prank. Pasalnya memang Anang mengerjai semua peserta lelang. Kepada semua peserta lelang, Anang mengakui bahwa sebenarnya Peci Bung Karno yang akan dilelang hanya satu. Namun ia berkilah bahwa peci Bung Karno tersebut telah tercampur dengan dua peci yang sama, sehingga dia tidak tahu dan tidak bisa mencari mana peci yang asli diantara tiga peci yang ada tersebut.

Untuk menghindari masalah sebelumnya Anang telah berjaga-jaga dengan mengatakan yang sebenarnya. "Saudara-saudara, sebenarnya hanya satu peci yang pernah dipakai Bung Karno. Tetapi saya sudah tidak tahu lagi mana yang asli. Yang penting, ikhlas atau tidak?"

"Ikhlaaas," sambut hadirin tak masalah. "Alhamdulillah," ujar Anang lega dan senang strateginya berhasil tanpa ada masalah yang perlu dikhawatirkan lagi.

Proses lelang pun berjalan lancar. Ketiga peci berhasil terjual dengan baik. Total lelang itu menghasilkan dana sebesar Rp 10 Juta yang kemudian segera diserahkan semuanya oleh Anang kepada Roeslan.

Takjub dengan hasil yang cukup besar, Roeslan pun penasaran dan mencecar beberapa pertanyaan kepada Anang. "Aslinya kan satu?" tanya Roeslan memastikan. "Betul, yang dua itu rencananya akan saya kirimkan ke Bung Karno," jawab Anang dengan santai.

Semakin penasaran Roeslan pun melanjutkan pertanyaan, "Tetapi kok semuanya jelek, Nang?" Tetap santai Anang pun menjelaskan,"Memang saya bikin supaya kelihatan jelek. Peci itu saya ludahi, saya kasih air, saya kasih minyak, pokoknya agar peci-peci itu sudah pernah dipakai Bung Karno."

Seraya menyerahkan uang hasil lelang kepada Bung Karno, Roeslan pun menceritakan kelakuan seperti Abunawas yang dilakukan Anang kepada beliau.

"Kurang ajar Anang," kata Sukarno sambil tertawa. "Kalau begitu, yang berdosa saya atau Anang, Cak?" tanya Bung Karno khawatir. "Ya, Anang," jawab Roeslan menenangkan. "Kalau begitu biarin aja," ujar Bung Karno lega yang kemudian menyuruh Roeslan untuk membagikan uang tersebut sebagai zakat fitrah kepada kaum dhuafa yang ada di makam Sunan Giri.

Soekarno dalam desain pop art - Sumber Foto: Muhammad Fadhel dalam Pinterest.com
Soekarno dalam desain pop art - Sumber Foto: Muhammad Fadhel dalam Pinterest.com
Nah, bagaimana Anda memaknai ketika kisah lelang di atas? Tentunya lelang keperawanan gaya Sarah Keihl jelas tidak pantas kita terima begitu saja. Kelalaian dan keteledoran panitia lelang motor Presiden Jokowi seharusnya juga tidak boleh terjadi lagi. Lalu bagaimana dengan kecerdikan ala Abunawas yang dilakukan Anang dalam melelang peci lawas Bung Karno di atas? Secara pribadi saya bisa menerima dan memaafkan kecerdikan tersebut. Namun tetap perbuatan baik harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika tidak benar-benar terpaksa, sebaiknya tetap dicarikan cara yang lebih baik, lebih mulia, jujur dan terbuka. Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun