Pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian yang terpisah diperkirakan akan berdampak signifikan pada sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) di bidang seni. Dengan adanya Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri, sekolah seni seperti SMK Negeri 1 Tanon diharapkan mendapatkan dukungan lebih besar dalam hal pengembangan kurikulum seni, pendanaan, serta kolaborasi dengan sektor budaya. Ini memberikan peluang untuk memperkuat pendidikan seni yang lebih terfokus dan relevan dengan perkembangan industri kreatif.
Namun, pemisahan ini juga menghadirkan tantangan dalam hal koordinasi antar kementerian. Sinkronisasi kebijakan antara Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pendidikan Dasar-Menengah menjadi penting untuk menjamin bahwa pengembangan keterampilan seni di SMK tetap terintegrasi dengan apresiasi kebudayaan dan kebutuhan industri. Hal ini memerlukan kerjasama yang kuat dan pemetaan yang jelas dalam penyusunan kurikulum dan pelatihan vokasi di sekolah-sekolah seni.
SMK Negeri 1 Tanon, sebagai SMK Seni, berharap dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengoptimalkan potensi para siswa dalam bidang seni. Dengan adanya fokus kebudayaan yang lebih intens, sekolah ini memiliki harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan seni dan mempersiapkan siswa agar relevan dengan industri kreatif di masa depan. Diharapkan, lulusan dari sekolah seni ini mampu bersaing dan berinovasi dalam bidang seni dan budaya yang semakin kompetitif.
"Bagaimana menurut Anda, integrasi antara seni dan pendidikan vokasi di SMK dapat ditingkatkan di masa depan, terutama jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipisah?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H