perjumpaan kita dari arah yang tak terlukis dalam peta
dari mataku terbangun jembatan terhubung kerelung hati
tanpa disangkaÂ
satu demi satu bunga bermekarran dalam taman rasa
tangkainya menjalar mengikat sel-sel otak sukar untuk melupakan
kusebut kau seorang penyihir
dengan jubah hitam yang ditenun dengan benang pemikat
tubuhmu diselimuti mantra tanpa penangkal
sekali kau berucap, aku seakan terkutuk menjadi anjing yang luluh pada tuannya
sekali kau bergerak, lempeng-lempeng dala tubuhku saling bergesekan
sekali kau menatap, aku seperti lilin yang terbakar dalam panjangnya malam
jika kau menghilang, dikuil mana aku harus mencari
jika aku mulai rindu, dengan mantra apa aku harus memanggilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H