Poin ketujuh, Prabowo mempertanyakan peristiwa kematian hampir 500 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada hari pemilihan. "Tragedi ini lebih besar daripada kecelakaan Boeing 737 Max. Kami berharap pemerintah melakukan penyelidikan serius terhadap masalah ini," ujar dia
FAKTA : Kubu Prabowo adalah kubu yang paling bertanggung jawab terhadap banyaknya petugas yang meninggal. Psikolog mengatakan, factor tekanan psikis menjadi hal yang memiliki andil besar dalam hal ini. Kita tahu sejak sebelum pemilu sampai sesudah pencoblosan kubu Prabowo yang serempak mengkampanyekan dan menuduh tanpa bukti bahwa petugas KPU bertindak curang. Itu membuat para KPPS ketakutan dan mendapat tekanan psikis yang berlebih.
Poin kedelapan Prabowo menyebut dirinya dan tim akan terus mengumpulkan bukti kecurangan pemilu seperti yang mereka sebutkan. "Kita seharusnya tidak melihat cerita ini berakhir pada tanggal 22 Mei. Kita harus menyampaikan kasus ini kepada publik secara transparan dan membiarkan mereka memutuskan apa yang harus dilakukan," ujar Prabowo di akhir kalimatnya.
FAKTA : Keputusan resmi KPU sebagai penyelenggara Pemilu atas amanat UU akan mengumumkan hasil pemenang Pilpres pada 22 Mei. Jika Prabowo tidak mau persoalan Pilpres selesai pada 22 Mei, maka Prabowo telah menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah sosok yang tidak bisa menerima kenyataan, dan tidak siap bertarung secara fair dalam demokrasi.
Sebagai calon pemimpin, bahkan hal dasar yaitu siap kalah dan siap menang tidak dimiliki olehnya. Prabowo bahkan tidak mau mengakui suara rakyat yang telah berpartisipasi dalam Pemilu kemarin. Partisipasi menyentuh angka 80 persen, salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H