Selama tiga hari, 17 -- 19 Juli 2019, Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Ndara Tanggu Kaha, mengunjungi Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian (BPTP) Mataram untuk konsultasi tentang cara memelihara ayam Kampung Unggul BPTP dan kambing (Etawa). Konsultasi yang dilaksanakan oleh Wabup Ndara Tanggu ini serupa dengan belajar kilat.
Selasa siang, 17 Juli, setelah tiba di bandar udara Lombok Praya dari Soekarno Hatta, Ndara Tanggu yang didampingi oleh Eltris Kondo dan Petrus Tanggu Solo, Â tidak mau membuang waktu berlalu begitu saja. Mereka tidak langsung menuju Kota Mataram untuk mencari hotel tempat menginap. Tapi mereka lebih memilih ke lokasi petani peternak ayam di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Tiba di Kota Mataram, Petrus Tanggu Solo, ajudan Wabup Ndara Tanggu menghubungi saya untuk memastikan posisi penginapan saya di Kota Mataram. Saya sesungguhnya bertujuan yang sama dengan mereka, namun berbeda maskapai penerbangan. Sehingga tidak bisa bersama-sama saat itu.
Setelah mengetahui posisi penginapan saya, maka Petrus Tanggu Solo dan Eltris Kondo, merapat dan juga menginap di hotel yang sama dengan saya.
Keesokan pagi hari, Kamis 18 Juli, kami bertiga mendampingi Wabup Ndara Tanggu menuju BPTP Mataram di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Di sana kami diterima oleh PLH Kepala BPTP, Ir. Sofyan Souri di ruang kerjanya.
Dalam pertemuan terbatas itu, yang juga dihadiri oleh beberapa staf peneliti BPTP, Wabup Ndara Tanggu menyampaikan tujuan kunjungannya. "Kami datang ke sini untuk belajar tentang cara memelihara ayam KUB dan kambing Etawa karena berdasarkan petunjuk dari Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian RI, BPTP Mataram ini sudah sukses mengembangkannya," kata Ndara Tanggu.
Tujuan kunjungan kami ini ditanggapi sangat positif oleh BPTP Mataram. Bukan sebatas kata-kata tapi langsung dengan tindakan cepat dan nyata. Kami diperbolehkan untuk melihat secara dekat proses penangkaran dan pemeliharaan  ayam KUB milik BPTP di posisi belakang Kantor BPTP Mataram tersebut.
Saat itu kami didampingi oleh dua orang peneliti BPTP yaitu Totok B Julianto, SPt dan Dr Ir Yohanes Geli, MSi, seorang putra asal Sumba Barat Daya. Sampai di kandang ayam KUB ini, kami menyaksikan semua kandang yang ada penuh dengan ayam KUB dengan umur yang bertingkat-tingkat. Ayam-ayam yang berumur 3 -- 4 bulan sama besarnya dengan ayam yang sudah berumur lebih dari 1 tahun di daerah kami.
Di sini kedua peneliti tersebut sangat bersemangat memberikan penjelasan kepada kami, mulai dari proses menetaskan telur dengan mesin penetas, memelihara, dan memanen sampai dengan memasarkan ayam KUB. Kami juga diberi penjelasan tentang kandang yang baik dan pakan ayam KUB yang sehat.
Wabup Ndara Tanggu dan juga kami sangat serius mendengarkan penjelasan kedua peneliti tersebut. Kami juga tidak merasa malu bertanya untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap.
Jali, sapaan akrab Jali A Sujadi ini, menyambut kami dengan penuh semangat dan santun. Ia memperbolehkan kami untuk melihat kandang ayamnya yang menampung 500 ekor ayam petelur KUB. Ia juga memberikan penjelasan seperlunya sesuai yang kami tanyakan kepadanya.
Cukup lama kami berada di tempat ini. Dari sini, kami diajak untuk mengunjungi peternakan kambing dan setelah itu kami diajak pula untuk melihat secara langsung keluarga-keluarga miskin yang diberi bantuan ayam KUB oleh BPTP di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Setiap keluarga miskin ini diberi bantuan 50 ekor ayam KUB beserta subsidi pakan, sebagai stimulan untuk mengentaskan mereka dari kemiskinannya.
Sesuai pengamatan kami ada yang berhasil dan ada juga yang kurang berhasil. Mereka yang kurang berhasil atau gagal disebabkan oleh ketidakmampuan menyediakan bahan pakan ternak ayam setelah stok subsidi sudah selesai.
Dari peternak milineal ayam KUB yang berhasil di Desa Aik Bukak tadi, Totok dan Jhon, mengajak kami ke peternakan kambing milik PT Sadhara Arifnusa di Sikur Kabupaten Lombok Timur. Di sini kami disambut hangat oleh Mustawirya, salah satu staf di perusahaan tersebut. Ia sangat ahli tentang cara memelihara kambing yang baik dan benar.
Di peternakan ini, Wabup Ndara Tanggu dan kami belajar bagaimana memelihara kambing yang baik dan benar. Mustawiryawan memberikan penjelasan panjang lebar namun rinci kepada kami. Mulai dari pemilihan jenis bibit, pemeliharan, pembuatan kandang, ketersedian pakan, sampai dengan pemasarannya. Â Mustawiryawan juga menyampaikan program kepedulian perusahaannya kepada keluarga miskin yang memberikan kredit lunak beternak kambing untuk mengentaskan kemiskinan keluarga miskin tersebut.
Dari penjelasan demi penjelasan yang disampaikan Mustawiryawan tersebut, Ndara Tanggu dan kami bukan saja cukup mengerti bagaimana memelihara kambing yang baik dan benar. Tapi juga memperoleh masukan yang sangat berarti terkait urgensi, untung dan ruginya mengembangkan kambing etawa. Apalagi jika diperuntukkan bagi keluarga miskin.
Tapi jika ingin kambing yang fisiknya lebih besar dari kambing lokal daerah kita, maka saran Mustawiryawan, sebaiknya datangkan saja bibit kambing jantan etawa untuk dikawinkan dengan kambing betina lokal daerah kita. Menurutnya, hal ini jauh lebih efisien dan efektif.
Mustawiryawan juga menyarankan kepada kami bahwa jika ingin mengembangkan kambing kepada rakyat, jangan langsung membuat program untuk membagi-bagi kambing. "Tapi, minta terlebih dahulu kepada rakyat untuk mempersiapkan sumber makanan. Jika sumber makanannya tidak tersedia maka kambing yang dibagikan hasilnya akan nol besar. Tidak akan berkembang. Pasti akan mereka jual," jelasnya.
Jenis tanaman sebagai sumber pakan kambing yang baik, menurut Mustawiryawan, yaitu turi, lamtoro, gamalino atau jati putih, kelor, mahoni, nila atau indigofera dan lain-lain.
Kami di Lombok Tengah sampai menjelang magrib. Di sini kami berpisah karena pulang berbeda arah. Saya nunut kendaraan Wabup Ndara Tanggu bersama Petrus dan Eltris menuju Kota Mataram. Sedangkan Totok dan Jhon satu mobil menuju Kantor BPTP.
Sebelum berpisah, saya pamit kepada Totok dan Jhon bahwa kunjungan hari ketiga, Jumat 19 Juli, saya tidak bisa ikut lagi, karena saya harus menuju Denpasar. Jadi yang tetap akan mendampingi Wabup Ndara Tanggu pada hari ketiga tinggal dua orang yaitu Petrus dan Eltris. Bagaimana hasilnya? Akan saya konfimasi dan informasikan dalam artikel berikut.
Terima kasih Mas Totok dan Kak Jhon. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan.
Tambolaka, 21 Juli 2019
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H