"The starting point is always now. The end is up to you" ~Ron Kaufman.
Baru-baru ini tagar #IndonesiaTerserah menjadi trending topik untuk twitter Indonesia. Tagar ini melejit menyusul viralnya lagu bertitel "Indonesia Terserah" yang dibuat oleh kelompok musik yang menyebut dirinya "The Rap Up". Lirik yang dinyanyikan dalam lagu ini boleh dikatakan sarat dengan muatan kritik yang blak-blakan. Kritik terhadap lembaga pemerintah, aparat pemerintah, maupun kepada budaya atau sikap masyarakat itu sendiri dalam menghadapi pandemi yang kini terjadi.
Lihat:Â Indonesia Terserah dalam Perang Semesta Melawan PandemiÂ
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesua (KBBI) arti kata terserah itu sendiri sebenarnya bisa dua. Pertama yaitu sebagai kata kerja (verb) yang artinya: sudah diserahkan (kepada); pulang maklum (kepada); tinggal bergantung (kepada). Kedua yaitu sebagai kata sifat (adjective) yang artinya: masa bodoh.
Sebagai sebuah kritikan maka tagar #IndonesiaTerserah maupun lagu RAP UP "Indonesia Terserah" memiliki makna multi interpretasi. Alias bisa mewakili segala makna yang ada sesuai KBBI di atas, sehingga makna akhirnya terserah kepada kita sendiri.
Hanya saja, mayoritas warganet yang berkomentar atau menanggapi viral maupun trending topiknya tagar dan video musik #IndonesiaTerserah ini lebih banyak mengartikan sebagai keputusasaan bahwa pemerintah maupun masyarakat kita banyak yang tidak istiqomah dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran virus corona sehingga cuek dan abai dalam melakukan aktivitas yang sesuai dengan protokol kesehatan yang telah diberlakukan.
Sebut saja mulai dari rencana pelonggaran PSBB yang dilontarkan pemimpin Gugas Covid-19, instruksi Presiden Jokowi sendiri yang seringkali membingungkan, konser BPIP yang tak kecolongan terhadap protokoler pencegahan Covid-19 seperti pengabaian terhadap phisical distancing maupun pemborosan anggaran, kerumunan massa hari terakhir operasional McD Sarinah, kepadatan antrian di bandara, pelonggaran transportasi antar kota antar provinsi dan banyak lainnya.
Terjadinya hal-hal tersebut ditengah masih menanjaknya kurva pasien positif Covid-19 yang sepertinya belum mencapai puncak tersebutlah yang membuat beberapa kalangan setuju dengan slogan "Indonesia Terserah". Terserah siapa? Ya terserah kepada keduanya, baik terserah kepada pemerintahannya, sekaligus terserah kepada masyarakatnya.
Ingat Bersih-bersih Tetap Amanah
Populisnya ungkapan #IndonesiaTerserah ini kebetulan terjadi ketika puasa Ramadan sudah masuk di sepuluh hari terakhir. Sepuluh hari yang dipercaya akan turunnya malam lailatul qodar yang sangat dirindukan oleh seluruh umat muslim.
Selain memburu untuk memndapatkan malam lailatul qodar, umat muslim juga mulai harus mempersiapkan datangnya hari raya Idul Fitri. Hari kemenangan dimana semuanya diharapkan kembali ke fitrah masing-masing yang seharusnya suci laiknya baru dilahirkan.
Karena itu jika Indonesia boleh terserah, maka umat muslim tak boleh terserah. Melainkan harus menjalankan amanah ilahi untuk membersihkan diri, lingkungan dan juga hati. Karena itulah bersih-bersih menjelang hari raya idul fitri adalah sebuah amanah yang harus dijalankan tanpa istilah terserah.Bukahkah telah disebutkan dalam hadist riwayat Ahmad (HR Ahmad), "Kebersihan adalah sebagian dari iman." Juga disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan Baihaqi (HR Baihaqi),"Islam itu adalah agama yang sangat mementingkan kebersihan.Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih."
Hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Baihaqi di atas selaras denga Firman Allah SWT dalam QS.Al-baqarah ayat 222 yang artinya,"sungguhnya allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yg menyucikan diri."
Nah tentu saja bersih fisik seperti halnya tradisi membersihkan rumah menjelang lebaran adalah salah satu pengamalan dari hadist dan petunjuk Allah SWT di atas. Hanya saja bersih maupun suci yang dimaksudkan dari firman Allah SWT dan hadist di atas bukanlah bersih fisik semata. Yaitu bersih secara kaffah (keseluruhan). Bersih dari najis, bersih hati, bersih pikiran, bersih perasaan, bersih dari kecurigaan, bersih dari ucapan, bersih dari ketidakpedulian dan bersih dari hal-hal buruk lainnya.
Lihat: Bersih-bersih Jelang Idul Fitri dan Esensi Zakat Fitrah
Semoga melalui tradisi bersih-bersih yang umat muslim lakukan menjelang idul fitri ini, kita mampu terhindar dari sikap terserah dalam arti masa bodo, sekaligus mampu  memperkuat ikhtiar kita bersama untuk membersihkan virus corona atau Covid-19 dari negeri tercinta ini. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H