Sy ingat Pastor Leo saat sekolah di salah satu sekolah swasta di SMP Budi Mulia Pangururan sekitar tahun 1997. Setiap minggu bertemu di Paroki St Michael Gereja Katolik terbesar di Pulau Samosir. Pastor asal Belanda ini begitu dekat dengan para siswa-siswi. Beliau sangat suka bercerita sehingga tak heran beliau sangat fasih berbahasa Batak.
Wajahnya yg bule berjubah pastor yg sangat baik seakan kita melihat Malaikat yg melayani. Karyanya abadi setelah hampir setengah abad melayani di tanah Batak. Terakhir mengabdi di Gereja Paroki St. Fransiskus  Assisi, Berastagi, Kabupaten Karo. Dan tempat peristirahatan terakhir di Sinaksak.
Pelayanan beliau selain misa di Gereja juga mendirikan Museum di Tanah Karo. Beliau juga membuat Kamus Batak - Indonesia sehingga diharapkan dapat lebih banyak yang mengerti dan paham budaya Batak.
Selamat jalan Pastor Leo Joosten, OFM Cap. Sudah berkumpul bersama para Suci, Malaikat dan orang beriman lain nya.
Rest in Peace
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H