Mohon tunggu...
Rohmad Suphianto
Rohmad Suphianto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Surakarta, Jl. Pandowo Kartosuro

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Mewarnai di PAUD

17 Maret 2015   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:30 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mewarnai merupakan salah satu menu utama para murid PAUD (Taman Kanak Kanak dan Kelompok Bermain). Dengannya bukan hanya murid yang senang, bahkan juga para guru :

1. Warna- warni yang indah

2. Membayangkan bentuk benda aslinya

3. Saling pinjam pensil antar murid

4. Guru bisa istirahat bicara ( lumayan, sudah seharian senam mulut)

Dalam beberapa kali diskusi dengan para guru PAUD, mayoritas menyimpulkan bahwa pelajaran mewarnai termasuk kategori pelajaran seni. Menurutnya, memang dalam mewarnai ada aspek-aspek pelajaran yang lain, namun yang utama adalah aspek seni.

Benarkah?

Adalah benar bila mewarnai memiliki aspek seni, namun benarkah itu yang utama? Jika aspek seni merupakan yang utama maka akan ditemukan fakta menggelitik sebagai berikut :


  • Mengapa saat lomba mewarnai, pemenangnya adalah yang mewarnainya penuh atau tidak lubang-lubang?     Bukankah dalam dunia seni, justru seni abstrak itu memiliki tempat berharga tersendiri?
  • Tepatkah di usia dininya itu  dituntut kemampuan mengkombinasikan warna supaya menghasilkan gradasi, padahal masih ada yang sulit membedakan antara biru dan hijau?


Menurut  penulis, mewarnai lebih tepat dan logis bila lebih dipandang sebagai pendidikan karakter daripada pendidikan seni, motorik halus atau yang lainnya. Mengapa ?


  1. Dengan mewarnai, guru bisa mengidentifikasi karakter murid; gaya hidupnya teratur atau acak-acakan, mentalnya penakut atau pemberani, tuntas atau tidak dalam menyelesaikan tugas, dll.
  2. Dengan mewarnai pula, guru bisa mendidik karakter murid yang sudah teridentifikasi tersebut. Terhadap yang mentalnya penakut atau kurang percaya diri, bisa dimotivasi: tidak usah ragu memilih warna, tidak usah ditutupi pakai tangan saat mewarnai, buatlah garis yang panjang-panjang biar cepat selesai, tidak usah takit akan menabrak garis dsb. Begitu juga terhadap murid yang suka gonta ganti obyek mewarnai, padahal obyek sebelumya belum tuntas.
  3. Pendidikan karakter merupakan hal utama di PAUD, dengan demikian semestinya seluruh kegiatan dipandang dan direncanakan pada upaya pendidika karakter.
  4. Dengan mempertimbangkan 3 point di atas maka logis bila pada lomba mewarnai pemenangnya adalah yang mewarnainya penuh, itu berarti sang murid; focus, tuntas, bertanggng jawab, berani mengambil keputusan


Kadang-kadang penulis berseloroh dengan para guru PAUD; jika mewarnai dipandang sebagai pelajaran seni, lantas menggunting itu pelajaran apa ya? Tata busanakah? Waduh...... jadi SMK dong PAUD kita.

Mengguntingpun sekedar sebagai sarana untuk mengidentifikasi dan sekaligus mendidik karakter murid PAUD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun