Pemanfaatan Teknologi Canggih Untuk Mengatasi Bencana
Wilayah Indonesia terletak pada wilayah yang strategis. Namun, wilayah Indonesia
merupakan wilayah yang rawan bencana.Â
Di Indonesia, bencana alam dapat disebabkan oleh gunung berapi yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, serta dataran rendah dan dataran
tinggi dengan ketinggian yang berbeda disetiap daerahnya. Contohnya banjir bandang di Jakarta, gempa bumi di Yogyakarta, tsunami di Aceh, letusan Gunung Merapi, kebakaran di
Sumatera, dan lain sebagainya.
Bencana yang terjadi tidak bisa kita cegah, akan tetapi kerugian yang disebabkan oleh
bencana dapat diminimalisir. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi memiliki peran yangsangat penting dalam respon dan peringatan awal sebelum terjadinya bencana. Seperti letusan
gunung berapi, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, bahkan ketika semua jaringan komunikasi terputus, para relawan dan timnya mengoptimalkan internet di seluruh dunia dan
untuk keluarga serta teman-teman mereka. Dengan memberikan informasi melalui media sosial, website, chat, dan WhatsApp merupakan pemanfaatan teknologi informasi.Â
Hal ini membawa dampak positif, karena bantuan dari luar dan dalam negeri cepat tersalurkan, dan banyak tim relawan yang datang membantu para korban bencana. Inilah tugas teknologi internet sebagai sarana transmisi informasi baru. Salah satu bencana yang terjadi saat ini adalah kabut asap di Palembang. Kabut asap diakibatkan oleh adanya kebakaran hutan. Sehingga mengakibatkan kabut menutupi udara di Palembang. Asapnya tajam dan membuat pernapasan terganggu.
Kabut tebal membuat jarak pandang bagi pengendara yang melintasi jalan di
Palembang menjadi terganggu. Serta dapat berbahaya bagi kesehatan warga. Kebakaran hutan di sekitar wilayah Palembang menimbulkan kabut asap yang cukup tebal. Kabut asap yang terjadi di sekitar wilayah Palembang berdampak pada berbagai sektor. Salah satunya dibidang pendidikan. Sehingga mengharuskan siswa untuk belajar
secara online. Bencana kabut asap tersebut disebabkan oleh kebakaran lahan milik perusahaan di Sumsel. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menutup beberapaperusahaan di Palembang. Lahan yang ditutup di daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir,
yaitu : PT WAJ seluas 1000 hektar, PT RAJ sekitar 1000 hektar dan tidak diketahui pemilik 1200 hektar. PT SAM 30 hektar, PT KS 25 hektar, PT BKI 60 hektar.Â
Letjen TNI Suharyanto sebagai Direktur Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) melakukan kunjungan kerja penanganan kebakaran hutan. Dalam kunjungan tersebut,Suharyanto melakukan pengecekan wilayah-wilayah yang terdampak kebakaran hutan dengan bantuan helikopter patroli. Inspeksi udara dilakukan Kepala BPNPB bersama HermanD eru selaku Gubernur Sumsel di bawah pimpinan Ogan Komering Ilir (OKI). Kabupaten OKI tercatat menjadi wilayah dengan peningkatan jumlah titik panas terbesar di Sumsel.
Setelah selesai patroli, Suharyanto langsung memimpin penanganan kebakaran di Kantor Gubernur Sumsel dalam rapat yang dihadiri TNI/Porli Sumsel, Gubernur, Wali Kota, dan Forkopimda. Suharyanto mengatakan, tujuan kehadirannya adalah untuk memastikan pemadaman kebakaran hutan, tepat sasaran serta efektif. Usaha yang dilakukan untuk mengendalikan kebakaran hutan daerah prioritas enam provinsi, terus di tindak lanjuti. Di Daerah Sumatera Selatan, sudah ada kebakaran hutan, namun ada beberapa daerah sudah berhasil dipadamkan. Ada beberapa titik yang sulit dipadamkan, karena letaknya yang terpencil. Oleh karenanya, jalan menuju lokasi sulit diakses. Namun dengan dukungan armada water bombing, seharusnya api bisa dikendalikan.
BNBP juga melakukan upaya tambahan operasi udara dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca bersama lembaga BMKG untuk mempercepat pemadaman kebakaran hutan yang terjadi. Maka, kebakaran bisa segera diatasi. Sehingga udara di sekitar wilayah Palembang kembali normal.
Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang semakin maju dan canggih dapat mencegah kebakaran hutan di pedesaan atau kota dalam skala besar serta meminimalkan kerusakan-kerusakan. Selain itu, diperlukan edukasi peringatan dini untuk meminimalisir dampak buruk akibat bencana.
Di Indonesia terdapat beberapa teknologi untuk mendeteksi bencana, yaitu: