Mohon tunggu...
ROFIVA IVA
ROFIVA IVA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Madura

Selagi nafas masih terhembuskan tidak ada kata mustahil dalam berproses

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin dan Dandelion

18 Desember 2021   18:44 Diperbarui: 18 Desember 2021   19:31 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ANGIN DAN DANDELION

Karya: Rofiva 

Dari asa yang mulai usang

Bicara di anggap melawan

Diam di asingkan, hanya lara

dan duka ku bawa larut.

Membara di paksa redup 

Dari helaan-helaan nafas

Perih kerontang ku rasa,

mengemis kasih penuh harap.

Tamaram sudah haluan

Bukan lagi karena lelah,

akan tetapi jiwa ku mulai lapuk

Ya... Lapuk, lapuk akan egomu.

Pasrah aku pada desirnya,

larut mengikuti arus.

Kemudian jatuh pada sebidang tanah,

Sebab kau angin dan aku dandelionnya.

       Pamekasan, 11 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun