Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Santuy, Makanlah Ketika Lapar Berhentilah Sebelum Kenyang, pun dengan Belanja!

2 Mei 2020   20:40 Diperbarui: 2 Mei 2020   20:53 2411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keriuhan masyarakat ketika belanja takjil atau penganan untuk berbuka puasa Ramadan - ANTARA FOTO/FB Anggoro/ss/kye/15

Nafsu makan adalah salah satu kelemahan dan tantangan utama bagi kehidupan manusia. Karena itulah banyak masalah besar yang kerap terjadi karena permasalahan makanan tersebut. Tak heran jika pemicu terjadinya masalah-masalah kriminal seringkali disebabkan oleh masalah-masalah yang terkait dengan makanan terutama kekurangan makanan.

Banyak orang nekat sampai berbuat jahat karena tidak bisa makan. Pun sebaliknya banyak orang jatuh sakit karena kelebihan dan kebanyakan makan.Padahal kita penanganannya sederhana saja. Seperti teladan yang diberikan Nabi Muhammad SAW yaitu "makanlah ketika lapar dan berhentilah makan ketika kenyang". Sebenarnya nasehat untuk makan ketika lapar adalah nasehat yang sangat gampang untuk diamalkan. Tanpa ada nasehat ini pun, pastilah kita semua akan makan ketika lapar.

Hanya saja memang ada juga banyak orang yang senang makan ketika belum lapar. Ada yang menjadikan makan menjadi hobi bahkan hingga menyebabkan kecanduan. Tentu saja bagi mereka nasehat "makanlah ketika lapar" ini menjadi tantangan yang sulit untuk dijalankan. Karena hobi atau kecanduan, maka tanpa lapar pun mereka terus tergoda untuk makan. Apa boleh buat teladan yang seharusnya gampang dilakukan, menjadi berat untuk mereka jalankan.

Lalu bagaimana dengan teladan, "berhentilah makan sebelum kenyang"? Sepertinya, teladan inilah yang sangat sulit untuk dijalankan. Makanan adalah godaan yang sulit dikekang. Ketika mulai makan, maka mau tak mau banyak yang sulit dihentikan.

Begitu lidah tergoda dan mata terpesona maka nasfu makan yang mendera seringkali sulit dihentikan. Rata-rata manusia baru akan berhenti makan jika sudah merasa kenyang atau malah telah kekenyangan. Kecuali jika makanan yang tersedia memang terbatas. Maka mau tidak mau kegiatan makan yang dilakukan harus dihentikan tanpa menunggu merasa kenyang. Tentu saja bukan karena kesadaran tapi lebih karena keterpaksaan.

Tantangan untuk menahan diri terhadap makanan ini akan terasa semakin berat ketika manusia tengah menunaikan ibadah puasa. Kewajiban untuk menahan lapar dari Shubuh hingga saatnya berbuka setelah adzan Maghrib membuat godaan yang menerpa semakin berat. Setelah diharuskan menahan lapar seharian, maka gejolak nafsu makan berontak tak karuan.

Itu sebabnya jika tak bisa menahannya maka kita akan kalap untuk membeli semua jenis makanan yang tiba-tiba semuanya terasa enak dan lezat. Apalagi di bulan Ramadan biasanya semakin banyak penjual penganan dan takjil yang memajang dagangannya di pinggir jalan. Lengkaplah sudah badai godaan yang menerjang. Jika tak kuat iman, maka kalap belanja makanan menjadi momen yang tak terelakkan.

Kuncinya kita harus kembali kepada teladan yang telah diberikan Rasulullah SAW. "Makanlah ketika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang". Pun dalam belanja makanan. "Belanjalah ketika butuh, berhentilah belanja sebelum puas." Nah santuy aja kan? Dengan mendalami petuah ini niscaya kita tidak akan terjebak dalam godaan kalap belanja makanan ketika puasa Ramadan. Semoga. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun