Pendidikan adalah upaya yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk mendapatkan dan mengembangkan potensi diri, sehingga kehidupan yang dijalani dapat menjadi lebih baik dan berkualitas. Pendidikan merupakan kunci untuk kemajuan, dan generasi muda memainkan peran penting dalam kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas dan bermutu sangat diperlukan bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dan sumber daya manusia, guna mencapai kemajuan bagi bangsa. Pendidikan berfungsi sebagai panduan berbagai manusia untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam bukunya berjudul Menuju Manusia Merdeka (Sri, 2024) Mengatakan bahwa tujuan pendidikan Indonesia sebagai pedoman dalam perkembangan hidup anak-anak yang artinya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak tersebut agar menjadi manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian.Â
Setiap peserta didik berhak menerima pendidikan yang mendukung pengembangan potensi mereka. Namun, realitas di lapangan sering kali memperlihatkan adanya kesenjangan yang signifikan. Peserta didik dari keluarga kurang mampu, komunitas terpinggirkan, atau dengan kebutuhan khusus sering menghadapi berbagai rintangan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas. Penting untuk menyadari bahwa kesetaraan pendidikan tidak hanya berkaitan dengan akses fisik ke sekolah, tetapi juga dengan kualitas pendidikan yang diterima oleh setiap individu, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, atau faktor lainnya. Prinsip kesetaraan pendidikan menekankan pentingnya memberikan peluang yang setara kepada semua individu untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Dengan memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, kita dapat menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan adil. Pandangan mengenai kesetaraan peserta didik berlandaskan pada keyakinan bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia. Oleh karena itu, kesetaraan pendidikan bukan hanya sekadar kebijakan, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang adil dan setara.Â
Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi untuk mengatasi keberagaman peserta didik dengan tetap memenuhi target kurikulum. Menurut Tomlinson (2001), pembelajaran berdiferensiasi dalam pendidikan adalah penyesuaian strategi pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan, minat dan tingkat kemampuan peserta didik. Tomlinson( et al., 2024) juga menyarankan untuk menggunakan tiga aspek utama dalam pembelajaran yaitu meliputi kesiapan, minat dan profil belajar sebagai dasar untuk melakukan pendekatan Pendekatan ini memungkinkan peserta didik yang belajar dengan kecepatan berbeda untuk tetap menerima perhatian yang sesuai dan mencapai hasil yang optimal. Selain pembelajaran berdiferensiasi, pendekatan inklusif juga memainkan peran penting dalam mengatasi keberagaman peserta didik, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau berasal dari latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda.Â
Tujuan penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas agar sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik. Ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pentingnya sikap pendidik yang mengutamakan humanisme dalam pendidikan, dimana pendekatan yang digunakan lebih bersifat mendidik daripada sekadar memberikan perintah. Pendekatan ini memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk belajar sesuai kemauan mereka, sementara pendidik berperan dalam memantau dn mengarahkan, serta mengambil tindakan tegas hanya dalam situasi yang membahayakan bagi keselamatan peserta didik.Â
Dua isu utama yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pendidikan adalah inovasi kurikulum dan peningkatan profesionalisme guru, yang seharusnya berjalan bersamaan dan saling mendukung. Keberhasilan atau kegagalan kurikulum sangat bergantung pada guru sebagai pelaksana utama. Kemudian, pemenuhan target kurikulum di Indonesia telah melalui berbagai perubahan. Proses revisi kurikulum ini bertujuan untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap lulusan, serta untuk memastikan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan mampu memberikan layanan yang sesuai. Tujuan perubahan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan proses pembelajaran di sekolah, dengan harapan dapat mengatasi berbagai tantangan dalam mencapai pendidikan yang berkualitas. Diharapkan, hasilnya adalah dapat melahirkan lulusan yang memiliki sifat kreatif, inovatif, kritis dan bertanggung jawab (Sri, 2024). Pemenuhan target kurikulum harus memperhatikan kebutuhan dan potensi semua peserta didik tanpa adanya diskriminasi. Guru memiliki peran penting dalam memastikan pemenuhan target kurikulum di tengah keberagaman peserta didik. Salah satunya cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dapat membantu mengantarkan dan mendukung pengembangan potensi masing-masing peserta didik. Dengan demikian, diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih relevan, berkelanjutan dan bermakna bagi perkembangan semua peserta didik dalam lingkungan pendidikan. Dengan memperhatikan keragaman peserta didik dalam setiap langkah perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang signifikan dan relevan.Â
Peserta didik memiliki keragaman dalam hal minat, kesiapan, dan profil belajar, yang memerlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan dan karakteristik mereka. Dalam kerangka kurikulum merdeka, diterapkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Dalam praktiknya, guru harus merancang kegiatan yang dapat mengakomodasi perbedaan yang ada di kelas, termasuk untuk anak berkebutuhan khusus. Pembelajaran berdiferensiasi mencakup tiga aspek yaitu diferensiasi konten, produk, dan proses. Sebelum melaksanakan pendekatan ini, penting untuk melakukan asesmen guna memahami kebutuhan peserta didik, termasuk kesiapan, profil belajar, serta minat atau motivasi mereka dalam menjalani aktivitas pembelajaran. Pendekatan ini berpotensi menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, meningkatkan partisipasi di kelas, dan memotivasi peserta didik, karena aktivitas yang dilakukan disesuaikan dengan minat dan pemahaman mereka. Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi mampu mengakomodasi, mengakui, dan memenuhi keberagaman peserta didik berdasarkan kesiapan, minat, dan preferensi belajar mereka. Pendekatan ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara efisien dan alami, sesuai dengan kebutuhan mereka, sementara guru bertanggung jawab untuk memilih metode dan pendekatan yang tepat. Perbedaan potensi masing-masing peserta didik perlu diperhatikan dalam kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik mereka. Untuk memenuhi target kurikulum, pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan mempertimbangkan keberagaman kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik.
Daftar RujukanÂ
1,2,3,4. (2024). 3(10), 4513–4522.Â
Arif Bima Fajar Wahyudi, & Darmawan, P. D. (2024). Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Keragaman Karakteristik Peserta Didik Dalam Pemenuhan Target Kurikulum. Guruku: Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 3(1), 1–11. https://doi.org/10.19109/f7tte469Â
History, A. (2023). No Title. 7.Â
Khasanah, R., Studi, P., Guru, P., Dasar, S., Purwokerto, U. M., & Pendahuluan, A. (2023). Memenuhi Target Kurikulum Dan Tantangan Dalam.Â