Mohon tunggu...
rogihan hanawar
rogihan hanawar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pribadi

aku si binatang jalang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa Layu

22 Desember 2024   13:19 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:33 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jiwa yang layu merindukan datangnya hangat, kehangatan dari seorang yang paling indah senyumnya dan paling binar matanya, 

Andai saja ia tahu, jiwa layu ini sangat mengagumi dirinya, apa yang dia rasa ketika tahu? rasa yang dihantarkan kepadanya apakah berbalas sama?

Tapi relaitas ini tidak memihak jiwa yang layu, jiwa yang layu hidup sebatang kara dalam ruang-ruang kosong kehampaan 

Tak ada yang diceritakan, tak ada yang disampaikan, bahkan ungkapan rasa tak mampu terucap dsari jiwa yang terlanjur lebur dengan kesunyian dan keheningan

Biarpun begitu jiwa ini masih mengarharap hangatnya petang, walau petang itu selalu bersembunyi dari balik antartika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun