Kelima, sarana psikologi kebudayaan. Orang-orang berpengaruh di Sumba, khususnya di wilayah suku Kodi, nama mereka dikiaskan dengan nama kuda (Ndara). Misalnya, Ndara Kamodo, Ndara Jakamere, Ndara Iha, Ndara Kandi Hemba, Ndara Langa Dadi, Ndara Kanuru, Ndara Jaka Laki, Ndara Jappa Loka, dan Ndara Tanggu Kaha.
Juga kuda dan manusia dianggap mempunyai hubungan psikologis atau kejiwaan dan kesetiakawanan yang digambarkan dalam pitutur adat "Ndara Ole Ura, Bangga Ole Ndewa, Â yang berarti kuda sebagai kawan segaris urat tangan, anjing sebagai kawan sejiwa".
Dan keenam, sarana religius. Hal ini mudah kita jumpai ketika ada orang Sumba yang meninggal, terutama orang-orang besar dan kaya, saat dikuburkan disertakan kuda tunggang, sebagai kendaraannya menuju alam baka. Kuda ini bisa disembelih dan bisa juga tidak disembelih. Kuda yang tidak disembelih diserahkan kepada pihak om orang yang meninggal.
Kondisi Sumba saat ini, populasi kuda Sumba terus menurun secara tajam. Ini adalah fakta yang sangat menyedihkan karena dampak negatifnya terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Sumba.
Dampak negatif apakah itu? Hukum ekonomi berlaku, kuda langka harganya sangat mahal. Tentu hal ini dilihat dari sisi kondisi daya beli masyarakat Sumba sendiri. Dampak lanjutannya adalah proses adat-istiadat perkawinan dan tradisi pesta kematian atau penguburan orang mati, seringkali tidak berjalan normalnya. Disamping itu, penyelenggaraan iven Pasola dari tahun ke tahun kurang ramai, karena kurangnya kuda yang berlaga dalam arena Pasola.
Menghadapi kondisi riil di atas, pemerintah daerah empat kabupaten sedaratan Sumba sudah cukup berusaha melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan populasi ternak kuda Sumba, seperti melarang penjualan kuda betina produktif ke luar pula dan memotong atau menyembelih kuda betina produktif dalam pesta adat.
Namun belum ada tanda-tanda mampu menahan laju penurunan populasi kuda Sumba, karena laju pertumbuhan dan peningkatan jumlah penduduk Sumba juga terus mengalami peningkatan.
Tambolaka, 26 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H