Mohon tunggu...
Roger Alexsander sinaga
Roger Alexsander sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Saya adalah Mahasiswa Universitas Sriwijaya dengan prodi Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Nuklir: Putin Berikan Ancaman terhadap Negara Barat

5 Oktober 2024   01:01 Diperbarui: 5 Oktober 2024   01:36 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.kompas.tv/internasional/331127/menlu-as-desak-dewan-keamanan-pbb-tekan-rusia-untuk-menghentikan-ancaman-nuklir#google_vignette

Perang nuklir terus memanas antara Rusia dan negara-negara Barat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Vladimir Putin yang menyatakan akan menggunakan bom nuklir untuk menyerang negara non-nuklir seperti Ukraina.

Mengutip BBC, Kamis (26/9/2024), Vladimir Putin mengatakan Rusia akan mempertimbangkan serangan dari negara non-nuklir yang didukung oleh negara bersenjata nuklir sebagai "serangan bersama", yang dapat ditafsirkan sebagai ancaman untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Dari pernyataan di atas, Presiden Rusia mengatakan pemerintahnya sedang mempertimbangkan serta mengubah doktrin mengenai penggunaan persenjataan nuklir Rusia.

Hal ini disebabkan oleh Ukraina yang mendapatkan bantuan dari berbagai negara yang memiliki senjata nuklir, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Pernyataan tersebut diperkuat ketika Ukraina melancarkan serangan ke wilayah Rusia yang tidak masuk ke area konflik perang, seperti di Kursk. Ukraina menuduh Rusia akan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan drone. Sebelumnya, Putin sudah berulang kali mengancam menggunakan senjata nuklir. Ukraina mengkritiknya sebagai "ancaman nuklir" untuk mencegah sekutu-sekutunya memberikan dukungan lebih lanjut dan menganggap remeh ancaman tersebut.

Pada bulan Juni, Putin menyampaikan peringatan kepada negara-negara Eropa yang mendukung Ukraina, dengan mengatakan bahwa Rusia memiliki "lebih banyak [senjata nuklir taktis] daripada yang ada di benua Eropa, bahkan jika Amerika Serikat membawa senjata mereka." Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan pasukan Rusia untuk berlatih menggunakan senjata nuklir taktis. "Selama latihan, serangkaian tindakan akan dilakukan untuk melatih masalah persiapan dan penggunaan senjata nuklir non-strategis," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

     

Sumber : https://www.suara.com/tekno/2021/05/18/093000/rusia-rilis-rekaman-rahasia-tsar-bomba-bom-nuklir-terkuat-dalam-sejarah
Sumber : https://www.suara.com/tekno/2021/05/18/093000/rusia-rilis-rekaman-rahasia-tsar-bomba-bom-nuklir-terkuat-dalam-sejarah

Senjata nuklir non-strategis, atau "taktis," dapat digunakan dalam situasi medan perang dengan daya yang lebih kecil dibandingkan senjata nuklir strategis, yang berpotensi menghancurkan seluruh kota. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan latihan itu diperintahkan setelah adanya "pernyataan dan ancaman provokatif" oleh pejabat Barat terhadap Rusia, yang menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, telah mencapai "tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Ancaman tersebut dapat mengacaukan perjanjian antar negara mengenai penggunaan senjata nuklir setelah Perang Dunia II, seperti Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Terbatas dan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Ancaman ini mendapat perhatian dari berbagai negara, terutama dari PBB, yang memberikan pendapat mengenai doktrin Putin terkait penggunaan bom nuklir tersebut.

Sumber : https://www.kompas.tv/internasional/331127/menlu-as-desak-dewan-keamanan-pbb-tekan-rusia-untuk-menghentikan-ancaman-nuklir#google_vignette
Sumber : https://www.kompas.tv/internasional/331127/menlu-as-desak-dewan-keamanan-pbb-tekan-rusia-untuk-menghentikan-ancaman-nuklir#google_vignette

Mengutip KOMPAS, Senin (23/9/2024), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, meminta setiap anggota Dewan Keamanan PBB untuk "mengirim pesan yang jelas" kepada Rusia bahwa mereka harus menghentikan ancaman nuklirnya dalam perang di Ukraina.

"Setiap anggota dewan harus mengirim pesan yang jelas bahwa ancaman nuklir yang sembrono ini harus segera dihentikan," kata Blinken, seperti yang dilaporkan Associated Press, Kamis (22/9/2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun