Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap kegiatan industri. Ketika merencanakan kunjungan industri, terutama yang melibatkan siswa atau peserta lainnya yang belum terbiasa dengan lingkungan industri, penerapan standar K3 menjadi prioritas utama. Memilih lokasi kunjungan industri yang aman bukan hanya soal memenuhi peraturan, tetapi juga melindungi peserta dari potensi risiko dan bahaya.Â
Standar K3 yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Lokasi Kunjungan Industri yang Aman
 1. Penilaian Risiko
Langkah pertama dalam memastikan lokasi kunjungan industri aman adalah melakukan penilaian risiko yang komprehensif. Penilaian ini melibatkan identifikasi potensi bahaya di tempat kerja yang akan dikunjungi, seperti risiko kecelakaan, paparan bahan kimia berbahaya, atau kondisi kerja yang ekstrem (seperti suhu tinggi atau bising). Setiap area industri memiliki karakteristik dan potensi bahaya yang berbeda, sehingga penting untuk mengevaluasi secara spesifik risiko yang ada di lokasi tersebut.
Pihak sekolah atau penyelenggara kunjungan harus bekerja sama dengan manajemen perusahaan untuk mendapatkan informasi rinci tentang potensi risiko dan langkah-langkah mitigasi yang telah diterapkan. Penilaian risiko ini juga harus mencakup analisis mengenai siapa saja yang mungkin terkena dampaknya, termasuk peserta kunjungan yang mungkin memiliki kebutuhan khusus.
 2. Perlengkapan Keselamatan dan Prosedur Darurat
Setelah penilaian risiko dilakukan, langkah berikutnya adalah memastikan bahwa lokasi kunjungan industri telah dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan yang memadai. Perusahaan yang akan dikunjungi harus memiliki alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti helm, sarung tangan, pelindung telinga, dan kacamata pelindung. APD ini harus disediakan dan dipakai oleh setiap peserta kunjungan sesuai dengan risiko yang telah diidentifikasi.
Selain itu, perusahaan juga harus memiliki prosedur darurat yang jelas dan mudah diakses. Peserta kunjungan harus diberikan pengarahan mengenai prosedur evakuasi, titik kumpul darurat, dan cara melaporkan kecelakaan atau insiden. Lokasi kunjungan juga harus memiliki tanda-tanda keselamatan yang jelas dan mudah dipahami, serta akses ke peralatan pemadam kebakaran dan kotak P3K.
 3. Lingkungan Kerja yang Aman
Kriteria lain yang penting dalam memilih lokasi kunjungan industri adalah memastikan bahwa lingkungan kerja di lokasi tersebut aman dan sesuai dengan standar K3. Ini mencakup kondisi fisik lokasi, seperti lantai yang tidak licin, pencahayaan yang memadai, ventilasi yang baik, dan tidak adanya hambatan di jalur evakuasi. Lingkungan kerja yang aman juga berarti bahwa semua mesin dan peralatan yang ada di lokasi tersebut dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara rutin untuk memastikan tidak ada cacat atau kerusakan yang bisa menimbulkan bahaya.
Pihak sekolah atau penyelenggara kunjungan juga harus memastikan bahwa peserta kunjungan tidak akan terpapar langsung ke area yang sangat berbahaya, seperti area dengan mesin bergerak atau zona produksi dengan bahan kimia berbahaya. Jika kunjungan melibatkan masuk ke area tersebut, maka harus ada pengawasan ketat dan perlindungan tambahan bagi peserta.
 4. Penyuluhan dan Edukasi K3 Sebelum Kunjungan
Penting bagi setiap peserta kunjungan untuk mendapatkan penyuluhan atau edukasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sebelum kunjungan dilakukan. Penyuluhan ini sebaiknya mencakup pengenalan terhadap potensi bahaya yang ada di lokasi industri, cara menggunakan APD, serta bagaimana bersikap aman selama kunjungan berlangsung. Penyuluhan ini dapat dilakukan oleh pihak sekolah atau oleh perusahaan yang akan dikunjungi.
Edukasi ini juga harus menyertakan panduan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kunjungan, seperti tidak boleh menyentuh mesin atau peralatan tanpa izin, mengikuti jalur yang telah ditentukan, dan selalu berada di bawah pengawasan pemandu atau pengawas kunjungan. Dengan memberikan edukasi yang memadai, risiko kecelakaan atau insiden dapat diminimalkan.