Dus, apakah keramaian di hari terakhir operasional McD Sarinah tersebut merupakan sebuah aktivitas produktif yang layak didiamkan sebagai contoh upaya berdamai dengan virus Corona? Apalagi kabarnya mereka yang datang pada momen oerasional terakhir tersebut bukan hanya dari kalangan kaum sentimentil dan memiliki memori berkesan bersama McD Sarinah.Â
Banyak diantara mereka merupakan kalangan mereka-mereka yang sekedar memburu hype untuk mengisi konten instagram, twiter, youtube channel dan akun-akun sosial media milik mereka.Yang menjadi kekhawatiran banyak pihak adalah bagaimana jika setelah momen ini kemudian muncul pasien positif covid-19 cluster McD Sarinah?Â
Ketika rekaman keramaian penutupan operasional McD Sarinah bertebaran di berbagai platform sosial media, banyak kalangan yang merasa dongkol dan sebal. Mereka merasa konyol dan sia-sia telah mencoba bertahan berdiam diri #dirumahaja selama ini, kemudian ada ratusan orang yang mengambil aksi konyol yang beresiko bisa membuat karantina mandiri yang mereka lakukan selama ini sia-sia.
Padahal pengorbanan untuk mensukseskan PSBB dan perjuangan untuk memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19 tersebut telah membuat banyak kantor tutup, banyak perusahaan merugi dan akhirnya terancam gulung tikar. Dampak dari upaya ini juga telah menyebabkan banyak pekerja dirumahkan, dipotong gajinya. dicutikan tanpa gaji, bahkan di PHK tanpa bisa berbuat apa-apa.
Jika sampai kekhawatiran ini menjadi kenyataan, maka bisa dikatakan penutupan McD Sarinah yang melegenda akhirnya menjadi kematian yang Su'ul Khotimah. Sebuah kematian yang menurut umat Islam merupakan kematian yang buruk. Sebuah kematian yang meninggalkan dampak dan kenangan buruk bagi mereka yang ditinggalkannya. Sebuah kematian dalam bentuk "mati penasaran" yang konon bisa menyebabkannya menjadi arwah penasaran yang bisa menghantui ketenangan orang-orang. Tabik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI