Penulis: Rohid Adi Permana, Adhi Krisna Maria Agustin
Di era pendidikan modern, pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang beragam dalam proses belajar mereka. Â Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada cara belajar dari masing-masing peserta didik. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi, melayani, dan mengakui keragaman peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai dengan kesiapannya untuk belajar, minat, dan kesukaannya. (Tomlinson, 2021).
Lingkungan sekitar dapat menjadi penunjang dari pembelajaran berdiferensiasi. Terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Pada saat berada di luar ruangan, peserta didik dapat menjelajah lingkungan sekitar mereka dengan lebih leluasa. Peserta didik akan mudah mendapatkan contoh konkrit dari materi yang bersangkutan. Misalnya ketika belajar mengenai bentuk daun dari tumbuhan, peserta didik dapat menemukan berbagai bentuk daun sesuai dengan lingkungan sekitar mereka. Menurut Dewi, dkk dalam Chrislando (2019) menyatakan bahwa dengan memanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, siswa akan memiliki pengetahauan yang lebih baik.
Belajar dengan suasana yang berbeda seperti belajar di luar ruangan kelas menjadi salah satu upaya meningkatkan antusias peserta didik dalam belajar. Sering ditemui bahwa banyak peserta didik mengantuk pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Pembelajaran di luar ruangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Peserta didik diharapkan merasa lebih nyaman dalam belajar di lingkungan sekitar, misalnya di taman sekolah yang banyak tanaman dan pohon rimbun. Dengan belajar di luar kelas, juga akan membuat peserta lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini meningkatkan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik (student center).
Penerapan dari pembelajaran berdiferensiasi ini membagi peserta didik dalam berbagai kelompok menurut modalitas belajarnya, yaitu kelompok auditori, visual, dan kinestetik. Auditori adalah kelompok peserta didik yang belajar melalui suara. Mereka senang belajar dengan cara berdiskusi dengan teman, membaca teks dengan suara keras, dan juga mendengarkan rekaman suara. Selanjutnya yaitu visual, visual adalah kelompok peserta didik yang belajar melalui penglihatan, seperti disajikan gambar, diagram, video, dan benda yang ada di sekitarnya. Terakhir yaitu kinestetik, kinestetik adalah kelompok peserta didik yang belajar melalui gerakan. Mereka senang bergerak dan bereksperimen. Belajar di luar ruangan menjadi yang terbaik bagi peserta didik kinestetik. Misalnya pada pembelajaran IPAS, mereka akan senang mengamati dan mencari berbagai macam tumbuhan dan hewan di sekitar. Untuk mengetahui modalitas belajar dari setiap peserta didik, guru dapat membuat instrumen modalitas belajar yang kemudian diberikan kepada peserta didik sebelum merancang modul ajar.
Pembelajaran berdiferensiasi juga mengelompokkan peserta didik berdasarkan modalitas belajarnya. Modalitas belajar peserta didik adalah cara yang digunakan peserta didik yang berbeda-beda dalam menyerap dan memproses informasi selama proses belajar. Modalitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah menerima materi karena materi yang dibahas dikaitkan pada hal konkrit di sekitarnya. Modalitas belajar peserta didik dapat diamati melalui penilaian yang dilakukan guru sebelum merancang modul ajar.
Selanjutnya ada minat belajar peserta didik. Minat belajar merujuk pada keinginan dan ketertarikan peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Minat belajar dari peserta didik tentunya berbeda-beda. Misalnya ketertarikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran IPAS, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Minat belajar biasanya ditentukan oleh kemampuan dan bakat peserta didik, modalitas belajar, dan lingkungan.
Kesiapan belajar peserta didik juga tidak kalah pentingnya dalam pembelajarn berdiferensiasi. Kesiapan belajar berhubungan dengan pengetahuan dari peserta didik mengenai suatu materi tertentu. Guru harus benar-benar mengetahui kesiapan belajar dari setiap peserta didik yang tentunya berbeda-beda. Untuk mengetahui kesiapan belajar dari peserta didik, guru dapat melakukan penilaian guna mengetahui kesiapan belajar. Penilaian tersebut dapat dilakukan oleh guru sebelum merancang modul ajar mengenai materi tersebut.
Modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar merupakan 3 hal yang sama pentingnya dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk mengetahui modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar dapat dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap peserta didik sebelum merancang modul ajar mengenai materi yang akan diajarkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Penilaian tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan penilaian berbentuk tes. Maka dari itu, guru harus menyiapkan instrumen mengenai modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar.
Penulis melakukan observasi ke salah satu sekolah dasar yang berada di Kabupaten Semarang. Dengan tujuan untuk mengetahui modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar peserta didik.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi harus menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi konten berisi mengenai materi yang diajarkan kepada peserta didik. Diferensiasi proses berisi mengenai bagaiman cara agar peserta didik mudah dalam menerima materi. Diferensiasi produk berisikan karya atau produk apa yang akan dihasilkan oleh peserta didik. Diferensiasi konten, proses, produk tersebut disesuaikan dengan data yang telah didapat penulis melalui angket modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar peserta didik. Pada praktiknya, peserta didik akan dikelompokkan berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik.