Oleh : S. Rohmah
Sejak dua bulan yang lalu, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Peradaban Islam STIBA Ar-Raayah Sukabumi mulai belajar menulis di "Kelas Literasi". Jurusan baru yang memulai pembelajarannya secara aktif pada akhir Desember tahun lalu ini menghadirkan seorang dosen baru yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang kepenulisan. Kami para mahasiswa pun menjadi sangat bersemangat untuk bisa "menulis" seperti sang dosen.
Kelas literasi, seperti yang diistilahkan oleh salah seorang mahasiswa jurusan KPI STIBA Ar-Raayah dalam tulisannya yang dimuat di laman indonesiana.id, merupakan ajang yang atraktif untuk pengembangan bakat mahasiswa dalam bidang menulis.
Kami mendapat banyak pengetahuan berkaitan dunia tulis menulis serta kaidah-kaidah dalam menulis. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melatih mengeksplorasi ide-idenya dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Mengamati teman-teman sesama mahasiswa yang berlomba-lomba mencari ide untuk dituangkan dalam tulisan, membuat saya teringat pada sebuah masa yang telah lalu. Masa yang penuh dengan kecemerlangan ide dan pemikiran, yang mampu menggerakkan roda kekuasaan Islam menjadi salah satu peradaban yang pernah mewarnai konstelasi sejarah dunia.
Saya berusaha menghadirkan dalam benak saya bagaimana para ulama dengan sangat hati-hati menorehkan tinta di atas lembaran-lembaran kertas kuning kecokelatan untuk menuliskan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat diwariskan pada anak dan cucu mereka sampai zaman sekarang.
Puluhan bahkan ratusan nama ulama kaum muslimin telah tertulis dalam catatan sejarah. Mereka telah berkontribusi secara aktif dalam menjalankan budaya literasi sebagai pengejawantahan nilai-nilai Islam yang diturunkan sebagai agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Allah Subhanahu Wa ta'ala berfirman:
() Â () Â () Â () Â ()
Artinya : "Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya". (Q.S. Al-'Alaq ayat 1-5)
() ()
Artinya : "Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis". (Q.S. Al-Qalam ayat 1-2)