Mohon tunggu...
ROHMAD NURWAHYUDI
ROHMAD NURWAHYUDI Mohon Tunggu... Guru - GURU

BERSEPEDA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Metode KIBAR dalam Membaca Al-Qur'an

7 Desember 2022   07:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   07:38 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IMPLEMENTASI METODE KIBAR DALAM BELAJAR MEMBACA

AL-QUR’AN DI KELOMPOK B TK IT AL-AYSAR JETIS TRIMURTI SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA

Oleh :

Rohmad Nurwahyudi

NUPTK : 5863770671130172

 

ABSTRAK

ROHMAD NURWAHYUDI. Implementasi Metode Kibar Dalam Belajar Membaca Al-Qur’an Di Kelompok B TK IT AL-AYSAR Jetis Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode Kibar dalam belajar membaca Al-Qur’an di kelompok B TK IT AL-AYSAR Jetis Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta. Adapun informan penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru kelas, wali murid, dan siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat Penelitian Tindakan Kelas, dengan mengambil latar di TK IT AL-AYSAR Jetis Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan penelusuran dokumentasi. Teknik analisis data yang yang digunakan adalah analisis data kualitatif, dengan menggunakan reduksi data, analisis data, penyajian data dan kemudian penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi metode Kibar dalam belajar membaca Al-Qur’an di TK IT Al-Aysar menggunakan kurikulum 2013. Sistem pembelajaran metode Kibar menggunakan sistem klasikal dan privat. (2) Metode Kibar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca Al-Qur’an. Pada tahun ajaran 2019/2020 baru 5 anak dari 15 anak yang sudah sampai Al-Qur’an. Pada tahun ajaran 2020/2021 kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an mencapai 8 anak dari 15 anak yang sudah sampai Al-Qur’an. Sedangkan pada tahun ajaran 2021/2022 kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an setelah menggunakan metode Kibar meningkat sebagaimana 15 dari 24 anak sudah mencapai Al-Qur’an (3) Faktor pendukung dalam inplementasi metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan antara lain: kemampuan guru dalam membaca Al-Qur’an, peran orang tua dalam mendampingi anak belajar membaca Al-Qur’an di lingkungan keluarga, kemampuan anak, dan suasana kelas yang kondusif. Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan antara lain: guru pengajar kurang bisa memahami masing-masing karakter belajar anak, orang tua tidak mendampingi belajar dirumah, dan anak kurang kondusif serta sering cepat berubah perasaannya.

Kata kunci: Metode Kibar, Pembelajaran Al-Qur’an, TK IT Al-Aysar Srandakan

Pendahuluan

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril secara mutawatir berbahasa Arab. Allah telah menjanjikan kemudahan bagi siapapun yang tergerak untuk mempelajari kitab-Nya (Mawarni, 2015). Sebagaimana penegasan Allah dalam Al-Qur’an, bahkan terulang sebanyak empat kali dalam Qs. Al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40, yang antara lain ialah :

”Dan sungguh telah Kami beri kemudahan bagi al-Qur’ān untuk dipelajari. Maka, adakah yang mau mempelajarinya?”.

Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Hal ini termuat dalam diskusi wakaf Al-Quran yang diselenggarakan Asia Pupl & Paper (APP) di Jakarta. General Manajer Corporate Affairs APP Sinar Mas Yuki Wardhana mengatakan, kebutuhan mushaf Al-Quran di Indonesia mencapai 2 juta eksemplar per tahun. Sementara itu data BPS (Badan Pusat Statistik) 2015 menyebutkan 54 persen dari populasi umat Islam di Indonesia buta membaca Al-Quran (Safutra, 2016).

  • Kemampuan membaca Al-Quran adalah merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran anak, karena hal ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak. Kemampuan membaca Al-Quran hendaknya dimiliki anak sejak dini. Kemampuan membaca Al-Quran merupakan bekal kehidup anak (Astuti, 2013).

Montessori dalam Hainstock (Susanto, 2013), menyebutkan anak usia dini ini sebagai periode sensitif (sensitive periods). Pada masa ini menurut Montessori secara khusus anak mudah menerima stimulus-stimulus tertentu. Sesuatu sensitivitas khusus anak mudah terhadap sesuatu yang baru akan berakhir apabila sesuatu kebutuhan yang dibutuhkannya telah terpenuhi.

  • Merupakan hal terpenting, menurut Montessori bahwa perlunya memahami secara lebih baik kemampuan dan kecakapan anak. Banyak orang dewasa yang gagal memahami anak sebagai makhluk yang mempunyai kecerdasan dan mempunyai kemampuan dalam belajar. Pada masa ini, harus adanya rasa kebebasan dalam lingkungan untuk pengembangan fisik, mental, dan pertumbuhan spiritualnya, karena dengan lingkungan yang kondusif memungkinkan anak berkreasi secara bebas dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
  • Anak usia dini merupakan anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. Pembentukan sel syaraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak dalam kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak, tetapi hubungan antar sel syaraf otak (sinap) terus berkembang. Begitu pentingnya usia dini, sampai ada teori yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% pada usia delapan tahun. Oleh karena itu usia dini (usia 0-6 tahun) juga disebut tahun emas atau golden age (Bowman, 2010).
  • Kebijakan pemerintah Indonesia disektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal ini tertuang dalam amanah yang termuat pada pasal 28 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa secara yuridis formal, PAUD merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan Sistem Pendidikan Nasional. Walaupun pendidikan pra-sekolah bukan merupakan kewajiban dan prasyarat untuk memasuki Sekolah Dasar (Mukhtamar Latif, 2013). Selain itu, UU No. 23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 juga menjelaskan tentang perlindungan anak,”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya” (Suyadi, 2014).
  • Zaman modern sekarang ini teknologi sudah berkembang pesat di kalangan masyarakat. Tidak luput juga anak usia dini sekarang sudah mengenal gadget dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit dari orang tua anak yang merasa khawatir dengan perkembangan anak, khususnya tentang perkembangan dalam membaca Al-Qur’an. Banyak orang tua yang mengeluh dengan perkembangan anak mereka. Karena itu orang tua tidak ingin anaknya salah bergaul, sehingga orang tua lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolahan yang memiliki standar kurikulum dalam bidang keagamaan.
  • Permasalahan dalam pembelajaran Al-Qur’an di kalangan anak usia dini, menyebabkan TK IT Al-Aysar menerapkan metode yang cepat dan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran Al-Qur’an salah satunya dengan mengunakan metode Kibar. Metode Kibar adalah metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan pada penguasaan makharijul al-huruf nya. Metode yang dimulai dari huruf yang hampir sama bunyinya, dan lafadznya. Metode akseleratif yang langsung mengenalkan huruf sambungnya dan tidak banyak pengulangan contoh-contohnya, sehingga lebih cepat dan fasih dalam membaca Al-Qur’an.
  • Penelitian ini memilih di TK IT Al-Aysar karena merupakan salah satu sekolah yang berbasis Islam, dan menjadi salah satu sekolah favorit di kawasan Bantul, Yogyakarta. Dimana salah satu program unggulannya adalah Tahfid surat pendek dan ayat pilihan serta Tahfid hadis dan doa sehari-hari. Kemudian sarana dan prasarana tersedia cukup memadai di antaranya ruang kelas yang besar dan nyaman serta tersedianya media belajar yang memadai, sehingga membuat pembelajaran BTAQ berjalan lancar dan kondusif. Bebrapa siswa sering menjuarai perlombaan di bidang BTAQ.
  • Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, penerapan metode kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan dilakukan dengan cara privat. Metode privat dilakukan antara satu guru mengajar satu siswa, siswa bergantian satu persatu. Siswa yang lain diberikan pembelajaran tambahan selagi menunggu giliran privat Kibar. Dengan metode privat, proses pembelajaran lebih kondusif dan guru lebih fokus dalam membimbing anak saat membaca buku Kibar.
  • Beranjak dari pemaparan di atas, maka peneliti antusias dan tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai implementasi pelaksanaan metode kibar terbesut, sehingga peneliti mengambil judul penelitian “Implementasi Metode Kibar dalam Belajar Membaca Al-Qur’an di Kelompok B TK IT AL-AYSAR Jetis Trimurti Srandakan Bantul”.

 

 

Metode

Pendekatan kualitatif dipilih untuk mengetahui implementasi metode Kibar dalam belajar membaca Al-Qur’an di kelompok B TK IT Al-Aysar. Subjek dalam penelitian ini peneliti menentukan beberapa subjek penelitian yang dijadikan sebagai narasumber untuk memperoleh informasi guna mengumpukan daat di lapangan, yaitu: kepalas sekolah, guru kelas, wali murid, dan siswa. Dengan pengumpulan data melalui: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis data kualitatif yang dilakukan: Data Reduction (reduksi data), Data Display (penyajian data), Conclusion Drawing / Verification. Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, dalam penelitian ini triangulasi yang akan digunakan adalah triangulasi sumber.

Membaca Al-Qur’an

Menurut Crawley dan Mountain (1995:22), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, dan metakognitif sebab proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Menurut Az-Zarkasyi (Ahmad Shams Madyan , 2008) dalam kitabnya Al-Burhan mengatakan bahwa, Al-Qur’an ialah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk pedoman hidup dan untuk melemahkan bangsa Arab yang terkenal petah lidahnya (fasih) dan tinggi susunan bahasanya.

  • Berkaitan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis, maka setiap muslim mempunyai kewajiban sebagai berikut (Ahmad Von Denfeer, 1988): a. Bahwa setiap  muslim selayaknya mempercayai (beriman kepada Al-Qur’an), b. Bahwa setiap muslim harus berupaya selalu membacanya, c. Bahwa setiap muslim diminta untuk berbuat sesuai dengan ajaran yang disampaikannya, d. Bahwa setiap muslim dianjurkan untuk mengerjakan (pada orang lain) apa yang telah dipahaminya dan tuntunannya tersebut.

Adapun tujuan Pelajaran Muthalāh (Membaca): a. Melatih murid-murid supaya pandai mengucapkan dengan baik dan lancar, serta betul mukrijul hurufnya dan mengerti maksudnya, b. Mengusahakan ketangkasan membaca, seperti cepat serta sanggup mendapat keberhasilan artinya dan dapat mengambil pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalamnya, c. Menumbuhkan kecenderungan hati murid-murid untuk membaca. d. Memperkaya bahasa dengan memperkuat pengetahuan murid-murid dalam bahasa, baik berupa kata-kata atau susunan kalimat-kalimat yang indah, e. Melatih murid-murid, supaya pandai mengucapkan dengan perkataannya sendiri tentang arti dan maksud yang dibacanya, f. Faham dan mengerti maksud yang dibacanya dengan pengertian yang betul, g. Mengisi otak murid-murid dengan pendapat-pendapat dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan ulama-ulama dan filosofi-filosofi dahulu dan sekarang, h. Memperbaiki akhlak murid-murid dan membaca acara-acara yang berisi pengajaran, nasihat dan pendidikan.

 

Metode Kibar

  • Metode kibar disusun oleh Hj. Erweesbe Maimunati, SH yang merupakan putri dari penyusun IQRO’ KH. As’ad Humam, buku ini disusun berdasarkan uji coba dan pengalamannya mengajar anak-anak membaca Al-Quran selama belasan tahun yang dimulai sejak mengajar mengaji di Mushola Baiturrahman Kotagede Yogyakarta, kemudian membantu ayahandanya merintis TK Al-Quran dan menulis buku IQRO’. Kibar adalah revolusi metode-metode membaca Al-Qur’an yang ada sebelumnya (Handayani, 2015). Metode Kibar adalah metode belajar Al-Qur’an: cara cepat dan fasih belajar membaca Al-Qur’an diterbitkan Juli 2004. Metode Kibar menggunakan “pena” untuk panduan membunyikan bacaan (readboy: talking e-pen) (Maimanati, 2004).

Metode Kibar adalah metode yang disusun secara aplikatif dan efektif, sehingga memberikan kemudahan bagi anak untuk dapat membaca Al- Qur’an dengan cepat, lancar dan fasih (Ayuhana, 2012). Cepat artinya dengan waktu yang singkat dapat mencapai target tertentu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989). Adapun cepat yang dimaksud dalam metode Kibar adalah dengan waktu 9-24 bulan, santri sudah dapat membaca Al-Qur’an. Lancar artinya tidak tersendat-sendat. Adapun lancar yang dimaksud dalam metode Kibar adalah santri dapat membaca Al-Qur’an tanpa dieja. Sedangkan fasih artinya lancar, bersih, dan baik lafalnya.

Kibar merupakan transformasi dari singkatan Kreatif, Inovatif, Brilian, Aktif, dan Religius (Maimanati, 2004). Kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengandung daya cipta. Inovatif adalah bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat pembaharuan (kreasi baru). Brilian adalah pandai sekali, cemerlang, gilang-gemilang, hebat serta mengagumkan. Aktif adalah giat berusaha, proses membangun pengertian, pemahaman, wawasan, sikap, pengalaman dan perilaku santri dalam proses pembelajaran. Religius adalah taat pada agama (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989).

  • Adapun kelebihan metode Kibar adalah sebagai berikut (Ayuhana, 2012): 1. Metode Kibar disusun berdasarkan huruf yang hampir sama bentuknya, sehingga memudahkan santri untuk membedakannya, 2. Disusun berdasarkan bunyi yang hampir sama, sehingga terlihat dengan jelas makhārijul al-hurūf nya dari masing-masing huruf, 3. Buku Kibar hanya terdiri dari tiga jilid saja, sehingga anak menjadi lebih cepat bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar, 4. Terdapat inovasi baru yaitu Kibar e-Pen yang memungkinkan santri dapat membaca Al-Qur’an secara mandiri dimanapun dan kapanpun.

Sedangkan kekurangan dari metode kibar antara lain (Yulia, 2014) :1. Disusun tidak secara berurutan dari alif sampai ya, 2. Anak akan sulit mengurutkan huruf, 3. Anak mengenal, membaca, menyebut huruf secara acak, 4. Anak lebih kenal dengan huruf sama bunyi dan bentuknya, 5. Bagi anak yang memiliki IQ tinggi mereka akan lebih cepat mengerti dan memahami huruf demi huruf, sedangkan bagi anak yang memiliki IQ lemah agak sulit untuk memahami dan memiliki waktu yang lama agar anak itu bisa paham tentang huruf-huruf tersebut (Handayani, 2015).

  • Pelaksanaan metode Kibar ini dilakukan lima kali dalam seminggu. Alokasi yang dibutuhkan dalam satu kali pertemuan adalah satu jam. Terdapat dua sistem pengajaran Al-Qur’an , yakni sistem klasikal dan sistem privat. Sistem klasikal dilaksanakan ketika guru memperkenalkan metode Kibar untuk pertama kalinya kepada santri saat masuk sekolah atau saat awal pelajaran al-Qur’an. Sedangkan untuk sistem privat, seorang guru mengampu satu santri secara bergantian, sehingga guru dapat berkonsentrasi dalam membimbing santri saat membaca Al-Qur’an.

Adapun cara pelaksanaan metode Kibar secara klasikal yaitu: 1. Seluruh santri bersama guru membaca basmalah, 2. Guru memperkenalkan dan melafalkan huruf-huruf hijaiyah dengan menggunakan media pembelajaran yang merupakan duplikasi buku Kibar dalam ukuran besar, 3. Seluruh santri menirukan lafadz huruf hijaiyah secara bersama-sama, 4. Guru mengulangi huruf hijaiyah yang sulit untuk dilafalkan santri, 5. Santri dan guru mengakhiri pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan hamdalah.

Sedangkan cara pelaksanaan metode Kibar secara privat yaitu: 1. Santri bersama guru membaca basmalah, 2. Guru memeriksa kartu prestasi santri, 3. Guru memberikan contoh lafadz huruf hijaiyah, 4. Santri menirukan lafadz huruf hijaiyah yang telah dicontohkan oleh guru, 5. Santri meneruskan membaca buku Kibar hingga satu halaman, 6. Santri dan guru mengakhiri pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan hamdalah, 7. Guru menuliskan kemajuan santri pada kartu prestasi, apakah lanjut ke halaman berikutnya atau mengulang pada halaman yang sama.

Tahap-tahap Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Kibar (Pendidikan Al-Qur’an Mu’adz bin Jabal , 2017): 1. Kibar Pra : Pengenalan huruf-huruf hijaiyah berharokat fathah (buku ini hanya digunakan untuk santri usia TK atau santri yang mengalami kesulitan apabila langsung mulai dari buku Kibar A), 2. Kibar A : pengenalan huruf sambung, Mad, dan Fathah Tanwin, 3. Kibar B : pengenalan Kasroh, Kasroh Tanwin, Ẓommah, Ẓommah Tanwin, Sukun dan Qolqolah, 4. Kibar C : pengenalan Waqof, Mad Wajib, Tasydid, Idgom dan Ikhfa’

  •  

Pembahasan

  • Implementasi Metode Kibar Dalam Belajar Membaca Al-Qur’an di TK IT Al-Aysar
  • Adapun cara pengajaran dalam pembelajaran dengan metode Kibar secara umum, atara lain: a. Guru mencontohkan materi bacaan menggunakan alat peraga, b. Siswa menirukan bacaan yang dicontohkan guru secara bergantian, c. Guru menyuruh anak membaca satu-persatu secara bergiliran, d. Setelah semuanya membaca secara kalsikal, kemudian guru menyimak satu-persatu muridnya
  • Buku Kibar hanya terdiri dari tiga buku saja, yaitu Kibar A, Kibar B, dan Kibar C. Namun khusus murid usia 3 tahun ke bawah, dimulai dari Kibar Pra. Kibar Pra adalah buku panduan yang disediakan bagi murid pemula yang belum pernah mengenal huruf hijaiyah sama sekali. Dengan menguasai ketiga buku tersebut, anak sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih. Materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an ini sesuai dengan buku Kibar yang ada dalam metode Kibar tersebut.
  • Dalam buku Kibar mengandung enam prinsip penerapan metode Kibar, antara lain: a. Di susun dari huruf yang hampir sama bunyinya, b. Di susun dari huruf yang hampir sama bentuknya, c. Langsung dikenalkan dengan huruf sambungnya, d. Pengenalan tanda baca, e. Semua buku tajwid diajarkan dalam buku Kibar C, f. Hanya terdiri dari tiga buku (Kibar A, Kibar B, Kibar C)

Adapun kelebihan-kelebihan dalam penyusunan ketiga buku Kibar tersebut antara lain: a. Ukuran buku yang besar, sehingga mempermudah murid untuk membacanya, b. Ditampilkan dengan full color, sehingga meningkatkan mootivasi anak untuk membaca buku Kibar, c. Buku Kibar disusun dengan menggunakan kertas ap120, sehingga tidak mudah rusak apabila terkena air, d. Pada buku Kibar B, terdapat kotak dialog yang berisikan contoh bacaan benar ataupun motivasi yang disertai dengan gambar animasi kartun muslim, e. Pada buku Kibar C, terdapat hukum-hukum bacaan Al-Qur’an disetiap halamannya, sehingga memudahkan anak untuk memahaminya, f. Pada halaman awal dan akhir buku Kibar, terdapat doa sebelum dan sesudah membaca Al-Qur’an beserta artinya.

Sedangkan kekurangan dari buku Kibar adalah: a. Bagi anak yang memiliki IQ rendah akan mengalami beberapa hambatan dalam belajar membaca buku Kibar, b. Siswa dibawah umur 4 tahun sering mengalami hambatan ketika masuk ke tahap buku Kibar B dan Kibar C, c. Harga buku dirasakan terlalu mahal bagi orangtua siswa, d. Harga e-Pen dirasa sangat mahal padahal itu merupakan media penunjang buku Kibar, e. Anak akan kesulitan menghafal huruf alif sampai ya karena hanya mengenal huruf yang hampir sama bunyinya.

Komposisi dari ketiga buku Kibar antara lain: a. Komposisi buku Kibar A (Dimulai dari huruf yang hampir sama bunyi dan bentuknya, Langsung dikenalkan pada huruf sambungnya, Pengenalan bacaan mad (panjang), Pengenalan fathah tanwin, Terdiri dari 38 halaman, Setiap halaman terdapat huruf hijaiyah, sebagai pengingat sekaligus bahan evaluasi, Halaman 37 dan 38 sebagai bahan evaluasi kenaikan buku. b. Komposisi buku Kibar B (Pengenalan harokat kasroh dan kasroh tanwin, Pengenalan Ẓommah dan Ẓommah tanwin, Pengenalan tanda sukun, Pengenalan huruf dan bacaan qolqolah, Terdiri dari 38 halaman, Halaman 37 dan 38 sebagai bahan evaluasi kenaikan buku. c. Kondisi buku Kibar C (Pengenalan cara waqaf atau berhenti, Pengenalan huruf ber-tasydid, Pengenalan mad wajib dan mad jaiz, Pengenalan bacaan gunnah, idgom, dan lain-lain, Pengenalan bacaan ikhfa’, Pengenalan fawatihussuwar (awal surah), Terdiri dari 38 halaman, Halaman 37 dan 38 sebagai bahan evaluasi kenaikan buku

  • Untuk guru pengajar, terdapat standarisasi guru (pengajar) metode Kibar, antara lain (Sugiyanti, 2021): a. Menguasai Tahsinul Qira’ah dan dapat mengucapkan makhārijul al-hurūf dengan baik (pelatihan dari Balai Penelitian & Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur'an LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta), b. Memahami metode dan teknik pengelolaan kelas serta belajar-mengajar dengan metode Kibar, c. Memiliki hafalan surat-surat Al-Qur’an, hadis dan doa sehari-hari, d. Minimal pendidikan S1, e. Hafal juz 30, f. Memiliki kepribadian yang baik, berjiwa pendidik dan kasih sayang terhadap anak.
  • TK IT Al-Aysar memiliki kelas yang luas dan tersedia alat peraga pendukung Kibar disetiap kelasnya. Ruang kelas memiliki secara garis besar memiliki sarana penunjang berupa papan tulis, spidol, meja dan kursi guru, kipas angin, jam dinding, dan alat permainan edukasi.
  • Pembelajaran dengan metode Kibar dilakukan dengan duduk di alas lantai dengan satu meja. Dengan tatanan satu guru berhadapan langsung dengan satu murid memudahkan guru untuk memaksimalkan pembelajaran anak secara individu. Murid-murid yang lain sebelumnya sudah diberikan tugas pendamping Kibar yaitu dengan mengerjakan buku jurnal atau dengan bermain kartu hijaiyah agar tidak mengganggu teman yang sedang belajar dengan buku Kibar secara privat.
  • Hiasan-hiasan di dalam kelas pada umumnya sama dengan TK pada umumnya, yaitu hiasan dari berbagai warna yang dapat memudahkan anak menghafal warna. Ruang kelas diatur sedemikian rupa agar anak senang dan betah berada di dalam kelas sehingga anak lebih fokus dalam belajar dan suasana menjadi kondusif.
  • Dalam mengajarkan Al-Qur’an dengan menggunakan metode Kibar terdapat dua sistem, yaitu dengan sistem klasikal dan sistem privat. Sistem klasikal dilakukan secara berkelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil, sedangkan sistem privat dilakukan secara face to face dan mandiri. Adapun sistem dalam mengajarkan metode Kibar pada pembelajaran Al-Qur’an yaitu:
  • Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Kibar secara klasikal yaitu dengan cara: 1. Seluruh murid bersama guru membaca ta’awud dan basmalah, 2. Pembelajaran klasikal adalah pembelajaran yang dilakukan bersama-sama dipandu oleh satu guru. Pada pembelajaran klasikal ini sebelum mulai pembelajaran dengan membaca ta’awud dan basmalah secara bersama-sama, 3. Guru memperkenalkan dan melafalkan huruf-huruf hijaiyah menggunakan media pembelajaran.
  • Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Kibar secara privat yaitu dengan cara: 1. Diawali dengan membaca ta’awud dan basmalah, 2. Guru memeriksa kartu prestasi anak, 3. Anak membaca hafalan surat sesuai data yang ada di kartu prestasi, 4. Anak membaca buku Kibar hingga satu halaman, 5. Guru mengoreksi bacaan murid yang kurang tepat, 6. Murid dan guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah, 7. Guru menuliskan hasil belajar siswa pada kartu prestasi, 8. Guru penyampaian hasil belajar anak kepada orang tua setiap hari dengan buku penghubung, 9. Evaluasi kenaikan buku Kibar

Waktu Pelaksanaan dalam seminggu proses pembelajaran di TK IT Al-Aysar berlangsung selama 5 hari saja, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum’at. Pada hari Sabtu dan Minggu murid-murid libur dan dapat belajar dirumah. Pada hari Senin sampai Kamis, pembelajaran dimulai dari jam 07.30 WIB, dan selesai samapai jam 12.15 WIB. Sedangkan pada hari Jum’at, pembelajaran dimulai dari jam 07.30 WIB, dan selesai jam 11.00 WIB, karena siswa putra sholat Jum’at di masjid sekitar rumah masing-masing.

  • Metode Kibar Dapat Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Peserta Didik di TK IT Al-Aysar Srandakan
  • Penerapan metode Kibar dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Dalam metode ini memiliki beberapa indikator bacaan siswa pada kenaikan Kibar meliputi (Sugiyanti, 2018): 1. Buku Kibar A (Siswa mampu membedakan bunyi huruf yang hampir sama pengucapan dan bentuknya, Siswa mampu menyambung huruf hijaiyah, Siswa mampu mengenal huruf mad (panjang), Siswa mampu membaca fathah dan fathah tanwin dengan baik), 2. Buku Kibar B (Siswa dapat membaca kasrah dan kasrah tanwin, Siswa dapat membaca Ẓommah dan Ẓommah tanwin, Siswa mengetahui tanda sukun, Siswa memahami bacaan qolqolah). 3. Buku Kibar C (Siswa menguasai bacaan waqof, tasydid, mad wajib dan mad jaiz, Siswa menguasai bacaan Idgom bigunnah dan Idgom bilagunnah, iqlab, ikhfa’ dan idhar, Siswa menguasai Idgom mimi, ikhfa’ syafawi dan idhar syafawi, Siswa menguasai bacaan fawatihus suwar (mad Lazim Kilmi dan Harfi) Siswa dapat membaca dengan fasih dan tidak ada kesalahan dalam membaca.

Metode Kibar dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi peserta didik di TK IT Al-Aysar Srandakan dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :

  • Kemampuan Siswa dalam membaca Al-Qur’an
  • Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dilapangan bisa diberi keterangan bahwa kegiatan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode Kibar ini berjalan dengan baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias karena ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar. Pada hari pertama melakukan observasi, diperoleh bahwa mayoritas siswa TK IT Al-Aysar kelompok A sudah bisa membaca buku Kibar C dan ada beberapa yang sudah Juz 1.
  • Berdasarkan data pencapaian materi imtaq smester I tahun ajaran 2020/2021 TK IT Al-Aysar ada 4 anak yang masih buku Kibar A, 8 anak buku Kibar B, 2 anak yang sudah buku Kibar C, dan ada 1 anak yang sudah Juz 1 Al-Qur’an. Dari data dapat dijelaskan bahwa pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar mempermudah anak dalam belajar membaca Al-Qur’an dengan waktu relatif cepat karena pada awal masuk semester I seluruh siswa memulai dari buku Kibar Pra. Disamping sebagian besar belum dapat membaca Al-Qur’an ada beberapa anak yang sudah dapat membaca Al-Qur’an, akan tetapi masih ada beberapa kesalahan dalam membaca Al-Qur’an dan masih perlu ada bimbingan.
  • Evaluasi kegiatan pembelajaran Al-Qur’an
  • Setiap siswa yang sudah sampai pada akhir halaman setiap buku Kibar, akan diadakan evaluasi. Evaluasi biasanya dilakukan dengan guru lain atau guru yang ditunjuk sebagai guru penguji evaluasi oleh guru kelas masing-masing. Proses evaluasi ini dilakukan setelah guru merekomendasikan anak kepada guru penguji evaluasi. Untuk waktu dan tempat evaluasi Kibar menyesuaikan waktu guru penguji, bisa saat jam istirahat atau saat jam akhir pulang sekolah. Dengan adanya evaluasi ini akan diketahui siswa yang masih mengulang buku Kibar sebelumnya atau dapat melanjutkan ke buku Kibar selanjutnya bahkan melanjutkan untuk membaca Al-Qur’an.
  • Metode Kibar memberikan kemudahan bagi anak yang ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih. Pembelajaran dengan metode Kibar juga relatif cepat dalam jangka waktu 9-24 bulan. Dan juga pembelajaran dengan metode Kibar membuat anak senang dan termotivasi membaca buku Kibar dengan adanya gambar dan warna-warna yang menarik di buku Kibar (Indariyasih, 2021).
  • Dikatakan Ibu Sugiyanti bahwa awal masuk sekolah di kelompok B data siswa yang mengenal huruf hijaiyah baru mencapai 60% dari 15 anak. Tetapi setelah satu semester siswa kelompok B sudah 100% menghafal huruf hijaiyah yang dibuktikan dari capaian prestasi belajar harian anak dan evaluasi dari masing-masing siswa.
  • Sedangkan hasil dari tingkat kelulusan dan keberhasilan pengajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode Kibar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dipaparkan oleh pendapat Ibu Sugiyanti, S.Pd bahwa, “Kebanyakan dari tahun-tahun kemarin hasil prestasi lebih meningkat daripada sebelum menggunakan metode Kibar” (Sugiyanti, 2018).

  • Dari data yang diperoleh bahwa peningkatan kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an pada tahun ajaran 2019/2020 baru 5 anak dari 15 anak yang sudah sampai Al-Qur’an. Pada tahun ajaran 2020/2021 kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an mencapai 8 anak dari 15 anak yang sudah sampai Al-Qur’an. Sedangkan pada tahun ajaran 2021/2022 kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an setelah menggunakan metode Kibar meningkat sebagaimana 15 dari 24 anak sudah mencapai Al-Qur’an.
  • Kartu Prestasi Siswa
  • Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar setiap siswa mempunyai kartu prestasi sendiri. Kartu prestasi adalah kartu yang berisi tentang catatan hasil belajar harian anak setelah anak selesai belajar membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar. Dari data kartu prestasi siswa ini dapat diuraikan bahwa hasil kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an mengalami peningkatan atau tidak.
  • Pada setiap pertemuan kartu prestasi siswa dibawa oleh anak untuk diserahkan kepada guru kemudian akan diisi oleh guru yang menyimaknya. Jika dilihat dari kartu prestasi anak mengalami pengulangan dalam belajar membaca Al-Qur’an sebanyak tiga kali berturut-turut, maka guru akan meminta keterangan dari anak atas hambatan yang terjadi serta melaporkan kejadian ini kepada orang tua masing-masing anak.
  • Dengan adanya keterangan di kartu prestasi siswa harus memperhatikan catatan-catatan yang harus diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya. Tujuan akhir dari pembelajaran Al-Qur’an adalah kecepatan, kelancaran, dan kefasihan anak dalam mengucapkan huruf hijaiyah, sehingga anak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik (Indariyasih, 2021).

  • Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Belajar Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan

Setiap proses pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun kemampuan kerja. Untuk penyampaian pembelajaran dan penilaian diperlukan adanya media dan sumber tertentu untuk mendukung pembelajaran.

Mengingat kelebihan dan kekurangan yang ada dalam komponen belajar-mengajar makan keseimbangan ataupun keserasian antara keduanya merupakan pemecah paling praktis, walaupun bukan berarti tanpa menghadapi kesulitan-kesulitan. Hal tersebut juga terjadi dalam aplikasi metode Kibar dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TK IT Al-Aysar Srandakan, diantaranya sebagai berikut:

  • Faktor pendukung dalam belajar membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan
  • Kemampuan guru dalam membaca Al-Qur’an
  • Peran orang tua dalam mendampingi anak belajar membaca Al-Qur’an di lingkungan keluarga
  • Kemampuan anak
  • Suasana kelas yang kondusif
  • Faktor penghambat dalam belajar membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan
  • Guru pengajar kurang bisa memahami masing-masing karakter belajar anak
  • Orang tua tidak mendampingi belajar dirumah
  • Anak kurang kondusif serta sering cepat berubah perasaannya

Kesimpulan

  • Dari seluruh pembahasan hasil penelitian  yang dilakukan sudah dijelaskan secara lengkap pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
  • Implementasi metode Kibar dalam belajar membaca Al-Qur’an di TK IT Al-Aysar Srandakan
  • Pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan terdapat dua sistem, yaitu dengan sistem klasikal dan sistem privat. Sistem klasikal dilakukan pada awal pembelajaran secara berkelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Sedangkan sistem privat dilakukan secara face to face dan mandiri secara bergiliran. Setelah selesai pembelajaran guru mencatat hasil belajar siswa kedalam kartu prestasi siswa.
  • Metode Kibar dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi peserta didik di TK IT Al-Aysar Srandakan
  • Hasil kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah adanya implementasi metode Kibar ini adalah meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan dan prestasi yang dicapai oleh siswa dari sebelum mengenal huruf hijaiyah menjadi lebih mengetahui, mampu membaca huruf-huruf hijaiyah dengan benar serta dapat membaca Al-Qur’an. Bukti lain dalam peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an bisa dilihat dari data siswa lulusan 2019/2020 sampai tahun ajatan 2021/2022.
  • Faktor faktor pendukung dan penghambat dalam belajar membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan
  • Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukung dalam inplementasi metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan antara lain: kemampuan guru dalam membaca Al-Qur’an, peran orang tua dalam mendampingi anak belajar membaca Al-Qur’an di lingkungan keluarga, kemampuan anak, dan suasana kelas yang kondusif. Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan metode Kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan antara lain: guru pengajar kurang bisa memahami masing-masing karakter belajar anak, orang tua tidak mendampingi belajar dirumah, dan anak kurang kondusif serta sering cepat berubah perasaannya.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Alwasilah, C. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta:Remaja Rosdakarya

Ariyadi, F. (2010). Belajar Membaca Al-Qur’an Tanpa Pengenalan Huruf Hijaiyah (Penerapan Metode Al-Qur’an Quantum System (QQS) di SD Muhammadiyah Miliran Yogyakarta). Yogyakarta: Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Astuti, R. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Attention Deficit Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied Behavior Analysis. Jakarta: Jurnal Pendidikan Usia Dini. Vol 7 Edisi 2

Azwar, S. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bowman, Donovan, & Burn. (2010). Eager to Learn: Educating Our Preschoolers (eds). Washington DC: National Academy Press

Creswell, J. (2014). Penelitiann Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Denfeer, A.V. (1988). Ilmu Al-Qur’an : Pengenalan Dasar. Jakarta: Rajawali

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Fatahudin. (1982). Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al-Qur’ān Untuk Guru Agama Sekolah Dasar. Jakarta : Serajaya

Ghony, M., dkk. (2012). Metodologi Penelitian Kualitaif. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

H, Melly. (16/05/2015) METODE KIBAR DALAM BACA TULIS ALQUR’AN AUD. Diunduh dari  https://mellyhandayanicyrus.wordpress.com/2015/05/16/metode-kibar/

Hadi, S. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset

Harun, M. (2007). Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an Siswa SMA. Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Depag RI

Humam. A. (2000) Buku IQRO’ Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an. Yogyakarta: Team Tadarus AMM Kotagede

Latif, M, dkk. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana

Madyan, A. S. (2008). Peta Pembelajaran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maimanati, E. (2004). KIBAR. Yogyakarta: Kibar Jogja

Mar'ati, R. & Chaer, M. T. (2016). Pengaruh Pembacaan dan Pemaknaan Ayat-ayat al-Qur’an terhadap Penurunan Kecemasan pada Santriwati. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol 1 No 1

Mawarni, R. (2015). Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Kibar. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Muna, A. M. (2012). Penerapan Metode Kibar Dalam Pembelajaran Al-Qur’an di Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an Plus Kibar. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga

Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurwijiyati. (2010). Penerapan Metode Tsaqifa Dalam Pengajaran Baca Al-Qur’an Di MTs N LAB. UIN Yogyakarta Bantul (Perspektif Membaca Permulaan Bahasa Arab). Yogyakarta: Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pendidikan Al-Qur’an Mu’adz bin Jabal. (23/03/2021) Metode Kibar. https://pamuadzbinjabal.wordpress.com/metode-kibar/

Safutra, I. (27/11/2021). 54 Persen Muslim Indonesia Buta Aksara Al-Qur’an. Diunduh dari: https://www.jawapos.com/read/2016/06/07/32703/54-persen-muslim-indonesia-buta-aksara-alquran

Sholihuddin, M. Diposting Kamis, (17 Maret 2021). METODE KIBAR  “Cara Cepat dan Fasih Belajar Membaca Al-Qur’an Bagi Anak”. http://metodekibar.blogspot.co.id/2011/03/metode-kibar-cara-cepat-dan-fasih.html

Somadayo, S. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Supinah. (2014). Penerapan Metode Iqro’ Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri Gebang Kab.Purworejo. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Surasman, O. (2002). Metode Al-Bayan Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an. Jakarta: Erlangga

Surasman, O. (2013). BBM AL-QUR’AN Metode As-Surasmaniyyah. Jakarta: Gema Insani

Susanto, A. (2013). Perkembangan Anak Usia Dini:Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Suyadi. (2014). Manajemen PAUD TPA-KB-TK/RA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syarifuddin, A. (2005). Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani

Yulia,M. (12/12/2021). Pengenalan Baca Tulis Al-Qur’an Tentang Metode Kibar  http://duniapaudmeizayulia.blogspot.co.id/2014/12/pengenalan-baca-tulis-al-quran-tentang.html

Yuliani, S. (2017). Efektivitas Metode Kibar Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (studi kasus di SD Muhammadiyah Condongcatur, Sleman). Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Yunus, M. (1983). Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahasa Al-Qur’an). Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Yusuf, T. & Syaifu, A. (1995). Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Zarkasyi. (1987). Merintis Pendidikan TKA. Semarang: Lentera Hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun