Mohon tunggu...
Rohmad Hidayat
Rohmad Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Main game, membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diksi-diksi Lingkungan Inggit Putria Marga Dalam Buku

14 Januari 2023   20:58 Diperbarui: 15 Januari 2023   19:47 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISI DAN PEMBAHASAN
Seperti yang telah sama-sama kita tahu, puisi merupakan sebuah karya sastra dalam bentuk tulisan. Sebuah puisi memiliki yang disebut dengan rima, irama, ritma serta lirik dalam setiap baitnya. Dalam pembuatannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu estetika bahasa. Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).lah sebuah karya yang penuh akan keindahan bahasa, atau seringkali disebut dengan istilah puitis. Menurut Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980) puisi adalah ekpresi konkret yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Puisi merupakan hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan (Aisyah, 2007, hlm. 2). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa puisi juga dapat dikatakan sebuah karya yang mewakili perasaan seorang penulis yang dikemas dalam bahasa imajinatif dan disusun dalam karakteristik tertetnu. Dalam penelitian ini saya mengambil salah satu karya dari seorang Inggit Putria Marga yaitu yang berjudul buku kumpulan puisi Empedu tanah dan fokus saya dalam penelitian kali ini yaitu tentang diksi-diksi lingkungan Inggit Putria Marga dalam buku kumpulan puisi Empedu Tanah
Dalam buku kumpulan puisi Empedu tanah karya Inggit Putria Marga ini mengajak kita sebagai pembaca untuk menyusuri rasa yang bikin manusia terenyuh seperti kesepian, kematian, hingga bencana. Dahsyatnya, lakon dari setiap kisah bait dalam buku ini kebanyakan adalah tokoh perempuan. Hubungan-hubungan yang hancur menjadi gagasan utama didalam buku ini. Point utama dan penting yang ingin penulis sampaikan melalui buku ini adalah hubungan-hubungan yang hancur. Hubungan dengan anak, orangtua, pasangan, alam, bahkan dengan dirinya sendiri. Terlihat tragis dan lebih nyata, mengingat bagaimana stigma yang mendeskripsikan gender perempuan. Dan sepertinya penyair atau penulis mengambil bagian itu sebagai ide pokok dalam puisi-puisinya. Tokoh  cerita  (character),  Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita (Aminuddin dalam Nurgiyantoro, 1995:79). Tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2000:165) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa tokoh adalah individu rekaan pada sebuah cerita sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.Hubungan-hubungan yang hancur menjadi gagasan utama didalam buku ini. Point utama dan penting yang ingin penulis sampaikan melalui buku ini adalah hubungan-hubungan yang hancur. Hubungan dengan anak, orangtua, pasangan, alam, bahkan dengan dirinya sendiri. Terlihat tragis dan lebih nyata, mengingat bagaimana stigma yang mendeskripsikan gender perempuan. Dan sepertinya penyair atau penulis mengambil bagian itu sebagai ide pokok dalam puisi-puisinya.
Sembari menyaksikan keterenyuhan, kita sebagai pembaca juga dibekali dengan deskripsi latar yang amat indah. Itu membuat isi dalam puisi-puisi buku ini ironis: kita sebagai pembaca diajak mendengarkan isi duka berbalut selimut diksi seputar alam yang gagah nan menggentarkan. Membaca buku ini rasanya seperti naik roller coaster, kita seakan dibawa naik dan turun, kita juga diajak menengok cerita-cerita tentang sekejam apa kehidupan ini dan manusia lainnya dapat memperlakukan kita melalui isi dalam puisi. Pemikiran penuh telisik juga harus dipasang oleh pembaca karena bisa saja kisah sedih itu terkaburkan atau teralihkan oleh keindahan diksi penyair. Salah satunya yaitu dalam puisi "Minggu Berdinding Ungu" yang isinya mengungkapkan perasaan bahagia seorang ibu kepada sang anak yangsangat amat  gemar menggambarkan banyak hal. Saat seorang ibu bertanya kepada anaknya apa yang dia gambar dan kenapa , lantas sang anak spontan menjawab dengan "aku hanya ingin menggambar yang kusuka saja." kepiluan pun merayap kepada hati sang ibu saat mengetahui bahwa tiada sosoknya dalam gambar-gambar yang dibuat sang anak. Keraf (2008: 22-23) Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Menurut Widyamartaya, pengertian diksi adalah kemampuan seseorang dalam membedakan suatu nuansa-nuansa makna secara tepat dengan gagasan yang disampaikan. Kemampuan seseorang membedakan makna itu sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya guna mengungkapkan gagasan hingga didapat efek tertentu seperti yang diharapkan. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.
"Empedu Tanah" Setelah saya telusuri kata kunci "Empedu Tanah" secara daring, saya mendapatkan berbagai informasi, salah satunya yaitu tentang tanaman Sambiloto selain juga informasi tentang buku ini. Saat dibaca lebih dalam lagi, tanaman itu punya nama lain Empedu Tanah di Sumatra Barat. Lalu, aku juga mencari kata "empedu" di KBBI (kamus besar bahasa Indonesia). Selain isinya tentang salah satu organ manusia, hasilnya memberi definisi: "perkataan atau ucapan yang amat pedas dan menyakitkan bagi hati (perasaan)." Sampai di sini, aku coba mengartikan bahwa empedu adalah sebuah hal-hal yang amat buruk (kata-kata pedas dan menyakitkan) dan "tanah" adalah tempat manusia kembali ke tempat asalnya (manusia diciptakan dari tanah dan akan Kembali ke tanah). Gabungan dari makna keduanya merupakan apa yang dirasakan selama membaca puisi-puisi dalam buku ini. Maka dari itu saya dapat menarik kesimpulan kenapa seorang penulis aatau penyair Inggit Putria Marga mengambil kata Empedu Tanah sebagai judul bukunya, karena dia tidak ingin merasakan rasa sakitnya sendirian maka dari itu dia menuangakan semuanya dalam buku tersebut dengan tujuan pembaca juga dapat merasakannya, dan judul Empedu Tanah sendiri ibarat sebagai pengobat dari rasa kepahitan hidupnya yang dituangkan dalam buku tersebut. Ia juga berharap memalui bukunya, semoga peristiwa pahit yang ada di buku ini bisa menjadi refleksi pada diri sendiri dan bisa menerimanya dan menjadikan penyembuh untuk diri kita.
Alasan saya mengapa mengambil karya sastra ini adalah karena dalam puisinya seorang Inggit Putria Marga ini agar bisa disukai masyarakat salah satunya adalah, seorang Inggit Putria Marga selalu berusaha membuat puisi yang bagus serta amat menarik  untuk dinikmati oleh pembaca. Inspirasinya dalam membuat berbagai puisi bisa dia dapatkan dari mana saja, seperti dari membaca, dari pengalaman hidupnya sendiri serta dari orang lain, dari alunan lagu, dan sebagainya. Jabrohim (2009: 71) mengemukakan tujuan yang dicapai melalui kegiatan pengembangan menulis puisi, yakni bersifat apresiatif dan bersifat ekspresif. Menurut Putu Arya Titawirya adalah bentuk ungkapan implisit dan samar, memiliki makna yang tersirat serta memiliki arti yang lebih konotatif. Puisi juga adalah sebuah seni sastra yang mengungkapkan perasaan seseorang atau seorang penyair, sehingga hal yang ditulis sangat tergantung dengan kondisi penyair. Apresiatif artinya bahwa melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenal, menyayangi, menikmati dan menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya sastra orang lain dengan karyanya sendiri. Ekspresi dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
Inspirasi menulis buku puisi ini pasti bisa Inggit dapat, karena memang menulis puisi adalah keahlian serta passion dari seorang Inggit. Passion itu yang membuat Inggit selalu senang menulis puisi, dibandingkan melakukan pekerjaan ataupun kegiatan lain. Passion itu yang membuat Inggit selalu senang menulis puisi, dibandingkan melakukan pekerjaan ataupun kegiatan lain. Selama menulis puisi ini seorang Inggit kerap menemui berbagai kesulitan. Namun bagi seorang Inggit semakin puisi sulit justru membuatnya semakin bersemangat dalam menulis puisi. Justru kalau puisi itu mudah seorang Inggit merasa membuat puisi seperti tidak ada gregetnya ataupun sensasinya. Menurut (Vallerand serta Houlfard), passion merupakan kecenderungan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang digemari oleh seseorang. Dalam tulisan Arisa Septia, Gani dan Priambodo juga menjelaskan passion. Passion atau hasrat dan gairah ini timbul secara kuat apabila kita percaya akan mencapai hasil akhir menyenangkan. Hal ini berarti seseorang yang tidak punya harapan dan otomatis kehilangan gairah. Menurut Gani dan Priambodo, gairah atau passion ini bergantung pada state of mind. Riana dalam tulisan Arisa, passion adalah ketakutan yang membuat seseorang bergerak maju terus tidak peduli rintangan. Adanya hasrat inilah yang membedakannya dengan orang lain yang sekadar bekerja keras. Dari sekian pengertian passion dari para ahli pada dasarnya sama. Terdapat kesamaan. Passion diartikan sebagai Hasrat atau gairah yang mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan penuh semangat secara terus menerus. Meskipun banyak rintangan dan kendala, orang tersebut tetap berusaha untuk mencapai tujuannya. Selama menulis puisi ini seorang Inggit kerap menemui berbagai kesulitan.  Namun bagi seorang Inggit semakin puisi sulit justru membuatnya semakin bersemangat dalam menulis puisi. Justru kalau puisi itu mudah seorang Inggit merasa membuat puisi seperti tidak ada gregetnya ataupun sensasinya.
Inggit Putria Marga sebagai seorang penyair perempuan Lampung, yang intens terhadap dunia sastra, khususnya puisi, juga menjadi patut untuk diselisik. Kosasih (2012, hlm. 97) yang menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna. Ia banyak mendapatkan penghargaan dari hasil karyanya, antara lain; Anugerah Kebudayaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2005, 100 Puisi Terbaik Indonesia-Pena Kencana 2010, 60 Puisi Terbaik Indonesia 2009, 5 Besar Khatulistiwa Literary Award 2010 dan lain-lain. Puisi-puisi Inggit Putria Marga juga sudah diterjemahkan ke Bahasa Perancis dan Bahasa Inggris.
Urgensi dari melakukan penelitian ini yaitu banyak yang mengatakan hidup ini ibaratnya seperti roda yang terus berjalan, kadang berada di posisi atas dan terkadang juga berada di posisi bawah. Kita yang notabennya hanya sebagai manusia biasa pun di dalam kehidupan kita seringkali mengalami naik turunnya fase dalam kehidupan. Walaupun seringkali atau bahkan kita mendapatkan kekecewaan dan juga mendapatkan kemalangan dalam hidup, perlu kita sadari dan ketahui bahwa semua kepahitan itu hanyalah bersifat sementara. Apabila kita tetap berfokus terhadap tujuan, maka niscaya kita akan bangkit atau mendapatkan kebangkitan dari keterpurukan tersebut. (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)), arti kata kepahitan adalah kesukaran dan kesusahan. Arti lainnya dari kepahitan adalah perihal pahit. Apabila kita tetap berfokus terhadap tujuan, maka niscaya kita akan bangkit atau mendapatkan kebangkitan dari keterpurukan tersebut. Pengalaman pahit dalam kehidupan kita ataupun seseorang dapat mengakibatkan orang menjadi insan atau manusia yang mati rasa, dan disertai dengan penuh kebencian bahkan terkadang sampai membenci dirinya sendiri. Kepahitan hidup terkadang telah membawa perubahan atau mengubah seseorang menjadi berhati batu. Tak mengenal lagi yang namanya belas kasih dan selalu merasa tersiksa apabila melihat dan memandangi orang lain yang senang dan berbahagia dalam kehidupan mereka. Menebar kebencian, seakan menjadikannya satu satunya kesenangan dalam sisa hidupnya, tanpa disadari tipe orang yang seperti ini semakin lama akan semakin terperosok dan masuk kedalam jurang kepahitan hidup yang amat mendalam, bila tidak ada orang lain atau hal-hal lain yang dapat menyadarkannya. Disisi lain juga, orang bisa memilih untuk menjadikan sebuah kepahitan dan penderitaan didalam kehidupan, menjadi pelajaran hidup yang sangat amat berharga, agar kehidupnya kelak berbuah menjadi manis.
Seandainya kita sebagai manusia boleh dan bisa memilih, maka setiap orang pasti akan mengharapkan tidak akan pernah ada pengalaman pahit yang akan terjadi selama kehidupnya, namun dalam kenyataannya hidup ini tidak selalu seirama dengan harapan dan dambaan hati setiap orang. Bahkan tidak jarang juga yang terjadi adalah justru sangat bertolak belakang dengan hasrat hati kita sebagai manusia. Maka saat kejadian atau hal ini terjadi, akan menjadi  saat saat yang paling menyakitkan dan amat menyulitkan bagi diri kita, apalagi itu terjadi pada tokoh seorang perempuan. Tapi apa yang harus terjadi maka terjadilah, kita suka ataupun tidak disuka kita hanya akan memiliki pilihan akan sakit hati, menderita, terpuruk dan berakhir dengan mengenaskan  atau justru kita menjadikan pengalaman pahit ini menjadi sebuah pelajaran yang sangat amat berharga untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Sehingga tidak sia-sia kita menanggung derita serta rasa sakit yang mungkin saja sangat amat sakit bagi diri kita. Pengalaman-pengalaman pahit dan menyakitkan inilah yang menempa sikap serta mental kita, sehingga menjadikan kita manusia yang mampu memahami arti dan makna yang sesungguhnya dari kehidupan ini yang tak akan goyah dalam menghadapi berbagai masalah hidup yang bagaimanapun.

Dalam artikel ini yang saya fokuskan yaitu tentang penggunaan diksi diksi lingkungan dari Inggit Putria Marga dalam buku kumpulan puisi empedu tanah. Triningsih (2018, hlm. 15) menyatakan, bahwa diksi atau pilihan kata merupakan ketepatan seseorang dalam memilih dan menggunakan kata sesuai dengan situasi dan kondisi. Artinya, seorang penulis harus mampu memilih kata agar informasi yang disampaikan tidak ambigu atau tepat. Finoza (2018, hlm. 137) menyatakan, bahwa pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, serta wacana. Menurut Awalludin (2017:19) diksi merupakan pilihan kata. Artinya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Oleh sebab itu, diksi ini menjadi salah satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia tulis-menulis maupun dalam dunia tutur yang kita gunakan sehari-hari. Jadi dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang diharapkan). Disini ada beberapa contoh dari penggunaan diksi Inggit Putria Marga dalam buku puisi empedu tanah :
Dalam puisi "RENCANA SANG PELACUR" terdapat kalimat "ruangan berdinding coklat pala, beberapa lukisan hewan ter- gantung di dinding-dindingnya, sebuah cermin bundar roda, sepasang jendela kaca berukuran dua kali tinggi orang dewasa menghamparkan panorama" dalam penggalan kalimat tersebut terdapat kata panorama yang berarti memiliki makna yaitu suatu bukit berwarna api seperti akan padam oleh laut yang berhempasan di kakinya. "berpagar pohon-pohon bungur yang bunganya gugur, aku seolah melangkah di permadani warna anggur. di kananku, kau berjalan dan berkata bahwa kau tak lagi ingin memelihara hewan. di kirimu, aku berjalan tanpa suara apalagi tangisan. tiba di perempatan kita berdiri berhadapan. kau memandangku. aku melihat matamu". Dalam penggalan kalimat tersebut terdapat kata permadani yang bermakna sebuah jalan yang amat indah sebuah jalan yang indah nan dihiasi dengan daun-daun yang turun berguguran ke tanahnya. "ruangan ini menjelma peti tak terkunci, dinding-dindingnya mengge- makan teriakan, tangisan, tembakan, tamparan, desah persetubuhan. lukisan-lukisan hewan yang terpaku di tembok seperti mengganti sendiri gambar dirinya dengan coretan-coretan abstrak bermakna tak tertebak". Dalam penggalan kalimat tersebut kita sebagai pembaca pasti bisa menangkap apa makna dari seorang penulis memilih kata tersebut, yaitu penulis ingin menggambarkan sebuah gedung yang sunyi namun tak dikunci ibaratnya semua orang bisa keluar masuk dan dalam ruangan tersebut terdapat beberapa kejadian kelam atau kekerasan yang digamabarkan dengan kata-kata dindingnya menggemakan sebuah teriakan, tangisan, tembakan, tamparan yang bermakna bahwa di gedung tersebut telah terjadi kejadian kelam serta kekerasan terhadap beberapa tokoh.  
Dalam puisi "BURONAN" terdapat kalimat "seperti tahu ada seorang pembunuh duduk di salah satu kursi penumpang kereta malam bergerak kencang kabut merepih bagai tercencang ribuan pedang". Dalam kalimat tersebut kata kabut merepih bagai tercencang ribuan pedang yang berarti bernakna sebuah permukaan laut yang air atau arusnya tidak beraturan atau sedang berhamburan bagai tercencang oleh ribuan pedang.
Dalam puisi "POHON" terdapat kalimat "seperti menggiring sapi yang akan disembelih, sambil bersiul, seorang sipir mengantar perempuan itu memasuki gedung, di depan ruang berpintu jeruji, sipir berdiri, menghitung berapa menit lagi, ini perempuan akan mati. ia kunci perempuan di ruang sebesar kamar mandi. menatapnya sejenak, lalu pergi tanpa suara sama sekali". Dalam kalimat tersebut seperti minggiring sapi bermakna orang yang sedang dituntun dengan kekuatan lebih atau digiring kesuatu tempat tertentu dan makna dari Gedung yang berpintu jeruji dan sebesar kamar mandi yaitu bermakna sebagai penjara.
Dalam puisi "HANTU" terdapat kalimat "permadani pasir menjelma kebun yang ditumbuhi jutaan jejak kaki ketika di tepi laut, aku berdiri, meletakkan tatapan di hamparan cama di bagan-bagan apung yang berderet membentuk barisan, di kapal-ka yang berlayar membawa harapan dan penyesalan". Dalam kalimat tersebut terdapat kata permadani pasir yang bermakna sebuah hamparan pasir yang indah nan luas serta dihiasi dengan jejak telapak kaki dari setiap makhluk hidup yang berjalan diatas permukaannya. "kapal menjelma api unggun apung. asap membubung bagai mengiring nyawa-nyawa menuju rumah pemilik langit yang agung. memeluk sebuah tiang, aku terpanggang. abu tubuhku melayang, bersatu dengan debu, terbawa angin ke muasal lain, muasal yang bukan ibuku tetapi tempat dulu kapal menjemputku, tepi laut yang mempertemukanku lagi dengan sepasang remaja yang telah, sebagaimana aku, menghantu". Dalam penggalan kalimat tersebut terdapat kata kapal menjelma api unggun apung yang bermakna sebuah kapal yang terbakar di tengah laut yang luas dan tidak tenggelam serta disertai asap=asap yang terbang tinggi seakan menandakan bahwa banyak nyawa yang dibawa keatas atau Kembali kepada sang pencipta.
Dalam puisi "UJUNG TUNGGU" terdapat kalimat "jam enam pagi, matahari seperti bayi. bayi kemerahan tanpa tangis menggeliat di antara awan yang bergerombol bagai buih di lautan. berhalimun rindu, kami di ruang tamu. ia terlentang di kursi panjang aku duduk di sisi kiri tubuhnya, setengah telanjang". Dalam penggalan kata matahari seperti bayi kemerahan tanpa tangis bermakna sebuah matahari terbit di pagi hari yang terpapar jelas di halaman rumah walaupun dia hanya menyaksikan itu dari ruang tamu serta dihiasi dengan awan yang bergerombol bagai buih di lautan yang bermakna terdapat awan banyak disekitarnya seperti buih-buih yang ada dalam lautan.

DAFTAR RUJUKAN
1. Goodreads. 2020. EMPEDU TANAH (PEMENANG KUSALA SASTRA KHATULISTIWA KE-20 KATEGORI PUISI TAHUN 2020)
2. Lampung.tribunnews. 2020. Penulis Buku Empedu Tanah Inggit Putria Marga: Menulis Puisi adalah Tantangan
3. RMOLLampung. 2020. Inggit Putria Marga Butuh 8 Tahun Selesaikan Empedu Tanah
4. LAMPUNG VISUAL. 2022. Lampung Literature Selisik Buku "Empedu Tanah" Karya Inggit Putria Marga
5. Pojokseni. 2020. Lampung Literature Gelar Selisik Buku "Empedu Tanah" Karya Inggit Putria Marga
6. Fajrin.R. 2016. Pengertian tokoh dan jenis-jenis tokoh dalam cerita
7. Anzdoc. 2021. LANDASAN TEORI SASTRA MENURUT RENE WELLEK DAN AUSTIN WARREN
8. Sastrawacana.id. 2018. Pengertian Diksi Menurut Para Ahli
9. 123dok. 2015. Landasan Teori tentang kreatifitas menulis puisi
10. Nandy. 2022. Apa Itu Passion dan Bagaimana Cara Menemukan Passion
11. Thabroni Gamal. 2019. Pengertian Puisi, Unsur & Jenis Menurut Para Ahli
12. Serupa.id. 2019. Pengertian Puisi, Unsur & Jenis Menurut Para Ahli (Lengkap)
13. Widiyawati.A. 2020. Pengertian Passion: Manfaat dan Cara Mengembangkannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun