Mohon tunggu...
Rofiq Al Fikri
Rofiq Al Fikri Mohon Tunggu... Petani - Seorang Ayah

Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu (JAMMAL)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo yang Ditunggangi Keluarga Amien Rais

26 April 2019   17:50 Diperbarui: 26 April 2019   17:53 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://www.liputan6.com  

Banyak teman saya yang merupakan pendukung Prabowo mengeluh dan kecewa melihat sikap Prabowo yang tidak bersikap ksatria menyikapi hasil Pilpres 2019 yang sudah jelas kembali kalah dari Jokowi. Hasil quick count yang tidak pernah meleset (menentukan pemenang) dan juga perkembangan hasil real count KPU menunjukkan Prabowo kalah.

Namun, bukannya mengucapkan selamat kepada pemenang, Prabowo bahkan mendeklarasikan sebagai pemenang berdasarkan hasil hitungannya sendiri, sembari menuduh lembaga survey dan KPU sebagai penyelenggara berbuat curang. Hal yang membuat muak tidak hanya rakyat Indonesia, bahkan pendukungnya sendiri.

Akan tetapi, apakah kalian tahu? Prabowo yang kini menjadi bahan lucu-lucuan dan olok-olokan mayoritas rakyat karena tingkahnya itu hanyalah korban nafsu bengis Amien Rais untuk berkuasa? Kalau rakyat mau melihat, sebenarnya, selama ini Prabowo hanya mengikuti saran seorang politisi tua yang sudah tak bertaji lagi dan hanya ingin menyelamatkan keluarganya dari keterpurukan politik, yaitu Amien Rais.

Sebenarnya Prabowo adalah orang yang baik, bahkan memiliki jalan pikiran yang sebenarnya juga tidak terlalu buruk. Orang yang berbisik disebelahnya lah yang membuat Prabowo menjadi sosok yang terlihat terlalu menyedihkan saat ini. Pendukung Prabowo dan para kader Gerindra harus menyelematkan Prabowo, setidaknya dari ambisi Amien Rais yang sebenarnya hanya menguntungkan dirinya dan keluarganya sendiri.

Dari berbagai kesempatan, justru Amien Rais sosok yang lebih banyak tampil di public dengan segala tingkah dan pernyataan konyolnya, dibanding sosok-sosok yang lebih berhak dalam koalisinya, sebut saja Sohibul Iman (Presiden PKS), SBY/AHY (Demokrat), atau bahkan Zulkifli Hasan (PAN). Seruan "people power" (tidak percaya hokum) yang akan menjerumuskan Prabowo dan pendukungnya, adalah salah satu ide gila Amien yang sukses masuk ke telinga Prabowo dan mempengaruhi alam bawah sadar Prabowo. (Sumber)

Lucunya, Amien Rais sama sekali tidak memegang kendali apa pun, baik jabatan politik atau pun jabatan strategis di partainya (PAN), Amien hanya dianggap sebagai orang tua, yang suaranya hanya perlu dihormati, namun tidak harus ditaati di partainya. Lihat saja, hari ini, di mana para pengurus PAN hampir memastikan meninggalkan Prabowo untuk bergabung dengan koalisi pemenang (Jokowi). (Sumber)

Para pendukung Prabowo dan elit Partai Gerindra seharusnya lebih jeli melihat situasi saat ini. Kehadiran Amien Rais di samping Prabowo sama sekali tidka menguntungkan Prabowo dan Gerindra, selain menjadikannya bahan ejekan yang akan selalu diingat rakyat di masa depan. Sementara itu, Amien Rais dan keluarganya menikmati keuntungan politik dan ekonomi dari keberhasilannya selama ini "menunggangi" Prabowo. (Sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun