Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Terberat, Berikan Hasil Terhebat

27 April 2020   23:40 Diperbarui: 28 April 2020   00:05 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejadian nyata, pemudik yang nekat sembunyi di bagasi untuk hindari razia.|Sumber Foto: kompas.com (27/4/2020)

Tak pernah ada yang membayangkan bahwa puasa Ramadan 1441 kali ini akan berlangsung seperti ini. Puasa Ramadan yang biasanya menggerakkan segala sendi perekonomian ternyata harus dijalani dalam suasana penuh keprihatinan. Jangankan untuk menggerakkan pereknonomian, sekedar menunaikan ibadah saja kita harus rela menjalankan berbagai adaptasi yang menyesakkan hati.Bagaimana tidak, masjid yang biasanya menjadi ramai di saat ramadan, justru harus dijauhi. Salat tawarih berjamaah di masjid yang biasanya dilaksanakan dengan penuh kegembiraan, harus digantikan dengan salat sendiri di rumah yang penuh dengan kegundahan.

Yang cukup mengharukan adalah, THR lebaran yang ditunggu-tunggu banyak orang sebagai kesempatan untuk merayakan hasil jerih payah kerja selama setahun, justru banyak tidak didapatkan. Malah bukannya THR yang didapatkan melainkan justru dirumahkan atau di PHK karena kantor atau perusahaan tempat bekerja terpaksa mengalami kebangkrutan.  

Akhirnya kita harus berusaha untuk membesarkan hati. Puasa Ramadan 1441 kali ini memang beda. Beda dalam suasana, beda dalam upaya, beda dalam pelaksanaannya dan beda dalam jiwa-jiwa kita. Jika puasa diiibaratkan sebagai kawah candradimuka, maka Ramadan 1441 kali ini benar-benar menjadi kawah candradimuka yang sesungguhnya. Sebuah ujian nyata, bagi jiwa-jiwa yang ingin menempa kekuatan mental yang sebenarnya.

Ada orang-orang yang menyebut bahwa virus Corona yang menjadi biang keladi dari permasalahan ini adalah tentara Allah yang diturunkan Tuhan ke dunia untuk mengingatkan manusia yang banyak terlupa akan hakekat hidup yang sebenarnya. Karena menganggapnya sebagai tentara Allah, maka ada kalangan yang tidak takut atas ancamannya. Tetap nekat untuk meramaikan masjid meski banyak ulama dan tokoh cendekia lainnya menghimbau untuk tidak melakukannya.

Mereka percaya takdir untuk terjangkit sakit hingga kematian adalah kehendak ilahi. Sampai-sampai lupa bahwa ujian kali ini bukanlah sekedar ujian keberanian dan keyakinan pribadi semata. Melainkan ujian sosial yang menguji kita akan kepedulian atas keselamatan orang-orang lainnya.

Kewajiban untuk menjaga jarak dan tinggal di rumah saja, bukanlah untuk kepentingan keselamatan kita semata. Melainkan tuntutan untuk menjaga keselamatan orang-orang lain yang ada di sekitar kita. Kita boleh tidak takut tertular virus corona, tetapi kita tidak boleh menjadi penyebab orang lain tertular virus tersebut karena kita.

Namun kita harus mengetahui bahwa tak semua orang memiliki kebesaran hati dan kepekaan sosial yang tinggi. Karena itulah banyak orang yang tak mau mengikuti himbauan yang telah ditetapkan karena tekanan pribadi maupun ketakutan-ketakutan sendiri. Itulah sebabnya ketika larangan mudik diterapkan, banyak orang yang berusaha menyiasatinya tanpa mau mengerti apa alasannya kenapa larangan itu diberlakukan.

Postingan twitter asli yang menghebohkan tersebut.|Sumber Foto: https://twitter.com/akurommy/
Postingan twitter asli yang menghebohkan tersebut.|Sumber Foto: https://twitter.com/akurommy/
Seperti yang baru-baru ini terjadi. Bermaksud untuk menghindari razia larangan mudik yang dilakukan oleh aparat terkait seperti kepolisian, pemerintah daerah dan sebagainya, beberapa orang nekat mudik dengan masuk ke bagasi bus antar provinsi.Sepintas terlihat mereka sebagai orang-orang yang gigih, berani berkorban dan mengambil resiko atas keselamatan mereka sendiri. Namun mereka tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya tidak hanya membahayakan nyawa sendiri, namun turut membahayakan juga keselamatan orang-orang yang nanti ingin mereka temui.

Saya berharap ramadan kali ini mampu menjadi ujian yang tepat bagi kita semua untuk mendapatkan kebaikan di masa depan nanti. Sebuah ujian terberat yang seharusnya mampu memberikan hasil yang terhebat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun