"Maaf"
Seketika kami berdua terdiam, rasa canggung mulai tercipta dengan sendiri nya, setelah mengatakan itu dalam hatiku bergemuruh seakan membodoh - bodohkan diri sendiri, tapi otakku seakan berkata (gapapa tujuanmu sudah terlaksanakan perihal jawaban itu sudah resiko yang harus kamu tanggung)
***
Beberapa hari selanjutnya  bertukar kabar sudah jarang, untuk bertanya lewat pesanpun jariku keluh untuk mengetik, lagu tentang rindu yang selalu aku putar, story whatsapp dan instagram menjadi jalan untuk mengetahui kabarnya, meski ia jarang berstory ria.
Sampai saat ini puzzle yang aku bawa masih gambar separuh hati dan arlojiku berhenti berputar.
kadang aku suka bingung dengan yang namanya cinta seharusnya lebih baik di pendam atau dinyatakan, kalau dipendam aku tak akan pernah tau apa jawabannya, kalau aku  nyatakan   dan hanya aku yang merasakan, dengan orang yang telah lama dekatpun tiba-tiba menjadi asing.
Sebenarnya mana yang benar tas keduanya itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H