Mohon tunggu...
Rofita Ummi Muslimah
Rofita Ummi Muslimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Terimakasih sudah mampir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membentengi Diri dari Hoax di Tengah Pandemi Covid-19

2 Januari 2022   10:45 Diperbarui: 2 Januari 2022   11:21 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi informasi terjadi sangat cepat pada saat ini, berbagai kebutuhan masyarakat dapat dipermudah dengan adanya teknologi informasi tersebut. Akibat perkembangan teknologi yang demikian cepat juga mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi maupun berita-berita yang disebarkan melalui media online tidak hanya dilakukan oleh situs berita yang sudah dikenal oleh masyarakat, akan tetapi  setiap pengguna internet dapat berkontribusi dalam penyebaran suatu informasi. Pada saat Indonesia sedang dilanda corona virus, banyak berita yang mengangkat topik corona virus, bahkan dalam kondisi seperti ini masih banyak peristiwa penyebaran berita palsu atau hoax. Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, penyebaran berita hoax sangat mudah terjadi dan tersebar melalui internet.

Istilah hoax diartikan sebagai  informasi atau berita yang berisi hal-hal yang belum pasti atau yang benar-benar bukan merupakan fakta yang sesungguhnya terjadi (Rahayu & Sensusiyati, 2020). Hoax adalah suatu informasi yang ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi isi dari berita yang sebenarnya terjadi. Hoax juga dapat diartikan berita palsu yang memiliki maksud untuk dijadikan bahan lelucon. Sebuah berita atau kabar palsu yang mempunyai tujuan untuk menipu serta memprovokasi pembaca dan pendengarnya agar mempercayai berita atau kabar palsu tersebut. Keberadaan informasi atau berita yang dianggap tidak benar telah disurvei oleh Mastel (2017), dengan hasil yang menyatakan bahwa dari 1.146 responden, 44,3% diantaranya menerima berita hoax setiap hari dan 17,2% menerima lebih dari satu kali dalam sehari. Media arus utama juga menjadi saluran penyebaran informasi/berita hoax, yaitu radio sebesar 1,20%, media cetak sebanyak 5%, dan televisi sebesar 8,70%. Adapun saluran yang banyak digunakan dalam penyebaran hoax adalah, melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Path)  terbanyak digunakan yaitu  92,40%, sisanya dilakukan melalui aplikasi chatting (Whatsapp, Line, Telegram) dan situs web.

Dalam media sosial kita sering menjumpai pola kejahatan baru yang dapat mempengaruhi public dan disiarkan pada berita palsu atau hoax. Kejahatan hoax dapat di kategorikan kedalam  cyber crime. Cyber crime merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh oknum tertentu dengan menggunakan teknologi komputer khususnya melalui internet atau media elektronik. Begitupun yang terjadi pada saat covid-19 terjadi, banyak beredar informasi palsu yang meresahkan berbagai pihak terutama masyarakat. beberapa diantaranya adalah "Jokowi Minta Perbanyak Acara di Daerah Wisata yang Terdampak Virus Corona". Terhadap tautan itu muncul narasi sebagai berikut "Ben modyar kabeh (biar meninggal semua) rakyatnya...biz itu WNA china digratiskan masuk, Truz yg disalahkan gubernur jkt, buzzer dungu Pura pura gila aah,". Beredar informasi di media sosial dan pesan berantai yang berisi narasi yang menyebutkan bahwa Pemerintah akhirnya memutuskan untuk melakukan lockdown di Indonesia mulai tanggal 20 Maret 2020. Kominfo memberitakan bahwa telah beredar  informasi di media sosial Whatsapp  yang menyebutkan adanya penutupan sejumlah gerbang tol menuju Jakarta, diantaranya: arah Tangerang ke Jakarta, arah Depok Bogor ke Jakarta, arah Bekasi ke Jakarta, namun berita tersebut telah diluruskan oleh PT Jasa Marga ( Kominfo, 21 Maret 2020).Telah beredar informasi viral di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa Prabowo menghilang disaat negara lagi genting.  Akan tetapi, juru bicara Prabowo Subianto, mengatakan bahwa Prabowo meminta TNI menjemput alat kesehatan dari Shanghai, Tiongkok.

Adanya unsur manipulasi atau modifikasi guna mendapat respon yang cukup banyak dan menjadi viral. Seperti halnya berita penyebaran Covid-19 di daerah yang belum dipastikan kebenaranya, menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi di tengah ekonomi masyarakat yang terbengkalai di masa pandemi Covid19. Banyak sekali isu bantun sosial yang tidak tepat sasaran membuat persepsi publik terkait kebijakan bantuan sosial (bansos) berubah dari positif menjadi negatif. Untuk itu pemerintah memberikan himbauan terhadap masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi. Akibat penyebaran hoax tersebut, badan keamanan negara telah menjalankan berbagai upaya untuk menanggulangi kejahatan di bidang teknologi informasi. Kepolisian berusaha melaksanakan penyelidikan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan tenologi komputer, teknologi informasi, teknologi elektronika, teknologi komunikasi dan teknologi penyiaran serta mempergunakan laboratorium komputer forensik dalam mendukung proses penyidikan kejahatan di dunia maya.

Kejahatan di era digital sudah sangat meresah masyarakat, seperti pembunuhan, penculikan, kriminal dan lain sebagainya. Di tengah pandemi Covid-19 banyak sekali informasi di media massa yang menjadi momok dan simpang siur akan kebenarannya. Pemberitaan yang tidak diketahui kebenarannya atau hoax menjadi salah satu kejahatan yang kian marak di dunia maya. Informasi hoax memberikan dampak negatif bagi masyarakat yang masih rendah tingkat literasinya. Peran masyarakat dalam menghadapi penyebaran berita hoax dengan melakukan pemilahan dan penyaringan informasi yang didapatkan sehingga masyarakat tidak terjerumus kedalam berita yang tidak benar. Pentingnya literasi digital dilakukan oleh setiap elemen masyarakat sehingga penyebaran berita hoax dapat diminimalisirkan. Masyarakat dituntut untuk dapat selalu mencari dan memilah informasi yang baik untuk dapat dicerna dengan seksama. Budaya literasi sekaligus memilah informasi yang didapatkan masyarakat agar terhindar dari penyebaran berita  hoax yang merugikan diri sendiri. melakukan budaya membaca sehingga masyarakat akan selalu berhati-hati dalam mencermati berita dalam Covid-19 baik secara online maupun offline agar terhindar dari berita hoax yang muncul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun