Mohon tunggu...
Rohmatul Karimah
Rohmatul Karimah Mohon Tunggu... -

Reading won't make you miss tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bangga Menjadi Bagiannya (Indonesia)

15 November 2014   22:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Benarkah apa yang dikatakan pepatah, Dunia seluas bahasamu, Your world is as wide as your language. Perjalananku kali ini dalam rangka PPL ke negeri Gajah Putih menyadarkanku, betapa beruntungnya negeri Merah Putihku. Bangsa yang telah bebas selama 69 tahun dari jajahan negara lain yang ingin merampas alam kita. Bahasa yang kuasai walau tak seberapa, sedikit membantuku jika mereka tak paham apa yang ku ucap.

Tersimpan pertanyaan besar dalam benakku sebelum perjanalanan ini dimulai. Mengapa Negara Thailand membutuhkan Guru Bahasa Melayu/Indo? Apakah   bahasa yang mereka gunakan seperti yang ku lihat di film  Top Secret Billionare tak cukup? Seiring masaku disini, pertanyaan itu terjawab. Daerah yang menajadi rumahku selama 5 bulan lamanya, Parik Rubuh-Narathiwat adalah salah satu daerah yang awalnya menjadi kedaulatan Kerajaan Melayu yang kemudian dijajah oleh Kerajaan  Siam, layaknya Nusantara yang mencuri perhatian Portugis, Belanda, dan Jepang, begitu pula dengan negara ini. SDA yang melimpah ruah pastilah alasannya. Selatan Thailand ini memiliki tambang emas,  tambang minyak, buah-buahan yang segar yang sering kita temukan di Indonesia itu pun tak jarang diimpor dari negara ini.

Sebab pada awalnya adalah Kerajaan Melayu maka bahasa mereka adalah Melayu, pada awalnya. Hartu karun ini kemudian dibawa ke Ibu Kota untuk membangun infrastruktur disana. Karena jajahan yang tak kunjung usai, bahasa Melayu yang juga merupakan identitas muslim (Red: Melayu=Islam) mulai pudar. Bahasa Siam mulai menjadi bahasa keseharian mereka, karenanya untuk menjaga identitas Melayu, budak-budak (pelajar-pelajar) harus tetap belajar, tahu, dan faham bahasa Melayu untuk mengatakan bahwa inilah AKU! Jika hari zaman ini tak ada bahasa Melayu/Indonesia maka regenerasi akan kehilangan bahasa moyang mereka. Sungguh suatu kehormatan dan kebanggaan dapat membagi ilmu yang tak sampai seujung kuku ini pada mereka, karena pada hakikatnya bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu modern. Ku mengerti keinginan mereka untuk merdeka akan tetap dan selalu berkobar dan akan padam jika mereka kuasa apa yang mereka kehendak. Jika mereka bersungguh mempelajari bahasa kita, patutnya kita bangga terhadap INDONESIA yang merdeka secara de facto, pun dengan bahasanya. Harapku sungguh pada Generasi Muda Indonesia  agar tak putus berkarya dan BANGGA MENJADI BAGIANNYA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun