Mohon tunggu...
Robi Hidayat
Robi Hidayat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa pada umumnya yang mempunyai cita - cita pada umumnya yang sedang mencoba menulis. \r\nblog : http://kadalngeshot.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

MEmoryeah2014 - Relawan Bencana

28 Desember 2014   23:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:17 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#MEmoryeah2014

***Relawan Bencana***

[caption id="" align="aligncenter" width="402" caption="dokumentasi pribadi penulis"][/caption]

Dukaku, Indonesia banyak mengalmi cobaan di akhir tahun 2014 ini. jum’at 5 Desember 2014 tepatnya di desa jemblung , karang kobar , banjarnegara , jawa tengah telah terjadi bencana alam yang merenggut ratusan nyawa. Banyak orang yang mencari kambing hitam atas kejadian ini, tapi bagi gw pribadi ini bukan salah siapa – siapa, ini adalah kehendak Tuhan YME. Ini adalah cobaan sekaligus teguran kepada kita untuk selalu beriman dan bertaqw kepada Nya.

Saat bencana menimpa saudara gw di banjar, yang gw lakuin cukup jadi diri gw sendiri. Kebetulan waktu itu gw diajak oleh salah satu komunitas politikus sosialis di kampus (sebut saja Future Leaders Party) untuk jadi relawan ngebantu di banjar. gw pun mengajak temen gw untuk bisa ikut berpartisipasi menjadi manusia seutuhnya dengan cara membantu sesama kita di sana. Banyak sih yang diajak, tapi yang mau dan bisa ikut cuman satu, yah that’s okey lah (fauzi namanya) . gw tetep jadi diri gw membantu saudara gw di banjar dan mengajak temen gw buat ikut serta berpartisipasi di sana.

So.... ini adalah pengalaman pertama gw menjadi relawan bencana alam. Tahun ini memang sungguh luar biasa banget bagi gw. Walau yang gw bisa bantu hanya ini, tapi gw konsisten dengan nilai yang gw bawa tentang menolong sesama.

***perjalanan***

Gw berangkat bersama anak – anak yang lain pas hari sabtu. Nah rombongan ini ikut ke relawan ACT (Aksi Cepat Tanggap) , kalo dari kampus kita cuman ada 6 orang, dan ada tambahan 3 orang lagi dari ACT. Berasa jadi orang cupu , ya memang cupu  - karena ini pengalaman pertama jadi relawan, beda halnya dengan temen gw yang ikut bareng . Misalnya, mas Abie – dia sering jadi relawan ACT , gara – gara dulu pas tinggal di jakarta dia ikut bantu korban banjir. Terus ada Ahmed, dia juga pernah jadi relawan di tangerang dulu pas banjir, tapi dia ikut relawan PKPU, kemudian jarot juga pernah ikut jadi relawan pas dulu ada bencana Merapi di Jogja. Dan ini gw dan temen gw, dua orang cupu yang ingin jadi manusia sesunggunya dengan menjadi relawan di Banjarnegara.

Perjalanan ke TKP gak manusiawi banget bro, kita di dalam udah kaya sekumpulan sapi yang diangkut make truk. Penuh, sesek, dan gak bisa tidur dengan cara manusia pada umumnya. Kaki di tekut, badan gak bisa lendotan di jok, dan yang paling sadis adalah bahu kita saling bergesekan satu sama lain. Untung mobilnya ada Acnya, jadi kita gak kelagepan karena kepanasan di dalem mobil.

Di jalan , hujaan brow, ini ibarat kita lagi ke tempat horor yang ada di tipi – tipi, kalau misal kalian ada tipi:v, mungkin hujan di perjalanan ini mengingatkan masa lalu yang gak akan pernah usai :v .

Srot – srot – srot – suara pembersih kaca depan mobil. Saking deresnya itu hujan jadi harus di kasih srot – srot sama pembersih kaca.

Dalam perjalanan ini gw sadar, kalau misalkan hujan ini rata dan gede banget. Indonesia saat ini lagi musim hujan, deresnya intensitas hujan segede apapun ya dianggap wajar , karena ini lagi musim hujan. Gak ada masalah sih kalo misalkan hujan ini gede atau deres. Turunnya hujan itu berkah, air yang turun dari langit memberi kehidupan baru untuk semua mahluk, bukan cuman manusia yang setiap hari kerjanya mengeluh dan meminta. Yang jadi pokok permasalahan di sini adalah ketika air yang banyaknya itu jadi musibah bagi manusia karena tangannya sendiri. Saluran irigasi yang mampet di selokan jadi sebab terjadinya banjir, air yang menggenang sehabis hujan gede yang gak dibersiin juga bisa jadi sebab penyebaran penyakit malaria atau demam berdarah. Yah itulah, kita harus banyak merenung di akhir tahun 2014 ini. gw kelamaan merenung di dalam mobil (padahal tidur dengan posisi badan , kepala tegak) tiba – tiba sampe lah di Posko ACT Banjarnegara.

***Aktivitas***

Aktivitas di sini gak kaya yang kalian pada bayangin, pasti banyak yang berfikir kalo menjadi seorang relawan itu pergi ke TKP dan mencari korban, pergi ke tkp yang natabennya tempatnya masih labil. Yah itu bener, tapi itu untuk team rescu, gw mah masih cupu, gak bisa dimasukin ke dalam bagian tim rescu, ini mah dagelan temen gw – alih – alih mencari korban, yang ada kita disana menjadi korban berikutnya :v.

Kang ading (komanan di posko ini) aku di tempatkan di bagian logistik untuk hari pertama dan untuk selanjutnya beralih ke bagian dapur umum.

Walau kita gak ke dalam tim rescu, tapi tim ini juga gak kalah pentingnya. Bila di tim rescu sasaran atau targetnya adalah korban yang hidup atau yang sudah mati yang harus di temukan, maka kita adalah sasarannya kepada orang – orang yang menjadi korban yang masih hidup. Dan tugas kita adalah memastikan dia dalam kondisi baik – baik saja, dengan cara yang ada di masing  - masing tim selain tim rescu.

Pertama tim logistik – tim ini tugasnya simple , tapi berat . kenapa gw bilang simple, ya karena tugasnya menerima sumbangan baik itu dana dan barang , dan memastikannya dapat sampai ke korban secara langsung. Gw bilang berat karena barang yang di salurkan itu ada banyak , beras ber ton – ton, sandang, pangan , papan, semuanya banyak banget. Dan lokasinya yang relatif jauh menambah .

***kelogistikan***

Yang dapet gw pelajarin dari tim logistik ini ada banyak. Pertama , ternyata ada banyak orang baik di negri ini, mereka datang berbondong – bondong menyalurkan bantuan mereka. Apapun yang mereka punya dan merasa dibutuhkan di sini ya mereka kirimkan. Ada yang memakai kendaraan pribadi kaya mobil dan truk, bahkan ada pula yang make motor buat ngirmin barangnya. Ada pula tim seprter yang ikutan nyumbang, jumlah (kuantitas) yang mereka sumbangkan sama kayaknya sama dengan jumlah yang mengantarkan barang ini. mereka naik motor, konvoi pula.

Sah – sah saja sih menurut gw kalo ada yang ngirimin bantuan sampai ke loksi bencana, tapi dengan cara konvoi mungkin kurang tepat. Ini bukan tempat wisata, kalau mau liburan ya jangan disini tempatnya, paradigma baru masyarakat emang seperti itu, pergi ke tempat yang lagi meanstream, ambil gambar, pamerin di medsos, dengan lagaknya bilang, ini gw, gw bisa loh ke sini. Lebih bijak lagi kalau yang ikut ke tempat hanya beberapa orang saja, selain di sini bukan tempat wisata, banyaknya kendaraan di lokasi akan menyulitkan tim rescu ataupun tim – tim lain dalam masalah mobilitas. Beruntung di tempat ini masih ada jalan yang manusiawi, coba kalau tempatnya terpencil, jalan rusak, dan banyak yang datang ke tempat bencana.

Gw sempet melihat rombongan pejabat yang datang seenak jidat mereka sendiri datang membawa seantero pasukan. Gw bukan bicara tentang sebuah kiasan, tapi gw bicara tentang seorang pejabat yang datang ke lokasi bencana. Gw apresiasi deh rasa kemanusiaan yang mereka punya dan mau datang ke lokasi, gak banyak juga pejabat yang mau datang ke lokasi bencana. Tapi gw kasih catatan penting nih buat yang seorang pejabat dan datang ke lokasi bencana.

Pertama dan yang paling penting, jangan bawa banyak pasukan. Meskipun di protokoler tertulis wajib membawa pasukan kaya polisi buat mensterilkan jalan tapi itu gak berlaku buat di tempat bencana. Boleh bawa pasukan pembersih jalan, tapi cuman dari istana elu ke jalan raya posko, bukan sampe di lokasi bencana. Coba bayangin gimana rasanya seorang relawan yang di usir disuruh minggir karena ada orang penting lewat ? dinama rasa kemanusiaan kalian wahai para pejabat ? datang ke tempat bencana berlogikakan rasa kemanusiaan tapi gak ngerti apa itu rasa kemanusiaan.

***Kedapur Umuman***

Sesuai dengan namanya, dapur umur adalah tempat kita membuat susutu yang tadinya tidak layk untuk dimakn dan tidak memiliki citarasa serta tidak memiliki nilai gizi berubah menjadi sesuatu yang lezat.

Sama halnya dengan di logistik, di dapur umum gw nemuin hal baru yang bisa dijadikan pedoman hidup gw, lebaynya gw hhaha, dan gw juga nemu hal unik di tempat ini.

Bukan satu , dua, ataupun puluhan porsi yang kita buat, di dapur umum kita membuat ratusan hingga ribuan menu yang harus sudah siap dalam beberapa jam saja. Manusia biasa mungkin gak akan bisa buat apa – apa, selain beli dari toko makanan, itupun menunya gak sesuai dengan apa yang kita mau.

Coba elu bayangin bro gimana caranya masak nasi yang sebegitu banyaknya ? istilah yang dipakai oleh kang ading adalah – teknik adang siram. Namanya keren banget coy.. teknik ini gak repot kaya teknik yang ibi – ibu di desa gw pas buat nasi. Caranya simple sih, cukup kita panaskan air panas, kedua kita masukan beras ke panci kukus. Begitu kering berasnya, siram dengan air panas . dan taraaa.... mateng coooy nasinya. Beda banget dengan teknik yang gw tau, harus menanak nasi, dan meng “alubi” nasinya . itupun memakai dua tempat, sedangkan teknik adang siram hanya membutuhkan satu tempat saja.

***Unik***

Keunikan gw temui ketika berada di DU (singkatan dari Dapur Umum) ini. ada seorang nenek – nenek yang punya punya perawakannya beda banget dengan usianya. Usianya mungkin 60-an, intinya mah beliau udah punya cucu, tapi mukanya kaya ibu – ibu.

Ternyata rahasianya adalah beliau setiap minggu rajin berolah raga. Empat kali dalam seminggu.

***Penutup***

Untuk membantu sesama, kita gak perlu berandai – andai sesuatu yang gak mungkin bisa terjadi. Yang perlu kita lakukan adalah menjadi diri sendiri untuk membantu sesama.

Beruntung di tahun ini gw bisa jadi relawan bencana alam, yah walaupun tugas gw gak seberat tim rescu,tapi di sini gw banyak belajar banyak hal. Semoga kita bis bisa bertemu kembali dengan tim relawan – relawan berikiutnya tapi bukan dalam keadaan bencana.

Kelanjutan kita dalam keluarga relawan masih berlanjut hingga sekarang, tapi komunikasi kita masih terbatas. Dan bersyukur masih ada WA, jadi bisa tukar – tukar info atau sebatas menanyakan kabar.

[caption id="" align="alignnone" width="720" caption="kegiatan relawan - facebook"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="720" caption="dokumentasi kegiatan - facebook"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="720" caption="kegiatan relawan - facebook"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun