Silent treatment secara langsung membuat pasangan merasa terisolasi, bahkan ketika mereka berada dalam hubungan. Rasa kesepian ini bisa berujung pada lonely marriage, di mana kedua pihak tinggal bersama tetapi tanpa keterikatan atau koneksi emosional yang mendalam.
4. Menghambat Komunikasi dan Penyelesaian Masalah
Ketika pasangan saling mendiamkan, kesempatan untuk membicarakan masalah dan menemukan solusi bersama menjadi tertutup. Hal ini membuat masalah berlarut-larut dan menumpuk, yang pada akhirnya dapat memicu konflik yang lebih besar atau perasaan ketidakpuasan yang mendalam.
5. Mengarah pada Kebiasaan Manipulatif dan Toksik
Silent treatment sering kali digunakan sebagai alat untuk mengontrol atau menghukum pasangan. Kebiasaan ini bisa berubah menjadi bentuk manipulasi emosional, di mana satu pihak memaksa pihak lain merasa bersalah atau bertanggung jawab atas sikap diam tersebut. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menciptakan dinamika yang tidak sehat dan beracun.
6. Menurunkan Kualitas Hidup dan Hubungan
Ketidakbahagiaan yang disebabkan oleh silent treatment mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Pasangan yang diabaikan sering merasa tidak nyaman di rumah, yang bisa menyebabkan stres berkepanjangan, ketidakpuasan hidup, dan bahkan memengaruhi produktivitas dan kesehatan fisik mereka.
7. Meningkatkan Risiko Perselingkuhan atau Perceraian
Ketika pasangan merasa diabaikan dan tidak dicintai, mereka mungkin mencari dukungan emosional di luar hubungan. Perasaan terabaikan yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko perselingkuhan, atau pada akhirnya perceraian, sebagai bentuk pelarian dari ketidakbahagiaan dalam pernikahan.
8. Membuat Anak-Anak Terkena Dampaknya
Jika pasangan yang memiliki anak sering menggunakan silent treatment, anak-anak juga akan merasakan dampak negatifnya. Mereka dapat merasakan ketegangan di rumah, yang bisa membuat mereka merasa tidak aman atau bingung. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini cenderung mengembangkan pola komunikasi yang sama di kemudian hari.