Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Segar

Terapi "Red Dragon Massage" dan "Wedang Uwuh" Jadi Andalan

28 April 2020   22:40 Diperbarui: 28 April 2020   22:57 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal-awal ramadan selalu saja dipenuhi dengan kendala-kendala kecil yang bisa menjadi masalah serius jika dibiarkan dan tak segera ditangani dengan baik. Mulai dari keriuhan dan gelagapan ketika sahur karena belum terbiasa bangun di sepertiga malam, sampai kepada masuk angin yang menjadi ciri khas penyakit asli orang-orang Indonesia.

Mau tidak mau, untuk kendala permasalahan sahur Ramadan kali ini kita harus berjuang lebih keras dari biasanya. Sebabnya satu, di masa karantina atau PSBB ini, tidak ada lagi rombongan anak-anak muda yang dengan urakan membikin keriuhan keliling kampung untuk membangunkan orang-orang dengan teriakan-teriakan mereka yang terkadang dirasa mengganggu itu. 

Mengganggu tapi dirindu, itulah kira-kira sebutan untuk eksistensi mereka.Meski membuat sebal atau gondok karena terkadang keterlaluan, sampai-sampai mereka menyalakan petasan yang mengagetkan untuk membangunkan orang-orang, namun di masa-masa awal ramadan, kehadiran mereka cukup dibutuhkan. Kecuali bagi orang sakit gigi dan jantungan yang notabene tak bisa bertoleransi lagi dengan kericuhan yang mereka lakukan.

Mau tak mau tidur lebih awal, pasang alarm dengan volume maksimal serta pertolongan toa masjid adalah sedikit bantuan yang bisa diharapkan agar kita bisa bangun sahur tepat waktu dan tidak gelagapan karena kesiangan. Setidaknya dengan sedikit bantuan ini, permasalahan kesulitan sahur di awal-awal Ramadan bisa terbantukan.

Lalu bagaimana dengan penyakit-penyakit khas karena kita belum terbiasa puasa di awal Ramadan? Hampir bagi sebagian besar masyarakat Indonesia penyakit ringan yang sering terjadi di awal Ramadan adalah masuk angin. Entah sakit kepala, perut kembung, otot pegal-pegal, diare dan pilek ringan, biasanya itu semua disebut masuk angin. Tentu saja obat andalan untuk penyakit ini adalah "kerokan". Tak bisa dipungkiri bahwa kerokan ini merupakan obat andalan jika masuk angin menimpa badan.

Kerokan yang oleh orang bule disebut sebagai "coin massage/red dragon massage/scraping" atau pijat koin ini memang memiliki keajaiban penyembuhan yang sulit dijelaskan secara sains. Apapun sebutannya, yang jelas kerokan tetap kami anggap sebagai obat andalan untuk masuk angin di saat puasa ramadan awalan.

Sayangnya masalah belum selesai juga. Bagaimana jika masuk angin ini terus menimpa setiap hari? Tentunya kita tidak bisa melakukan kerokan setiap hari. Dalam jangka waktu dua sampai tiga hari, biasanya kerokan belum bisa dilakukan lagi. Bekas kemerahan yang ditinggalkan kerokan sebelumnya biasanya belum pudar dan menghilang. Karena itu, kerokan ulang masih tabu untuk dilakukan lagi.

Satu-satunya jalan jika masuk angin kembali menimpa, kita bisa mengobatinya dengan kelezatan "Wedang Uwuh", "wedang jahe sereh" atau "Bir Pletok". Cukup stop minum es atau minuman dingin lainnya ketika buka puasa maupun sahur, dan gantikan dengan "Wedang Uwuh" yang hangat. Niscaya masuk angin pun bisa teratasi dengan cukup tuntas.

Namun jika hal itu dirasa belum cukup menyembuhkan, dan kita tidak anti jamu-jamu herbal yang konon merupakan warisan nenek moyang, maka kita bisa meminum jamu-jamu anti masuk angin yang banyak tersedia di warung hingga super market seperti "Tolak Angin Sidomuncul", "Antangin", "Bintang Tujuh Bejo" dan lain sebagainya. Bisa diminum langsung atau dijadikan teh herbal hangat, maka wes... ewes... ewesss... bablas angine, lancar puasane.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun