Mohon tunggu...
Rohmad Parsidi
Rohmad Parsidi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pecinta dan penikmat hidup. Masih berkutat dengan hiruk-pikuk di bagian dasar piramida Maslow. Blog: http://rohmad.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kritik Pendidikan - Generasi Muda yang Krisis Percaya Diri

21 Desember 2013   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:40 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik Facebook fans page Tips Percaya Diri usia 13-17 tahun

[caption id="" align="alignnone" width="639" caption="Statistik Fans Tips Percaya Diri di Facebook"][/caption] Sebuah fakta yang sangat mencengangkan, 50% yang like Facebook page Tips Percaya Diri adalah remaja umur 13-17 tahun. Sementara itu pengguna facebook di kelompok umur 13-17 tahun ini adalah 15%. Artinya apa? Sebagian besar remaja usia 13 samapi 17 tahun menyukai tips-tips untuk meningkatkan rasa percaya diri. Ini bisa diartikan bahwa mereka membutuhkan bimbingan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Dengan melihat angka yang fantastis ini saya menyimpulkan bahwa generasi muda bangsa Indonesia tengah mengalami krisis percaya diri. Sebagai informasi, tanggal 9 Desember 2013 lalu saya membuat Facebook page Tips Percaya Diri. Page ini berisi tips-tips untuk meningkatkan rasa percaya diri. Untuk mendapatkan pembaca awal (yang like page), saya sengaja beriklan di Facebook. Target iklan adalah semua pengguna Facebook yang berasal dari Indonesia. Jadi, berdasarkan target yang mencakup semua kelompok umur ini, saya mengasumsikan bahwa sebaran demografi (usia) sebagai basis statistik yang saya dapatkan adalah tidak bias. Saat statistik ini dibuat, jumlah yang like page adalah 2.447 pengguna Facebook. Fakta yang mencengangkan lainnya, dari 50% itu, 18% adalah pria dan 32% adalah wanita! [caption id="" align="alignleft" width="512" caption="Statistik Facebook fans page Tips Percaya Diri usia 13-17 tahun"]

[/caption] Dari profile fans wanita usia 13-17 tahun yang saya sampling, mostly mereka adalah pelajar. Di antara diskusi yang berlangsung, beberapa pembaca curhat dan bertanya mengenai pergaulan mereka di sekolah. Ada yang di-bully teman-temannya sampai si anak ini kehilangan rasa percaya diri dan kehilangan konsentrasi belajar sehingga prestasi akademiknya anjlok drastis. Ada yang kesulitan bergaul dan mencari teman. Juga ada yang curhat karena ditinggalkan oleh sahabat karibnya karena si sahabat ini menemukan sahabat baru. Saya miris sekali membacanya, membayangkan seandainya ini terjadi pada anak perempuan saya yang sekarang kelas 6 SD. Menginjak remaja, anak-anak kita mulai masuk ke pergaulan masyarakat yang keras. Mereka menghadapi pergolakan nalai antar kelas si miskin dan si kaya, si cantik dan si jelek, si pintar dan si bodoh, si gaul dan si lugu. Mereka yang nasibnya ada di kelas yang lebih lemah, sangat rentan jadi korban kesewenang-wenangan kelas yang kuat, misalnya di-bully dan dikucilkan. Bagi remaja perempuan, pergaulan yang dihadapinya lebih keras lagi. Anak-anak perempuan yang bisa bergaul cenderung membuat kelompok/group/klik. Dan yang tidak pandai bergaul dan tidak punya klik, sangat-sangat rentan jadi bulan-bulanan bully. Belum lagi budaya masyarakat kita yang didominasi oleh kaum lelaki (Hegemoni Patriarkhi), pelaku bully terhadap anak perempuan lemah ini datang dari kaum lelaki. Lengkap sudah kerasnya dunia bagi anak-anak perempuan yang tidak pintar bergaul dan tidak punya klik. Keluarga dan sekolah sangat dituntut untuk sadar akan hal ini. Khususnya sekolah, di mana anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu bergaul bersama teman-temannya. Sekolah, di mana banyak kasus bully justru terjadi di sekolah. Anak-anak yang semakin jatuh rasa percaya dirinya ketika di-bully di sekolah, traumanya terus membekas di alam bawah sadar sampai dia dewasa. Di manakah peran pendidikan sekolah di sini? Dari sekian mata pelajaran di sekolah, adakah pelajaran tentang percaya diri? Saya berharap ada diskusi di Kompasiana ini, bagaimana seharusnya lembaga pendidikan mengatasi krisis percaya diri pada generasi muda ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun