Nona sedang berhutang
Pada tuan yang malang
Dibelahan jalan ia menjahit jarak yang semakin renggang
Tak pernah memiliki waktu senggang
Tuan selalu melukis bayang-bayang dalam nuansa remang
Tuan selalu sedia pedang
Karna tuan belum mati dalam berperang
Masihkah nona tak mau memandang?
Nona terlalu tega
Tuan bagai hewan melata
Merayap menarik perhatian pasang mata
Setidaknya ada senyum yang menyala
Cukuplah itu dada berbunga-bunga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!