Mohon tunggu...
Arofiq Rofiq
Arofiq Rofiq Mohon Tunggu... profesional -

Nama lengkap arofiq biasa dipanggil rofiq, kenapa di kompasiana Username URL-nya menggunakan inisial rofiq70, ya karena sudah terlanjur dan sekedar memberi tanda lahir di tahun 1970, maksudnya biar nggak bandel lagi karena umurnya udah semakin tua……hehehe. Pernah menjadi wartawan majalah remaja dan mode 15 tahun yang lalu. Sekarang berkiprah di dunia per-konsultan-an bidang manajeman, komunikasi perusahaan, media sosial, etc…….

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nggak Malu Tuh, Klub Ikut Kompetisi Abal-Abal....

26 Januari 2011   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87363" align="alignnone" width="585" caption="Istimewa"][/caption]

Menyusul terbongkarnya Mega Skandal Kompetisi ISL dibawah asuhan PSSI Tempo Bongkar Habis Kebobrokan “KoruPSSI” Laga ISL!Pertanyaan kritis dari para pecinta sepak bola se-tanah air, masihkan perlu kompetisi ISL ini dilanjutkan, sebelum adanya penyelidikan atau investigasi lebih lanjut tentang tentang masalah ini dari aparat hukum yang berwenang. Hal ini sangat-sangat penting mengingat kompetisi pertandingan sepak bola itu bukan sejenis ketoprak, wayang orang, ludruk, teater, sinetron, drama, sirkus atapun reality show yang semuanya sudah diatur sebelum penampilan. Namun hakekat sebuah pertandingan bola itu adalah sterilnya lapangan hijau dari berbagai bentuk pengaturan hasil pertandingan.

Hal ini suatu yang sangat prinsip terutama dalam sebuah arena pertandingan sepak bola. Etika dan prinsip ini bahkan masih terus di pegang teguh dimanapun tempat, di seluruh ujung dunia. Bahkan dalam sebuah negeri yang konon merupakan gudangnya para Mafioso - Italiano, prinsip transparansi dan fair play di lapangan hijau masih tetap terus ditegakkan. Seperti dalam tulisan saya sebelumnya tentang penegakan disiplin pada lapangan hijau di negara Italia Calciopoli di Negeri Mafia Ada Etika, PSSI mBahnya Mafioso !

Setelah terbongkarnya Mega Skandal di laga ISL, sebagai salah satu pencinta sepak bola, saya sungguh tidak rela melihat para Klub yang main di Kompetisi ISL hanya dipandang sebagai 'pemain sinetron' atau 'pemain sirkus' yang siap menjalankan perintah sang sutradara. Apakah model kompetisi seperti ini masih mau dilanjutkan, saya kira kita semua belum se-gila itu untuk menerima tontonan sebuah reality show pertandingan sepak bola. Masalah kualitas permainan sepak bola itu bisa no 2, jangankan lihat pertandingan skala nasional, untuk sebuah pertandingan sepak bola antar kampung, kalau pertandingan itu hanya bentuk reality show, kita pasti akan marah, karena merasa tertipu.

Bongkar dan tuntaskan dulu semua kongkalikong dan reality show ala kompetisi ISL, jangan sampai ISL diplesetin menjadi Indonesia Sinetron League......dan tontonan kompetisi ISL bagai menonton reality show Termehek Memek.......Hai PSSI buktikan di pengadilan kalau memang tuduhan Tempo tidak terbukti, kalau diam saja berarti mengakui !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun