[caption id="attachment_99198" align="aligncenter" width="474" caption="Istimewa - modifikasi"][/caption]
Tahun 2011 ini mungkin boomingnya "Yang Ditukar" kali ya. Ada sinetron Putri Yang Ditukar (PYD), sebuah sinetron terlaris 2010/2011 yang berhasil mencetak TVR dua digit -> 10,4% dan memukau 35,3% pemirsa TV. Bahkan dalam ajang Panasonic Gobel Awards XIV, sinetron ini mendapat predikat Drama Seri Terfavorit, sekaligus Atalarik Syach dan Nikita Willy sebagai aktor dan aktris terfavorit.
Lalu apa hubungannya sinetron ini dengan Roy Suryo, seperti heboh pemberitaan "sinetron" Kursi Yang Ditukar (KYD) dengan aktor utamanya Roy Suryo Sabtu (26/3/2011) pagi, sang Aktor terlibat insiden rebutan kursi di pesawat Lion Air tujuan Yogyakarta dengan penumpang lain bernama Ernest. "Akhrnya #CaptVino kluar dr cockpit,dan teriak ke pramugari: JAM BRAPA INI!?!?! KITA UDAH TERLAMBAT! Saat itu udh jam 6.30,flightnya jam 6.15," tulis Ernest dalam akun twitternya.
Kemudian, pramugari dan petugas bandara menghampiri Roy Suryo melakukan dialog dan akhirnya Roy Suryo menyampaikan permohonan maaf kepada para penumpang kemudian meninggalkan pesawat bersama istrinya. Pihak Lion Air mengatakan, Roy Suryo seharusnya terbang untuk penerbangan berikutnya, yakni pukul 07.45. Namun, menurut Roy Suryo dia sebelumnya telah mengajukan pemajuan jadwal penerbangannya hari itu dan Lion Air menyatakan bisa (28/3) - inilah.com.
Inilah cerita drama satu babak "sinetron" KYD ala Roy Suryo. Meski hanya satu babak namun popularitasnya ternyata mampu menggegerkan jagad media jejaring sosial - Twitter. Berita mengenai Roy Suryo ini bahkan sempat masuk dalam urutan nomor 9 trending topic di Twitter. Dari peristiwa ini paling tidak ada tiga pelajaran atau pesan moral yang bisa dipetik. Pertama, media jejaring sosial seperti mikroblogging (twitter) kini semakin menunjukkan kekuatannya sebagai salah satu pilar utama sumber informasi untuk membentuk opini publik.
Selama ini pembentukan opini publik hanya didominasi oleh sumber media-media umum, baik cetak, elektronik (radio dan televisi) maupun media online profesional komersial. Namun sejak maraknya penggunaan media jejaring sosial, semakin banyak nara sumber berita yang datangnya dari media jejaring sosial, seperti: Twitter, Facebook, Twitter, Youtube serta beberapa media jejaring sosial lokal lainnya.
Kedua, masalah konten muatan dari berita KYD ala Roy Suryo ini, bahwa publik kini dengan senjata ampuhnya media jejaring sosial ternyata sudah mampu menjadi watchdog (anjing pelacak) khususnya bagi pejabat publik. Selama ini tugas pengawasan pejabat publik ini hanya menjadi beban pada rekan-rekan kita yang berprofesi sebagai wartawan. Seiring dengan pesatnya perkembangan citizen journalism (jurnalisme partisipatoris atau jurnalisme warga) kini tugas watchdog kepada pejabat publik tidak lagi hanya dimonopoli oleh wartawan profesional. Namun setiap warga kini dapat sebagai sumber berita sekaligus bisa dengan aktif mengeluarkan opininya langsung lewat jalur media jejaring sosial.
Heboh pemberitaan KYD ala Roy Suryo ini bermula dari media sosial micro blogging Twitter dari pemilik akun @ernestprakasa, sehingga publik jadi mengetahui persoalan Roy Suryo di pesawat Lion Air melalui jejaring sosial tersebut. Meski memang kita harus akui secara jujur bahwa acapkali memang informasi melalui sosial media seperti twitter perlu ada cek dan ricek lagi, karena sifatnya yang hanya satu pihak. Berbeda misalnya dengan laporan media resmi dari wartawan profesional yang memang dituntut cover bothside. Terlepas dari polemik itu semua seorang warga citizen journalism telah berhasil menjalankan tugasnya sebagai watchdog bagi seorang pejabat publik yang sedang berada di ranah publik.
Ketiga, perkembangan kekinian bahwa publik kini ada semacam sikap antipati terhadap sosok pejabat publik. Hal ini timbul karena berbagai realitas yang muncul ke ranah publik menggabarkan sosok pejabat publik itu sebagai sosok yang negatif, dengan sifat-sifatnya: tidak konsisten, tuntutan fasilitas lebih, sok kuasa, mau menang sendiri, kolutif dan korup. Inilah sifat-sifat dari gambaran seorang pejabat publik yang berkembang luas di masyarakat.
Maka sangat bisa dipahami kejadian drama KYD ala Roy Suryo ini, ketika ada seorang pejabat publik yang mencoba memanfaatkan jabatannya untuk mendapat layanan prioritas yang bertabrakan dengan norma-norma umum, maka opini publik langsung bereaksi sangat keras. Bahkan peristiwa "kecelakaan kecil" ini mendapat liputan media umum yang begitu luas dan begitu haru biru. Pokoknya popularitas "sinetron" satu babak KYD ala politisi Partai Demokrat ini tidak kalah dengan sinetron PYD. Jangan-jangan nanti Roy Suryo dilamar sama produser sinetron untuk melanjutkan serial sinetron PYD, kita tunggu tanggal mainnya.
Twitter: @rofiq70
FB: arofiq aja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H