Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Esai Foto: Negeri Berjuta Menara, Pantang Menyerah Didera Corona

30 April 2020   20:08 Diperbarui: 30 April 2020   20:15 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jami Nurul Islam Jl. Rambutan Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, Indonesia memiliki berjuta masjid dan mushola yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Jika kita bertualang untuk menyusurinya, keberadaan masjid dan mushola tersebut secara fisik dengan gampang  bisa kita lihat dari adanya kubah dan menara yang nampak di mana-mana.

Penampilannya yang khas, sangat kentara menyeruak di antara atap-atap rumah penduduk dan bangunan lainnya.Keberadaan kubah dan menara tersebut biasanya dijadikan tempat toa atau pengeras suara. Alat elektroktik berteknologi sederhana yang digunakan untuk membantu melantangkan suara adzan, murotal, pengajian, tablik akbar, dan kegiatan-kegiatan relegius lainnya.

Begitu adzan menggema dari toa-toa yang ada di kubah atau menara masjid dan mushola yang ada, jamaah pun segera berduyun-duyun tiba. Bersiap mendirikan sholat yang menjadi kewajiban mereka.

Dulu setiap puasa Ramadan tiba, aku selalu mencoba melakukan safari sejuta menara.  Yaitu petualangan keliling, untuk melakukan sholat di masjid-masjid ataupun mushola yang bisa kita temui dimana saja. Sengaja tersesat ke daerah mana saja, untuk melakukan sholat di masjid-masjid berbeda yang bisa kita temui di mana saja.

Jika tak punya waktu untuk menggelandang jauh dari rumah. Cukup di masjid-masjid kampung yang bisa kita temukan diantara padatnya perumahan-perumahan di gang-gang Jakarta seputar kawasan tempat tinggal kita sendiri.

Masjid Jami Nurul Islam Jl. Rambutan Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Masjid Jami Nurul Islam Jl. Rambutan Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Masjid Jami Nurul Iman, Jl. Kalisari Raya Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Masjid Jami Nurul Iman, Jl. Kalisari Raya Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Masjid Jami Fisabilillah Kalisari Pasar Rebo
Masjid Jami Fisabilillah Kalisari Pasar Rebo
Masjid Jami Nurul Falah Jl. Raya GOR Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Masjid Jami Nurul Falah Jl. Raya GOR Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Namun sejak epidemi mendera, mendadak masjid dan mushola sepi seketika. Untuk kebaikan bersama, para jamaah rela berkorban untuk sholat di rumah saja. Fungsi Adzan yang menggema dari toa di kubah dan menara pun menjadi berbeda. Bukan lagi menjadi panggilan untuk segera mendirikan sholat berjamaah bersama-sama, melainkan sekedar sebagai penanda tibanya waktu sholat semata.

Namun kerja toa dari kubah dan menara yang ada, tidak terhenti karena bencana yang ada. Adzan terus berkumandang lantang pada waktunya, tak berbeda dari biasanya. Para muadzin terus menjalankan kewajiban mereka seperti sedia kala. Meski pedih karena tak ada lagi jamaah yang tiba, mereka tetap melantunkan Adzan dengan merdunya. 

Menara-menara masjid, tetap tegak membelah langit yang ada. Menjulang gagah membagikan semangat, kepada umat yang tengah gundah karena cengkeraman wabah yang juga mereda.

Apalagi konon ada penelitian bahwa lantunan suara adzan bisa menghambat perkembangan virus corona (Covid-19). Katanya virus corona cenderung tak bergerak seperti mati ketika terndengar suara adzan, dan sebaliknya bergerak aktif ketika didengarkan suara musik.

Semoga saja Adzan yang terus selalu menggema lantang di mana-mana, benar-benar mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus corona, sehingga kehidupan umat bisa segera kembali normal seperti sebelumnya. Bahkan berbekal tempaan wabah corona, mampu menjadi umat yang lebih baik lagi dari sebelumnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun