Mohon tunggu...
Arofiq Rofiq
Arofiq Rofiq Mohon Tunggu... profesional -

Nama lengkap arofiq biasa dipanggil rofiq, kenapa di kompasiana Username URL-nya menggunakan inisial rofiq70, ya karena sudah terlanjur dan sekedar memberi tanda lahir di tahun 1970, maksudnya biar nggak bandel lagi karena umurnya udah semakin tua……hehehe. Pernah menjadi wartawan majalah remaja dan mode 15 tahun yang lalu. Sekarang berkiprah di dunia per-konsultan-an bidang manajeman, komunikasi perusahaan, media sosial, etc…….

Selanjutnya

Tutup

Money

Buah Apel Seharga 6.000 Triliun

24 September 2012   05:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:49 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_214204" align="alignnone" width="602" caption="Sumber: nasdaq.com"][/caption]

Ini bukan sekedar cerita dongeng tentang betapa mahalnya buah apel. Namun inilah fakta mahalnya penghargaan dari sebuah inovasi cipta karsa manusia super. Ya benar sekali penulis sedang memperbincangkan warisan sang dewa inovasi "Steve Jobs" yaitu: Apple. Saham Apple pasca peluncuran iPhone5 yang sukses luar biasa langsung nangkring di angka US$ 705,07 (6,345 juta) per lembar. Itu artinya si buah apel ini sudah mempunyai kapitalisasi mencapai angka spektakuler US$ 656,27 miliar atau lebih dari Rp 6.000 Triliun. Penulis akan sedikit mengilustrasikan betapa besar nilai US$ 656,27miliar itu, bahwa negara kita Indonesia mempunyai produk domestik bruto (PDB) pada akhir 2011 tercatat US$ 840 miliar. Artinya nilai perusahaan Apple hampir sama dengan nilai penghasilan seluruh rakyat indonesia yang sebesar 240 juta penduduk selama setahun. Maka tidak aneh kalau peluncuran iPhone5 ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi AS mencapai 0,25-0,5 persen pada kuartal IV-2012.Tentu prestasi ini bagai oase ditengah minimnya pertumbuhan ekonomi AS yang masih belum pulih dari krisis. Atas berbagai prestasi spektakuler Apple tersebut Presiden Amerika Serikat Barack Obama sepertinya lebih mengagumi pendiri Apple, Steve Jobs, daripada pendiri Google. Sikap itu ditunjukan Obama saat melakukan pidato di Konvensi Demokrat, Kamis (6/9) malam. Obama yang dalam rapat itu seharusnya mengucapkan pendiri Google dalam sebuah kalimat tiba-tiba berubah pikiran dan malah menyebut nama almarhum Steve Jobs, demikian dilaporkan situs teknologi Mashable. Menurut transkrip resmi pidatonya yang didapat New York Times, Obama harusnya mengatakan, "Kami percaya bahwa seorang gadis kecil yang ditawarkan untuk lari dari kemiskinan oleh seorang guru hebat atau hibah untuk kuliah bisa menjadi pendiri Google berikutnya," atau ilmuwan yang menyembuhkan kanker, atau Presiden Amerika Serikat-dan itu berada dalam kekuatan kita untuk memberikannya kesempatan itu. Namun pada menit terakhir Obama justru melontarkan, "Kami percaya bahwa seorang gadis kecil yang ditawarkan untuk lari dari kemiskinan oleh seorang guru hebat atau hibah untuk kuliah bisa menjadi Steve Jobs berikutnya." Buah apel ajaib ini telah membuat ratusan ribu pemegang saham Apple Inc (AAPL) menikmati kemakmuran belipat ganda, karena harga saham Apple dalam kurun waktu satu dasawarsa ini sudah meningkat hampir 100 kali lipat-nya. Itu artinya sebagai sebuah ilustrasi kalau kita pada tahun 2002 menggenggam saham Apple Inc (AAPL) senilai 10 juta rupiah makan kini nilai saham buah apel itu sudah menjadi Rp 1 miliar. Inilah keajaiban sebuah inovasi, sebuah intangible assets yang bisa mengalahkan tangible assets dari para raksasa perusahaan minyak global. Kita ambil contoh Exxon Mobile yang mempunyai nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 4.000 Triliun atau Petro China yang mempunyai nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 2.800 Triliun. Kalau dibandingkan kedua perusahaan minyak tersebut si buah apel mungkin hanya mempunyai tangible assets 1 persenya. Namun kecilnya tangible assets tersebut dapat dilipat gandakan oleh faktor "knowledge asset" yang ruh-nya adalah inovasi. Mantra inovasi inilah yang bisa menyulap buah apel menjadi bernilai Rp 6.000 Triliun. Andaikata kita mempunyai sosok CEO jenius yang mungkin mempunyai kejeniusan setengah dari Steve Jobs maka banyak masalah dari negeri ini yang bisa terselesaikan. FB: arofiq aja Twitter: @rofiq70

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun