Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mereka Berani Recehkan Iklan Ramadan?

6 Mei 2020   23:31 Diperbarui: 6 Mei 2020   23:39 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perusahaan yang berhenti beriklan untuk menghemat uang, ibarat orang yang menghentikan jam untuk menghemat waktu," ~Henry Ford

Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh pelosok dunia, bukanlah sekedar bencana kesehatan. Namun juga menjadi bencana perekonomian yang menerjang semua sektor perindustrian. 

Antisipasi yang mengharuskan penghentian aktivitas sosial, membuat sektor perekonomian pun terdampak dengan serius. Kebijakan lockdown, karantina, pembatasan sosial berskala besar, work from home (#dirumahaja), serta program-program pendukung kesuksesan strategi physical distancing (jaga jarak fisik) telah membuat banyak usaha menjadi tak berkutik. 

Mulai dari kalang kabut karena harus membiasakan karyawannya untuk bekerja dari rumah, akhirnya menjadi kebijakan merumahkan karyawan hingga PHK sebagai keputusan berat yang harus dilakukan.Namun selama ada kehidupan, aktivitas perekonomian tetap akan selalu berjalan. Mungkin memang ada atau bahkan banyak yang terpaksa gulung tikar. 

Namun sebaliknya akan selalu muncul mereka yang menggelar lapak baru atas perubahan keadaan yang berlaku. Ada kematian, ada yang bertahan dan ada kelahiran. Memang seperti itulah kehidupan. Ikhlaskan perusahaan-perusahaan yang terpaksa harus mati. Sambut usaha-usaha baru yang mulai marak dilahirkan.

Lalu bagaimana dengan usaha yang bertahan? Tentu saja mereka patut kita apresiasi dengan sepenuh hati atas kegigihan yang dimiliki. Kegigihan melawan dampak mematikann dari pandemi, sampai kita semua berhasil mengatasinya hingga tuntas. Hingga kehidupan yang normal kembali kita nikmati.

Salah satu strategi bertahan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki survivalitas tinggi adalah kemampuan untuk tetap berproduksi sekaligus mensosialisasikan hasil produksinya agar tetap dikonsumsi oleh pelanggannya di masa-masa pandemi sekarang ini. Salah satu straegi untuk mensosialisasikan produk ini adalah melalui kreativitas iklan.

Biasanya jika situasi normal, bulan Ramadan adalah bulannya dimana banyak produk menggeber iklannya secara besar-besaran. Ramadan biasanya adalah momen yang seksi, dimana daya beli konsumen biasanya melonjak tinggi. 

Sayangnya pandemi telah memporakporandakan espektasi. Potensi yang tinggi menjelma sebagai kendala yang sulit diantisipasi. Produksi iklan yang berbiaya besar terpaksa dihentikan. Bukan masalah pengalihan biaya untuk perusahaan di masa pandemi semata, tetapi juga banyak kendala untuk produksi karena tim produksi harus WFH.

Ternyata bagi orang kreatif pandemi tak harus menjadi duri. Kewajiban untuk bekerja di rumah saja, telah memunculkan ide-ide kreatif iklan yang berbeda dari biasanya. Melalui iklan-iklan recehan yaitu iklan-iklan yang berbiaya murah, para kreatif periklanan mampu menampilkan iklan-iklan yang menggugah kalbu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun