Deretan tokoh negara mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Â Ketua-ketua lembaga tinggi negara, Ketua-ketua komisi, Tokoh-tokoh politik, dan artis-artis terkenal dan semua yang terlibat dan berkepentingan dalam acara tersebut semuanya menjadi korban dari prank yang dilakukan M. Nuh tersebut.
Akibat perbuatan yang dilakukannya tersebut, sempat tersiar kabar M. Nuh ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Namun info tersebut segera diklarifikasi oleh pihak kepolisian bahwa M. Nuh tidak ditahan melainkan sekedar diinterograsi mengenai kejadian yang terkait dengan dirinya tersebut.Â
Sebagai wakil dari salah satu pihak penyelenggara, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga mengklarifikasi bahwa M. Nuh dianggap tidak bersalah karena prank yang dilakukannya tersebut dikarenakan dirinya tidak mengerti tentang apa sebenarnya prosesi lelang yang dilakukan pada acara tersebut.Entah bagaimana caranya, melalui koordinasi dan diskusi yang dilakukan kemudian, panitia penyelenggara pun akhirnya telah menetapkan kembali Warren Tanoe Soedibyo sebagai pemenang lelang dan benar bersedia membayar sebesar Rp.2,550 miliar seperti yang dimenangkan M. Nuh.Â
Dengan penetapan Warren Tanoe Soedibyo sebagai pemenang yang nyata bersedia membayar nilai lelang seperti yang disebutkan tersebut maka kasus ini pun bisa dianggap selesai.Â
Panitia penyelenggara lelang tetap mendapatkan dana sesuai nilai keputusan akhir lelang yang sudah ditetapkan, M. Nuh dimaafkan kerena perbuatan tersebut dianggap dilakukan karena ketidaktahuannya, dan pemenang pun tentunya bahagia mendapatkan motor yang diincarnya. Semua orang bahagia dan M. Nuh pun bisa bernafas lega. Tinggal tunggu beberapa waktu berlalu, maka berita tentang kasus M. Nuh ini akan surut dengan sendirinya.
Lihat Juga: Tidak Ditahan, M. Nuh dari Jambi Justru adalah Korban
Itulah kira-kira yang terjadi karena M. Nuh hanyalah orang biasa. Hanyalah seorang buruh harian lepas yang konon katanya salah dalam memahami sebuah acara.Â
Akan sangat berbeda jika saja M. Nuh seorang konten kreator. Jika saja ia adalah seorang konten kreator, maka berbekal kekeliruan yang disebutkan oleh orang-orang sebagai prank terbesar sepanjang sejarah tersebut, M. Nuh akan bisa mendapatkan banyak penonton (viewer), penyuka (liker), pengikut (follower) dan juga pelanggan (subscriber)untuk konten-konten selanjutnya yang diharapkan nanti akan dibuatnya lagi.
Dengan modal kontroversial dan popularitas yang diciptakannya saat ini, maka selanjutnya M. Nuh mungkin tak perlu lagi menjadi buruh harian lepas yang tentu saja penghasilannya pas-pasan.Â
Sayangnya M. Nuh hanyalah orang biasa. Berbeda dengan Ferdian Paleka, Indira Kalistha, AA Utap, dan Sarah Keihl yang seperrtinya rela melalukan apa saja asal bisa mendapatkan capaian seperti yang didapatkan M. Nuh saat ini.