Aksi Nyata – Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Rohendi_Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kab. Sukabumi
Pada Tugas Aksi Nyata dalam Modul 3.1, yang berfokus pada Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, menjadi langkah awal dalam mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari. Tugas ini mengharuskan Calon Guru Penggeraknya (CGP) untuk membuat portofolio aksi nyata dengan menggunakan metode refleksi 4P, yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Perubahan.
Dalam tugas ini, saya akan menyajikan rangkuman dan refleksi terhadap langkah-langkah aksi nyata yang telah saya jalani:
- Peristiwa
Dalam upaya meningkatkan pemahaman warga sekolah terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, saya mengidentifikasi beberapa peristiwa penting. Salah satu peristiwa yang menjadi fokus adalah kenyataan bahwa masih ada guru yang belum memahami perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika.
Selain itu, banyak yang belum memahami langkah-langkah yang tepat dalam mengambil keputusan. Beberapa keputusan yang diambil belum selalu tepat. Maka dari itu, saya merencanakan serangkaian langkah aksi nyata untuk mengatasi permasalahan ini.
Langkah-langkah Aksi Nyata
1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah: Langkah pertama adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah. Saya menjelaskan bahwa aksi nyata ini sebagai tanggung jawab bawahan terhadap atasan dan untuk meminta dukungan. Hasilnya, saya mendapatkan dukungan penuh dari kepala sekolah untuk melaksanakan rangkaian aksi nyata pengambilan keputusan.
2. Sosialisasi dan Penyusunan Rencana Aksi: Saya menyusun rencana aksi yang baik sebagai langkah awal yang penting. Ini mencakup langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk memastikan keberhasilan kegiatan. Hasilnya adalah tersusunnya rencana aksi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
3. Analisis Kasus Terkini di Sekolah: Untuk memperkuat pemahaman tentang pengambilan keputusan, saya melakukan analisis kasus yang sedang terjadi di sekolah. Hal ini untuk memastikan bahwa pemahaman terkait topik ini menjadi lebih kuat. Hasilnya adalah tersusunnya analisis kasus yang terjadi di sekolah.
4. Mengkolaborasi dengan Guru BK dalam Rangka Analisis Kasus: Saya berkolaborasi dengan Guru BK untuk menyusun materi diseminasi. Materi ini merupakan ringkasan dari modul 3.1 dengan penyesuaian pada studi kasus agar lebih relevan dengan situasi di sekolah. Hasilnya adalah tersusunnya materi diseminasi terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
5. Kolaborasi dalam Diseminasi Materi: Saya melakukan diseminasi materi dengan kombinasi daring dan luring. Awalnya, saya menggunakan grup WhatsApp sekolah untuk diseminasi daring. Hal ini membantu dalam memahamkan sejawat tentang pengambilan keputusan berbasis dilema etika.Â
Selanjutnya, saya melakukan transfer pengetahuan secara luring kepada kelompok-kelompok kecil sesuai rumpun mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan koordinasi dengan sejawat. Hasilnya adalah peningkatan pemahaman dan keterampilan sejawat dalam pengambilan keputusan.
6. Pertemuan Evaluasi: Pada akhir kegiatan, saya melakukan pertemuan evaluasi dengan menggunakan lembar evaluasi. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana penerapan pengambilan keputusan oleh sejawat dan mengidentifikasi kendala yang muncul. Hasilnya adalah terpetakannya keberhasilan dan kendala yang ada serta mengukur efektivitas keberhasilan pengambilan keputusan.
B. Perasaan:
Selama pelaksanaan aksi nyata, awalnya saya merasa khawatir tentang bagaimana membuka komunikasi awal terkait pelaksanaan kegiatan. Namun, dengan kolaborasi dan dukungan dari sejawat serta pelaksanaan yang bersamaan dengan kegiatan lain yang serupa, perasaan tersebut berubah menjadi lega dan tenang. Saat pelaksanaan, perasaan bahagia dan tertantang muncul. Bahagia karena rencana berjalan sesuai yang diharapkan, dan tertantang untuk terus meningkatkan pemahaman diri dan sejawat terkait pengambilan keputusan.
- Pembelajaran:
Pembelajaran dari aksi nyata ini sangat berharga. Saya belajar bahwa kolaborasi adalah kunci utama dalam menghadapi perubahan. Melalui kolaborasi, kita dapat menyamakan persepsi dalam menyusun langkah-langkah perubahan. Pembelajaran lainnya adalah pentingnya memiliki strategi alternatif dalam implementasi aksi nyata karena rencana dapat berubah ketika menghadapi kendala.
                        Â
- Perubahan:
Perubahan nyata dalam diri saya adalah meningkatnya tekad untuk menguatkan kolaborasi sebagai bentuk dukungan dari dan terhadap sejawat. Saya juga merasa lebih optimis terutama terkait kompetensi dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan berpengaruh nyata terhadap keputusan yang saya ambil di masa depan, terutama terkait peran sebagai pemimpin pembelajaran. Selain itu, komitmen diri untuk melakukan perubahan ke arah kebaikan di sekolah semakin kuat.
Dengan demikian, aksi nyata dalam Modul 3.1 telah membawa perubahan dalam pemahaman dan sikap saya terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya yakin bahwa langkah-langkah ini akan memberikan manfaat positif bagi sekolah dan komunitas pendidikan di masa depan.
Salam Guru Penggerak!
Tergerak, Bergerak dan Menggerakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H